Amsal 3:11 – Hai anakku, janganlah menolak didikan Tuhan dan janganlah muak terhadap teguran-Nya

Published On: 13 de Januari de 2024Categories: Pelajaran Alkitab

Kitab Amsal merupakan sumber hikmah sejati yang menawarkan wawasan berharga bagi perjalanan hidup. Hari ini, kita akan mempelajari kata-kata bijak Raja Salomo, khususnya Amsal 3:11-12, yang mengungkapkan kepada kita aspek mendasar dari sifat kasih Allah. 

Amsal 3:11-12 mengingatkan kita: “Hai anakku, janganlah memandang rendah teguran Tuhan, dan janganlah merasa muak dengan teguran-Nya; sebab Tuhan menegur orang yang dikasihinya, sama seperti seorang ayah menegur anak yang dikasihinya.

Ayat-ayat ini memberikan gambaran tentang Tuhan yang sangat mengasihi kita, bahkan sampai mengoreksi kita ketika kita menyimpang dari jalan yang benar. Pada topik ini kita akan membahas tentang “koreksi”. Bayangkan kasih sayang seorang ayah yang menegur anaknya dengan kasih sayang dan kebijaksanaan, membimbingnya menuju yang terbaik. Demikian pula, Tuhan mengoreksi kita karena Dia mengasihi kita tanpa syarat.

Selain Amsal 3:11-12, kita dapat menemukan peneguhan mengenai kasih korektif ini dalam Dia beus 12:6: “Sebab Tuhan menegur orang yang dikasihi-Nya, dan menyesah setiap anak laki-laki yang diterima-Nya.” Di sini kita menyadari bahwa koreksi bukanlah tanda penolakan, melainkan penerimaan dan kepedulian.

Tujuan Transformatif dari Koreksi Ilahi

Koreksi Tuhan memiliki tujuan transformatif dalam hidup kita. Bila kita melihat ayat-ayat lain, misalnya Amsal 15:32“Siapa yang menolak teguran, meremehkan jiwanya, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh pengertian.” Kami memahami bahwa koreksi bukan hanya tentang hukuman, namun tentang pertumbuhan dan pemahaman rohani.

Saat kita merenungkan koreksi ilahi, penting untuk mengingat janji Tuhan dalam Yeremia 29:11: “Sebab Akulah yang mengetahui rencana-rencana yang Kumiliki untukmu, firman Tuhan, rencana untuk mensejahterakanmu dan tidak mencelakakanmu, rencana untuk memberimu harapan dan masa depan.“Koreksi Tuhan sejalan dengan rencana kebaikan-Nya bagi kita.

Menerima Koreksi dengan Kerendahan Hati dan Janji Berkat dalam Ketaatan

Wajar jika kita terkadang menolak koreksi, sama seperti seorang anak pada awalnya menolak bimbingan orang tuanya. Namun Amsal 3:11-12 memerintahkan kita untuk tidak meremehkan atau merasa muak dengan didikan Tuhan. Kerendahan hati adalah kunci menerima koreksi Tuhan.

Di dalam Yakobus 4:6, kita membaca:“Tuhan menolak orang yang sombong, tapi memberi rahmat kepada orang yang rendah hati.” Penolakan terhadap koreksi sering kali berakar pada kesombongan, sementara kerendahan hati membuka pintu menuju anugerah Tuhan yang mengubahkan. Semoga kita mempelajari kerendahan hati yang dicontohkan Yesus, sebagaimana adanya Matius 11:29: Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati.

Pada akhir Amsal 3:11-12 menyoroti janji yang indah:“Sebab Tuhan menegur orang yang dikasihi-Nya, sama seperti seorang ayah menegur anak yang dikasihinya.”Teguran ini bukan sekadar tindakan kasih, melainkan ekspresi kemurahan hati Tuhan yang mendalam.

Ayat-ayat lain memperkuat janji berkat dalam ketaatan ini. Di dalam Ulangan 28:1-2, kita membaca:“Dan akan terjadi, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan berpegang teguh pada segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan meninggikan engkau di atas segala bangsa di bumi.”

Oleh karena itu, ketika kita dengan rendah hati menerima koreksi Tuhan, kita membuka jalan menuju berkat yang berlimpah. Berkat-berkat ini melampaui materi dan mencakup kedamaian batin, kegembiraan dan persekutuan intim dengan Tuhan.

Kesimpulan: Perjalanan Cinta dan Koreksi

Kesimpulannya, Amsal 3:11-12 menyajikan kepada kita narasi tentang Tuhan yang cukup mengasihi kita sehingga memperbaiki jalan kita. Koreksi ini bukan untuk merugikan kita, namun untuk membentuk kita menjadi gambaran kasih ilahi. Saat kita menerima koreksi ini dengan kerendahan hati dan ketaatan, kita merasakan berkat yang mengalir dari hati Tuhan yang penuh kasih.

Semoga pembelajaran Alkitab ini mengilhami kita untuk menjalani perjalanan kasih dan koreksi yang Tuhan tawarkan kepada kita, yakin bahwa setiap koreksi adalah langkah menuju rencana pengharapan dan kemakmuran-Nya bagi hidup kita. Semoga kita, sebagai anak-anak terkasih, menerima koreksi dari Bapa surgawi kita dengan rasa syukur dan keyakinan, mengetahui bahwa hal itu menuntun kita pada hubungan yang lebih dalam dan bermakna dengan-Nya.

Share this article

Written by : Ministério Veredas Do IDE

Leave A Comment