16Kisah Para Rasul 3 menyajikan kepada kita kisah yang luar biasa, penuh dengan ajaran mendalam tentang iman dan kuasa Allah. Dalam pelajaran ini, kita akan menjelajahi setiap detail dari pasal ini, mulai dari perjumpaan Petrus dan Yohanes dengan orang lumpuh di pintu bait suci hingga pelajaran yang dapat kita ambil untuk kehidupan kita saat ini.
Pertemuan di Bait Suci – Kisah Para Rasul 3:1-11
Pasal ini dimulai dengan Petrus dan Yohanes pergi ke bait suci untuk berdoa, seperti biasa. Pada saat itu, mereka menemukan seorang lelaki lumpuh sejak lahir, digendong setiap hari untuk meminta sedekah di pintu masuk kuil yang dikenal sebagai Porta Formosa. Pria ini, saat melihat Petrus dan Yohanes, meminta sedekah kepada mereka, namun menerima sesuatu yang jauh lebih berharga: kesembuhan dalam nama Yesus.Episode ini mengingatkan kita akan pentingnya memperhatikan peluang yang Tuhan tempatkan di jalan kita, bahkan dalam situasi sehari-hari. Sama seperti Petrus dan Yohanes, yang pergi ke bait suci untuk berdoa, namun terbuka terhadap gerakan Roh Kudus ketika mereka bertemu dengan orang lumpuh, kita harus peka terhadap arahan Tuhan dalam hidup kita, siap bertindak sebagaimana Dia memimpin kita. .Dan Petrus dan Yohanes pergi bersama-sama ke bait suci pada jam doa yang kesembilan. Dan dibawalah seorang laki-laki yang timpang dari kandungan ibunya, dan setiap hari mereka menempatkannya di depan pintu kuil yang disebut Pura Indah, untuk meminta sedekah kepada mereka yang masuk. Ketika dia melihat Petrus dan Yohanes memasuki kuil, dia meminta mereka untuk memberinya sedekah. Dan Petrus, bersama Yohanes, memandangnya, berkata: Lihatlah kami. Dan dia memandang mereka, berharap menerima sesuatu dari mereka. Dan Petrus berkata, aku tidak mempunyai perak atau emas; tapi apa yang kumiliki, kuberikan padamu. Dalam nama Yesus Kristus dari Nazareth, bangkit dan berjalanlah. Dan sambil memegang tangan kanannya, dia mengangkatnya, dan seketika itu juga kaki dan jari kakinya kokoh. Dan dia melompat, dan berdiri, dan berjalan, dan masuk bersama mereka ke dalam bait suci, berjalan, dan melompat, dan memuji Tuhan. Dan seluruh rakyat melihatnya berjalan dan memuji Tuhan; Dan mereka mengenal dia, karena dialah yang duduk mengemis di depan gerbang kuil yang indah; dan mereka dipenuhi keheranan dan keheranan atas apa yang terjadi padanya. Dan ketika orang lumpuh yang telah disembuhkan itu menempel pada Petrus dan Yohanes, semua orang berlari ke arah mereka dengan takjub, ke serambi yang disebut serambi Salomo.Kisah Para Rasul 3:1-11Ayat 6 menyoroti pernyataan Petrus yang penuh kuasa: “Aku tidak mempunyai perak atau emas, tetapi apa yang kumiliki aku berikan kepadamu. Dalam nama Yesus Kristus dari Nazaret, berjalanlah!” Di sini, Petrus menyadari bahwa kekayaan sejatinya bukanlah harta benda, melainkan dalam nama Yesus Kristus. Ini adalah pelajaran mendasar bagi kita semua: kekayaan sejati terletak pada hubungan kita dengan Kristus dan iman kita kepada-Nya.Di sini yang paling menonjol adalah kebiasaan Petrus dan Yohanes pergi ke bait suci untuk berdoa. Tindakan sederhana ini mengungkapkan pentingnya persekutuan dengan Tuhan dan praktik doa yang teratur dalam kehidupan orang beriman. Saat dalam perjalanan menuju kuil, mereka bertemu dengan seorang lelaki lumpuh yang sedang mengemis di pintu masuk, yang dikenal dengan Gerbang Indah.Pria ini tentunya mewakili banyak orang di masyarakat pada saat itu dan bahkan saat ini – mereka yang terpinggirkan, membutuhkan dan kurang beruntung. Namun pertemuan dengan Pedro dan João benar-benar mengubah hidupnya. Alih-alih sedekah, dia menerima sesuatu yang jauh lebih berharga: kesembuhan dalam nama Yesus Kristus.Petrus, ketika berbicara kepada orang lumpuh itu, tidak menawarkan perak atau emas, tetapi sesuatu yang jauh lebih berharga – penyembuhan melalui kuasa Yesus. Hal ini mengajarkan kita bahwa sebagai orang Kristen, kita harus melihat lebih dari sekedar kebutuhan fisik seseorang dan berusaha memberikan penyembuhan dan pembebasan yang hanya dapat ditemukan di dalam Kristus.