Surat kepada jemaat di Roma, yang ditulis oleh rasul Paulus, adalah salah satu surat yang paling dalam dan kaya secara teologis dalam Perjanjian Baru. Dalam pasal 8, Paulus memaparkan keagungan kasih Allah yang tak tergoyahkan bagi anak-anak-Nya, menyoroti keamanan mutlak yang kita miliki di dalam Kristus Yesus. Ayat 38 dan 39 dengan kuat meringkaskan kepastian bahwa tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih tanpa syarat itu.
Dalam pelajaran Alkitab ini, kita akan menyelidiki kebenaran dan implikasi dari kasih Allah yang tak tergoyahkan ini. Kita akan menelusuri berbagai aspek yang disebutkan oleh Paulus dalam Roma 8:38-39 , berusaha untuk memahami bagaimana pernyataan-pernyataan ini berdampak pada iman kita, kepercayaan kita kepada Tuhan dan kehidupan kita sehari-hari.
I. Tidak ada dalam Kehidupan atau Kematian yang Dapat Memisahkan Kita dari Kasih Allah
Aspek pertama yang disoroti oleh Paulus adalah kenyataan bahwa baik kematian maupun kehidupan tidak dapat memisahkan kita dari kasih Allah. Pernyataan ini mencakup seluruh spektrum keberadaan manusia, dari lahir hingga keabadian. Dalam segala keadaan, kita dapat yakin bahwa kasih Tuhan itu tetap dan tidak berubah.
1.1. Hidup: Tuhan mengasihi kita tanpa syarat dan tidak berubah, terlepas dari pengalaman, kesuksesan, atau kegagalan kita. Kasih Tuhan tidak didasarkan pada pencapaian atau jasa kita, tetapi pada sifat kasih-Nya sendiri. Cinta ini menemani kita di setiap tahap kehidupan, dari saat pembuahan hingga usia tua. “Sebelum Aku membentukmu di dalam rahim, Aku telah memilihmu; sebelum kamu lahir, aku memisahkan kamu dan mengangkat kamu menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.” (Yeremia 1:5)
1.2. Kematian: Kematian adalah peristiwa yang tak terelakkan bagi semua manusia, namun kepastian kasih Allah tetap tidak berubah. Bahkan dalam menghadapi ketakutan dan ketidakpastian yang dapat ditimbulkan oleh kematian, kasih Allah meyakinkan kita bahwa tidak ada yang dapat memisahkan kita dari hadirat-Nya yang kekal. Kehidupan setelah kematian dijamin bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. “Yesus menjawab, Akulah kebangkitan dan hidup. Barangsiapa percaya kepada-Ku, sekalipun ia mati, ia akan hidup” (Yohanes 11:25)
II. Tidak Ada Makhluk Surgawi atau Duniawi yang Dapat Memisahkan Kita dari Kasih Allah
Selain menyoroti keteguhan kasih Allah dalam menghadapi hidup dan mati, Paulus juga menyebutkan keamanan yang kita miliki dalam hubungan dengan makhluk surgawi dan duniawi. Tidak ada kekuatan atau kekuasaan yang dapat memutuskan ikatan kasih Tuhan dalam hidup kita.
2.1. Malaikat dan Kerajaan: Malaikat adalah makhluk surgawi yang kuat, diciptakan oleh Tuhan untuk memenuhi tujuan-tujuan-Nya. Paulus meyakinkan kita bahwa makhluk surgawi ini pun tidak dapat memisahkan kita dari kasih Allah. Malaikat adalah hamba Tuhan, dan tindakan mereka tunduk pada kehendak dan cinta Sang Pencipta.
“ Karena aku yakin bahwa baik kematian maupun kehidupan, baik malaikat maupun setan, baik masa kini maupun masa depan, maupun kekuatan apa pun ” (Roma 8:38-39)
2.2. Hal-Hal Saat Ini dan Masa Depan: Ketidakpastian tentang masa depan dapat menimbulkan kecemasan dan ketakutan di hati kita. Namun, pernyataan Paulus meyakinkan kita dengan menyatakan bahwa hal-hal sekarang atau yang akan datang pun tidak dapat memisahkan kita dari kasih Allah. Apa pun situasi yang kita hadapi, kita dapat mempercayai kesetiaan dan perhatian Bapa surgawi kita.
“Jangan takut, karena aku bersamamu; jangan cemas, karena aku adalah Tuhanmu; Aku akan menguatkanmu, aku akan membantumu, aku akan menopangmu dengan tangan kanan kebenaranku.” (Yesaya 41:10)
AKU AKU AKU. Tidak Ada Kekuatan atau Jarak Yang Dapat Memisahkan Kita dari Kasih Allah
Paulus melanjutkan daftar unsur-unsurnya yang tidak dapat memisahkan kita dari kasih Allah dengan menyebutkan “kekuatan” dan “ketinggian” dan “kedalaman”. Kata-kata ini membawa kita pada perenungan tentang kuasa Tuhan dan ruang lingkup kasih-Nya.
3.1. Kekuasaan: Kekuasaan mengacu pada otoritas atau kekuatan pemerintah apa pun, baik duniawi maupun spiritual. Tidak ada kekuatan atau penguasa yang dapat mengalahkan kekuatan dan kasih Tuhan. Dia berdaulat atas segala sesuatu dan menjalankan kekuasaan-Nya atas kerajaan dunia ini.
“Bagi Dialah yang dapat meneguhkan kamu menurut Injil yang Kuberikan dan yang diberitakan Yesus Kristus, menurut pengungkapan rahasia yang telah dirahasiakan selama berabad-abad” (Roma 16:25)
3.2. Tinggi dan Kedalaman: Penyebutan tinggi dan kedalaman menunjukkan luasnya kasih Tuhan yang tak terbatas. Tidak peduli seberapa tinggi atau dalam dosa, rasa bersalah, atau penderitaan kita, kasih Tuhan mampu menjangkau dan menyelamatkan kita. Dia mampu mengangkat kita dari kedalaman keputusasaan dan mengangkat kita ke ketinggian kasih karunia dan penebusan-Nya.
“Sebab tingginya langit dari bumi, demikianlah tinggi jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu” ( Yesaya 55:9)
IV. Tidak Ada Rasa Bersalah atau Penghukuman yang Dapat Memisahkan Kita dari Kasih Allah
Paulus, dalam suratnya kepada jemaat di Roma, menekankan bahwa tidak ada kesalahan atau penghukuman yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah. Dia menunjukkan bahwa di dalam Kristus Yesus kita telah dibenarkan dan diampuni dari segala dosa kita. Kebenaran ini membawa kebebasan dan kedamaian ke dalam hati kita, memungkinkan kita untuk menikmati kasih Tuhan sepenuhnya.
4.1. Pengampunan dan Pembenaran: Melalui pengorbanan Yesus di kayu salib, Allah menunjukkan kasih-Nya dengan mengampuni dosa-dosa kita dan menyatakan kita benar di hadapan-Nya. Tidak ada dosa, betapapun seriusnya, yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah ketika kita bertobat dan berpaling kepada-Nya dalam iman.
“Jika kita mengaku dosa kita, Ia setia dan adil untuk mengampuni dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (1 Yohanes 1:9)
4.2. Tidak Ada Penghukuman: Mereka yang ada di dalam Kristus Yesus bebas dari penghukuman apa pun. Kasih Tuhan telah membebaskan kita dari kuasa dosa dan kutukan kekal. Apa pun masa lalu kita, tidak ada penghukuman yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah.
“Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus” (Roma 8:1)
V. Tidak Ada Kelemahan atau Keraguan Yang Dapat Memisahkan Kita dari Kasih Allah
Paulus juga menekankan bahwa tidak ada kelemahan atau keraguan yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah. Dia mengakui pergumulan yang kita hadapi sebagai manusia, tetapi dia mendorong kita untuk percaya pada kecukupan kasih karunia Allah dan jaminan kasih-Nya bagi kita.
5.1. Kelemahan dan Keterbatasan: Kita semua menghadapi kelemahan dan keterbatasan dalam perjalanan Kristiani kita. Kita mungkin merasa tidak mampu, tidak mampu, atau tidak cukup. Namun, kasih Tuhan mampu bekerja dalam kelemahan kita dan membuat kita semakin kuat. Kasih karunia-Nya cukup untuk menopang kita dan memampukan kita menghadapi tantangan apa pun.
“Dan dia berkata kepadaku, kasih karunia-Ku cukup untukmu, karena kekuatanku menjadi sempurna dalam kelemahan. Oleh karena itu, dengan senang hati saya lebih suka bermegah dalam kelemahan saya, agar kuasa Kristus dapat tinggal di dalam saya.” (2 Korintus 12:9)
5.2. Keraguan dan Ketidakpastian: Di saat ragu dan tidak pasti, kita dapat bertanya pada diri sendiri apakah Tuhan benar-benar mengasihi kita dan apakah kasih-Nya benar-benar teguh. Namun, Firman Tuhan meyakinkan kita bahwa tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Tuhan, bahkan di tengah pergumulan dan pertanyaan kita. Kita dapat mencari Tuhan dalam doa, mempelajari Firman-Nya, dan menemukan kenyamanan dalam persekutuan dengan-Nya.
Kesimpulan
Pelajaran Alkitab berdasarkan Roma 8:38-39 membawa kita pada pemahaman yang mendalam tentang kasih Allah yang tak tergoyahkan bagi kita. Tidak ada apa pun dalam hidup atau mati, tidak ada makhluk surgawi atau duniawi, tidak ada kekuatan atau jarak yang dapat memisahkan kita dari kasih-Nya. Kebenaran yang mengubah hidup ini seharusnya mengisi kita dengan harapan, keyakinan, dan rasa syukur.
Saat kita menginternalisasi kasih Tuhan yang tak tergoyahkan, kita didorong untuk menjalani kehidupan dengan iman dan keberanian. Kita dapat menghadapi tantangan dengan keyakinan bahwa kasih Allah akan menopang kita. Kita dapat menahan godaan dan serangan musuh, mengetahui bahwa tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah. Kita juga dapat menyampaikan kasih itu kepada orang lain dengan membagikan pesan Injil dan menunjukkan kasih Allah dalam tindakan dan perkataan kita.
Semoga kita hidup setiap hari dengan menyadari kasih Tuhan yang tak tergoyahkan dalam hidup kita. Semoga kasih itu menguatkan kita, menghibur kita, dan memampukan kita menjalani kehidupan yang memuliakan Tuhan dalam segala keadaan.” Jadi sekarang tetaplah iman, harapan dan cinta, ketiganya; tetapi yang terbesar di antaranya adalah kasih ”(1 Korintus 13:13).