Mengapa Allah Begitu Mengasihiku?
Di banyak momen dalam hidup kita, kita dihadapkan pada pertanyaan mendalam: “Mengapa Allah begitu mengasihiku?” Pertanyaan ini mendorong kita untuk mencari pemahaman yang lebih dalam tentang kasih Allah yang tak terbatas dan hubungan-Nya dengan kita.
Ketika kita merenungkan kasih Allah, kita memikirkan siapa kita dulu dan siapa kita sekarang. Transformasi ini membawa kita pada pertanyaan utama dari studi Alkitab ini: Mengapa Allah mengasihiku?
Kasih Allah yang Tak Terukur
Kasih Allah kepada umat manusia begitu besar, menyeluruh, dan kuat sehingga melampaui kemampuan kita untuk memahaminya sepenuhnya. Sekalipun kita menulis sebuah buku panjang, kita tidak akan mampu menangkap sepenuhnya besarnya dan kekuatan kasih Allah kepada manusia.
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3:16)
Ayat ini mengungkapkan hati dan tujuan Allah bagi umat manusia, mengajarkan bahwa kasih-Nya cukup besar untuk mencakup semua orang dan seluruh dunia.
Pengorbanan Yesus: Ekspresi Tertinggi dari Kasih
Allah memberikan Anak-Nya yang tunggal sebagai kurban di kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita. Penebusan ini berasal dari hati Allah, yang kaya akan kasih. Yesus Kristus sama sekali tidak dipaksa untuk melakukan pengorbanan ini; Ia memilih untuk melakukannya sampai akhir karena kasih-Nya kepada kita.
Pada saat penyaliban-Nya, Yesus menunjukkan kasih ini dengan berkata:
Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. (Lukas 23:34)
Tindakan pengampunan ini, bahkan di tengah penderitaan besar, mengungkapkan kedalaman kasih Kristus.
Percaya kepada Kristus: Tiga Pilar Iman
Kasih Allah, yang dimanifestasikan melalui pengorbanan Yesus, mengundang kita untuk percaya. Iman ini mencakup tiga elemen utama:
- Keyakinan: Mengakui bahwa Kristus benar-benar Anak Allah dan satu-satunya Juruselamat bagi pendosa yang tersesat.
- Persekutuan: Hidup dalam penyerahan, pengabdian, dan ketaatan kepada Kristus, mencari hubungan yang intim dengan-Nya.
- Kepercayaan: Memiliki keyakinan penuh bahwa Kristus mampu dan bersedia memimpin orang percaya menuju keselamatan akhir dan persekutuan kekal dengan Allah di surga.
Mengapa Allah Mengasihiku, Meski Aku Gagal?
Mungkin Anda bertanya-tanya, “Mengapa Allah begitu mengasihiku, meskipun aku berdosa dan memiliki kekurangan?” Kasih Allah tidak didasarkan pada jasa kita, tetapi pada anugerah-Nya. Ia tidak memusatkan perhatian pada kesalahan yang telah kita lakukan sejauh ini; Ia peduli pada siapa yang bisa kita jadi mulai dari saat ini.
Ketika kita memilih untuk meninggalkan dosa, mengakui kesalahan kita, dan kembali kepada Allah dengan rendah hati, memohon pengampunan-Nya, anugerah-Nya mencapai kita dan mengubah kita. Allah menghapus pelanggaran kita dan mulai menulis cerita baru dalam hidup kita.
Aku telah disalibkan bersama-sama dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidup yang kini kuhidupi di dalam daging, kuhidupi dalam iman kepada Anak Allah, yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya bagiku. (Galatia 2:20)
Bahaya Kebinasaan Kekal
Ketika Yohanes 3:16 berbicara tentang “binasa,” itu tidak hanya merujuk pada kematian fisik, tetapi pada realitas mengerikan dari hukuman kekal di neraka. Yesus memperingatkan kita tentang bahaya ini:
Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; melainkan takutlah kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. (Matius 10:28)
Firman Allah mengajarkan bahwa keberadaan manusia tidak berakhir dengan kematian fisik. Kehidupan berlanjut untuk selama-lamanya, baik di hadirat Allah maupun di tempat siksaan. Yesus menjelaskan bahwa ada hukuman kekal bagi mereka yang menolak rencana keselamatan.
Anugerah Hidup Kekal
Allah mengutus Anak-Nya yang tunggal untuk mati di kayu salib agar tidak ada yang binasa. Ia tidak menghendaki manusia pergi ke neraka. Setiap orang yang percaya kepada Kristus menerima hidup kekal, sebuah anugerah yang diberikan ketika seseorang “lahir baru.” Kelahiran baru ini terjadi ketika seseorang menerima Yesus sebagai Juruselamat satu-satunya dan cukup, lalu memutuskan untuk menjalani hidup baru.
Arti Lahir Baru
Lahir baru berarti meninggalkan praktik-praktik berdosa dari masa lalu. Orang yang mencuri tidak lagi mencuri; yang membunuh tidak lagi membunuh; yang hidup dalam kemaksiatan tidak lagi melakukannya. Transformasi ini terjadi karena orang tersebut menjadi ciptaan baru, hidup sesuai dengan kehendak Allah.
Yesus: Satu-Satunya Jalan
Allah menunjukkan jalan menuju kerajaan surga, dan jalan itu adalah Yesus Kristus. Ia sendiri menyatakan:
Kata Yesus kepadanya: Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yohanes 14:6)
Yesus adalah satu-satunya perantara antara Allah dan manusia. Menerima-Nya sebagai Juruselamat adalah langkah pertama menuju kehidupan yang diubahkan dan jaminan keselamatan.
Kesimpulan: Undangan untuk Transformasi
Jika Anda sampai di sini dan masih bertanya-tanya, “Mengapa Allah begitu mengasihiku?” ketahuilah bahwa kasih Allah tidak bersyarat. Ia tidak memandang kesalahan masa lalu Anda, tetapi pada masa depan yang dapat Anda bangun bersama-Nya. Dengan meninggalkan dosa, mengakui kesalahan, dan mencari Allah dengan rendah hati, Anda mengizinkan anugerah-Nya mencapai dan mengubah hidup Anda.
Pengorbanan Yesus di kayu salib adalah bukti terbesar dari kasih Allah kepada Anda. Terimalah kasih ini, jalani hidup baru, dan berjalanlah bersama Kristus menuju kekekalan.