Pelajaran Alkitab Yohanes 4:43-54: Kesembuhan Anak Pejabat Raja

Published On: 21 de Mei de 2024Categories: Pelajaran Alkitab

Injil Yohanes kaya akan narasi yang menunjukkan keilahian Yesus melalui mukjizat dan ajaran-Nya. Salah satu narasi ini ditemukan dalam Yohanes 4:43-54, di mana Yesus menyembuhkan anak seorang pejabat raja. Ayat ini tidak hanya mengungkapkan kuasa Yesus, namun juga menyoroti pentingnya iman. Dalam pelajaran ini, kita akan menganalisis ayat demi ayat untuk lebih memahami pesan yang penuh kuasa ini.

Yohanes 4:43 “Dan dua hari kemudian ia berangkat dari sana dan pergi ke Galilea.”

Setelah tinggal dua hari di Samaria, di mana banyak orang mempercayai firman-Nya, Yesus berangkat ke Galilea. Gerakan ini penting karena menunjukkan bahwa Yesus tidak terbatas pada kelompok tertentu, namun bersedia membawa pesan keselamatan kepada orang-orang yang berbeda, mendobrak hambatan budaya dan sosial. Ini adalah contoh bagaimana Yesus menggenapi misi menjadi terang bagi segala bangsa (Yesaya 49:6).

Yohanes 4:44 “Sebab Yesus sendiri memberi kesaksian bahwa seorang nabi tidak mendapat kehormatan di negerinya sendiri.”

Ayat ini mencerminkan kebenaran yang menyedihkan namun umum: sulitnya mengenali dan menerima seorang nabi oleh mereka yang telah mengenalnya sejak masa mudanya. Dalam Matius 13:57, kita melihat situasi serupa ketika Yesus ditolak di Nazaret. Hal ini mengajarkan kita tentang penolakan yang sering kita temui ketika membagikan iman kepada orang-orang terdekat kita.

Yohanes 4:45 “Maka ketika dia tiba di Galilea, orang-orang Galilea menyambut dia, karena mereka telah melihat segala sesuatu yang dilakukannya di Yerusalem pada hari perayaan itu; karena mereka juga pergi ke pesta itu.”

Orang-orang Galilea menerima Yesus dengan antusias, ketika mereka menyaksikan perbuatan-Nya di Yerusalem. Penerimaan ini didasarkan pada tanda-tanda dan mukjizat yang telah Dia lakukan. Namun, Yesus mencari iman yang melampaui kebutuhan akan tanda-tanda yang terlihat, seperti yang Dia sebutkan dalam Yohanes 20:29: “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”

Yohanes 4:46 “Kedua kalinya Yesus pergi ke Kana di Galilea, di mana Ia membuat anggur dari air. Dan di sana ada seorang bangsawan, yang putranya sedang sakit di Kapernaum.”

Yesus kembali ke Kana, tempat Dia melakukan mukjizat pertama-Nya mengubah air menjadi anggur (Yohanes 2:1-11) . Rujukan pada mukjizat pertama ini membentuk konteks pengharapan dan iman. Petugas tersebut, mungkin seorang non-Yahudi dan melayani Herodes, mencari Yesus dengan putus asa demi kesehatan putranya, yang menunjukkan bahwa kebutuhan dapat membawa siapa pun kepada Yesus, terlepas dari status sosial atau asal usul mereka.

Yohanes 4:47 “Ketika ia mendengar, bahwa Yesus akan datang dari Yudea ke Galilea, pergilah ia menemui Yesus dan memohon agar Yesus turun dan menyembuhkan anaknya, karena ia sudah hampir mati.”

Petugas itu, setelah mendengar kedatangan Yesus, segera mencari Dia, memohon kesembuhan putranya. Tindakan mencari Yesus di saat putus asa ini mengingatkan kita akan janji yang terdapat dalam Yeremia 29:13: “Dan kamu akan mencari Aku dan menemukan Aku, apabila kamu mencari Aku dengan segenap hatimu.”

Yohanes 4:48 “Kemudian Yesus berkata kepadanya: Jika kamu tidak melihat tanda-tanda dan mukjizat, kamu tidak akan percaya.”

Yesus menunjukkan kecenderungan manusia untuk mencari tanda-tanda yang terlihat untuk dipercaya. Komentar ini dimaksudkan untuk memperkuat iman petugas tersebut dengan mengajaknya untuk mempercayai Yesus bukan hanya karena mukjizat-mukjizat-Nya, namun juga karena firman-Nya dan otoritas ilahi-Nya. Dalam Ibrani 11:1, kita diingatkan bahwa “iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan, dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”

Yohanes 4:49 “Kata bangsawan itu kepadanya, Tuhan, turunlah, sebelum anakku meninggal.”

Tanggapan petugas menunjukkan urgensi dan keputusasaan. Dia menyebut Yesus sebagai “Tuhan,” mengakui otoritas dan kuasa-Nya. Tindakan ketundukan dan pengakuan ini sangat penting, menunjukkan iman yang, bahkan dalam keputusasaan, berseru kepada Yesus sebagai satu-satunya harapan. Hal ini mengingatkan kita pada seruan pemazmur dalam Mazmur 121:2: “Pertolonganku datang dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.”

Yohanes 4:50 “Kata Yesus kepadanya: Pergilah, anakmu hidup. Dan orang itu percaya akan perkataan yang Yesus katakan kepadanya, lalu dia berangkat.”

Yesus hanya memberi tahu petugas bahwa putranya masih hidup, tanpa perlu hadir secara fisik untuk melakukan mukjizat. Petugas itu mempercayai perkataan Yesus dan pergi, menunjukkan iman yang luar biasa. Peristiwa ini memperkuat pentingnya mempercayai firman Tuhan, seperti yang diajarkan dalam Roma 10:17: “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran akan firman Tuhan.”

Yohanes 4:51 “Dan ketika dia segera turun, hamba-hambanya menemui dia dan memberitahukan kepadanya, katanya: Anakmu masih hidup.”

Para pelayan petugas menemukannya dengan kabar bahwa putranya masih hidup. Pertemuan ini berfungsi sebagai peneguhan perkataan Yesus, memperkuat iman petugas. Ini adalah contoh praktis bahwa iman kepada Yesus tidak pernah sia-sia, seperti terlihat dalam Markus 11:24: “Sebab itu Aku berkata kepadamu, apa saja yang kamu minta dalam doa, percayalah bahwa kamu menerimanya, maka kamu akan menerimanya.”

Yohanes 4:52 “Maka dia bertanya kepada mereka jam berapa dia merasa lebih baik. Dan mereka berkata kepadanya, Kemarin, pada jam ketujuh, demamnya sudah hilang.”

Petugas bertanya tentang waktu yang tepat untuk kesembuhan putranya, dan para pelayan menjawab bahwa saat itu adalah jam ketujuh. Detail ini mengungkapkan ketepatan dan kuasa mukjizat yang dilakukan Yesus. Penyembuhan terjadi tepat pada saat Yesus menyatakan bahwa anak laki-laki itu akan hidup, menunjukkan otoritas-Nya atas waktu dan penyakit.

Yohanes 4:53 “Kemudian sang ayah menyadari bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya, Anakmu hidup; dan dia serta seisi rumahnya menjadi percaya.”

Menyadari bahwa kesembuhan terjadi tepat pada saat Yesus berbicara, petugas dan seluruh rumah tangganya percaya kepada Yesus. Pertobatan keluarga ini menunjukkan dampak mukjizat sejati dan firman Allah. Kisah Para Rasul 16:31 menggemakan kebenaran ini: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus, maka kamu dan seisi rumahmu akan diselamatkan.”

Yohanes 4:54 “Yesus melakukan mukjizat yang kedua ini ketika Ia pergi dari Yudea ke Galilea.”

Penginjil Yohanes mengakhiri dengan menyebutkan bahwa ini adalah mukjizat Yesus yang kedua di Kana di Galilea. Penutupan ini menggarisbawahi kesinambungan dan peningkatan wahyu pelayanan Yesus, menunjukkan bahwa setiap mukjizat bukan hanya sebuah tindakan yang terisolasi, namun bagian dari rencana besar Tuhan untuk keselamatan umat manusia.

Kesimpulan

Penyembuhan anak pegawai raja dalam Yohanes 4:43-54 menyoroti pentingnya iman kepada Yesus dan firman-Nya. Mukjizat ini menunjukkan bahwa Yesus berkuasa mengatasi jarak dan penyakit, dan bahwa Dia merespons dengan iman yang sejati, meskipun tidak sempurna atau putus asa. Kisah ini menantang kita untuk mempercayai Yesus sepenuhnya, mengetahui bahwa firman-Nya cukup dan penuh kuasa.

Share this article

Written by : Ministério Veredas Do IDE

Leave A Comment

Latest articles