Pembaharuan Batin: Harapan di Tengah Korupsi
Ayat 2 Korintus 4:16 membawa pesan pengharapan dan dorongan bagi orang percaya di dalam Kristus. Paulus, sang rasul, menulis kepada jemaat di Korintus menyoroti pentingnya menjaga iman dan ketekunan, bahkan dalam menghadapi kesengsaraan dan penuaan tubuh fisik kita.
“Jadi kami tidak putus asa; sebaliknya, sekalipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami diperbarui dari sehari ke sehari.” (2 Korintus 4:16)
Dalam pelajaran Alkitab ini, kita akan menelusuri kekayaan dan kedalaman ayat ini, membahas berbagai aspek yang berkaitan dengan pembaruan batin dan pengharapan yang kita temukan di tengah kerusakan tubuh fisik kita. Kita akan melihat bagaimana Alkitab menyajikan pembaharuan sebagai proses yang berkelanjutan, peran iman dan kepercayaan kepada Tuhan, dan bagaimana kita dapat menerapkan ajaran ini dalam hidup kita untuk bertumbuh dalam hubungan kita dengan Tuhan.
Hakikat Pembaharuan Batin dan Proses Berkelanjutan
Ungkapan “manusia lahiriah kita akan membusuk” mengingatkan kita pada realitas penuaan yang tak terelakkan dan keterbatasan tubuh fisik kita. Kita hidup di dunia yang mengalami kerusakan dan ketidaksempurnaan, dan tubuh kita dipengaruhi oleh keadaan ini. Namun, Paulus mengontraskan kenyataan ini dengan pembaharuan batin yang terjadi dalam diri orang percaya.
“Pembaruan batin” adalah proses transformatif yang terjadi di inti jiwa dan roh kita. Pembaharuan ini bukanlah buah usaha manusia, melainkan karya supernatural Roh Kudus dalam hidup kita. Sementara tubuh fisik kita mungkin melemah dan binasa, batin kita diperbarui dari hari ke hari oleh kasih karunia dan kuasa Allah.
Paulus menunjukkan bahwa pembaharuan batin bukanlah suatu peristiwa yang berdiri sendiri, tetapi suatu proses yang berkesinambungan dan progresif. Dia menggunakan ungkapan “dari hari ke hari” untuk menekankan bahwa pembaruan ini terjadi setiap hari, tetap, dan teratur. Itu bukan sesuatu yang hanya terjadi pada waktu-waktu tertentu atau keadaan-keadaan khusus, tetapi merupakan pengalaman sehari-hari bagi orang percaya.
Perspektif ini diperkuat dalam bagian-bagian Alkitab lainnya yang berbicara tentang kehidupan Kristen sebagai perjalanan pertumbuhan dan kedewasaan rohani. Mazmur 92:12-14, misalnya, mengumpamakan orang benar seperti pohon kurma yang tumbuh subur bahkan di usia tua. Gambaran ini mengilustrasikan gagasan bahwa saat kita tetap teguh di dalam Tuhan, iman kita terus diperbarui dan dikuatkan.
Sumber Pembaruan: Iman dan Pengharapan kepada Tuhan sebagai Landasan Pembaruan
Iman memainkan peran mendasar dalam proses pembaharuan batin. Dengan menyatakan “Oleh karena itu kami tidak putus asa”, Paulus menyoroti pentingnya mempercayai Tuhan dan janji pembaruan-Nya. Iman menuntun kita untuk melihat melampaui keadaan yang merugikan dan percaya bahwa Tuhan sedang bekerja di dalam diri kita, terlepas dari penampilan luar.
Ibrani 11:1
Harapan adalah elemen kunci yang menopang pembaharuan batin. Iman menghubungkan kita dengan Tuhan, dan harapan membuat kita berlabuh pada janji-janji-Nya. Rasul Petrus menasihati kita untuk menjaga pengharapan kita teguh pada Tuhan, terlepas dari keadaan di sekitar kita:
“Oleh karena itu, siapkan pikiranmu, sadarlah, dan taruhlah harapanmu sepenuhnya pada kasih karunia yang ditawarkan kepadamu pada wahyu Yesus Kristus.” 1 Petrus 1:13
Dalam ayat ini, kita diingatkan bahwa di tengah pencobaan dan tantangan hidup, kita harus tetap berharap pada kasih karunia yang dinyatakan dalam Kristus Yesus. Pengharapan ini seperti sauh bagi jiwa kita, menjaga kita tetap teguh dan aman di dalam Tuhan, sambil diperbarui di dalam.
Pembaharuan sebagai Transformasi Hati
Pembaruan batin tidak hanya terbatas pada aspek fisik atau emosional, tetapi juga melibatkan transformasi hati. Manusia batiniah, esensi keberadaan kita, diperdalam dan dibentuk oleh kehadiran dan kuasa Tuhan di dalam diri kita.
“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, dia adalah ciptaan baru; hal-hal lama telah berlalu; lihatlah, semuanya dilakukan lagi.”
Ayat ini mengungkapkan kepada kita bahwa dengan memberikan diri kita kepada Kristus, kita diubah menjadi ciptaan baru. Hal-hal lama, yang ditandai oleh dosa dan keegoisan, ditinggalkan, dan kita mengenakan hati yang baru, digerakkan oleh kasih, anugerah dan kemurahan Allah. Transformasi ini memampukan kita untuk hidup dalam kebenaran dan kekudusan, mencerminkan karakter Kristus dalam perilaku dan sikap kita.
Pembaharuan batin selaras dengan tujuan ilahi bagi hidup kita. Tuhan ingin membawa kita ke dalam pengalaman yang lebih dalam tentang keintiman dengan Dia dan keselarasan yang lebih besar dengan gambar Anak-Nya.
“Bagi mereka yang dia kenal sebelumnya, dia juga ditakdirkan untuk menjadi serupa dengan gambar Putranya, agar dia menjadi yang sulung di antara banyak saudara.”
Ayat ini mengajarkan kita bahwa Allah telah menakdirkan kita untuk menjadi seperti Yesus, Anak-Nya yang terkasih. Proses menjadi serupa dengan gambar Kristus ini terjadi melalui pembaharuan batin, di mana Roh Kudus bekerja di dalam kita, membentuk karakter kita dan memampukan kita menjalani kehidupan yang memuliakan Tuhan.
Pembaruan dan Pencarian Kekudusan
Pembaruan batin secara intrinsik terkait dengan pengejaran kekudusan. Sewaktu kita diubah secara batiniah, hasrat kita untuk menyenangkan Allah dan hidup dalam kepatuhan terhadap perintah-perintah-Nya meningkat.
“Ikuti kedamaian dengan semua orang dan kekudusan, yang tanpanya tidak seorang pun akan melihat Tuhan.” Ibrani 12:14
Perikop dari bahasa Ibrani ini menasihati kita untuk mencari pengudusan, karena melalui itu kita dapat melihat Tuhan dan mengalami kehadiran-Nya dalam hidup kita. Pembaharuan batin menuntun kita untuk menolak dosa dan membaktikan diri kita pada kehidupan yang benar dan murni di hadapan Tuhan.
Pembaruan dan Perspektif Kekal
Terakhir, pembaharuan batin mengingatkan kita akan pengharapan kita akan kehidupan kekal bersama Tuhan. Saat kita menghadapi kesulitan dan tantangan dunia ini, pembaruan batin menopang kita dengan prospek kemuliaan masa depan yang menanti kita.
“Karena kesengsaraan kita yang ringan dan sesaat menghasilkan bagi kita kemuliaan yang kekal, jauh melampaui segala perbandingan.” 2 Korintus 4:17
Ayat ini mendorong kita untuk menghadapi kesengsaraan dengan kesabaran dan keyakinan, karena itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kemuliaan abadi yang akan terungkap pada waktunya. Pembaharuan batin membantu kita tetap fokus pada apa yang kekal dan bertekun dalam iman, mengetahui bahwa pergumulan kita saat ini bersifat sementara, sedangkan pengharapan kita di dalam Kristus adalah kekal.
Kesimpulan:
Mempelajari 2 Korintus 4:16 mengungkapkan kepada kita keindahan dan kedalaman pembaharuan batin yang Tuhan kerjakan dalam hidup kita. Di tengah kerusakan dan keausan tubuh fisik kita, kita menemukan harapan pembaruan setiap hari di dalam batin kita.
Pembaruan ini adalah proses yang berkelanjutan, didorong oleh iman dan kepercayaan kita kepada Tuhan. Melalui itu, kita diubah menjadi ciptaan baru, menjadi serupa dengan gambar Kristus dan dimampukan untuk mengejar kehidupan yang kudus dan benar.
Pembaruan batin menopang kita melalui kesengsaraan dan mengarahkan kita menuju kemuliaan abadi yang menanti kita. Saat kita merenungkan ayat yang penuh kuasa ini, kita ditantang untuk semakin mencari pembaruan di dalam Tuhan, membiarkan Dia bekerja di dalam kita, membentuk kita sesuai dengan kehendak-Nya.
Semoga harapan pembaharuan batin memperkuat, mengilhami dan menuntun kita ke kehidupan persekutuan yang mendalam dengan Tuhan, hidup sesuai dengan tujuan ilahi keberadaan kita. Semoga kita diperbarui hari demi hari, sampai kita mencapai kepenuhan kemuliaan Kristus, pengharapan dan penebusan kita. Amin.