Kitab Amsal dikenal sebagai kitab hikmat, dan ayat Amsal 9:10 menyatakan bahwa “takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian”. Ayat ini menyoroti pentingnya takut akan Tuhan dan bagaimana itu menjadi dasar dari hikmat dan pengetahuan sejati.
Takut akan Tuhan sering disalahpahami. Beberapa orang melihat ketakutan sebagai sesuatu yang negatif dan mengaitkannya dengan ketakutan atau kecemasan. Namun, sifat takut akan Tuhan yang sebenarnya adalah sesuatu yang sangat positif dan transformatif.
Tujuan dari pelajaran Alkitab ini adalah untuk mengeksplorasi apa artinya takut akan Tuhan, mengapa itu penting, dan bagaimana kita dapat menerapkan hikmat praktis ini dalam kehidupan kita sehari-hari.
Apakah takut akan Tuhan?
Sebelum kita mulai, penting untuk memahami apa itu takut akan Tuhan. Pada intinya, takut akan Tuhan adalah rasa hormat, hormat, dan cinta yang mendalam kepada Tuhan. Itu adalah pengakuan akan kebesaran Tuhan dan kedaulatannya atas segala sesuatu.
Takut akan Tuhan disebutkan di seluruh Alkitab sebagai kebajikan penting bagi kehidupan iman. Kitab Ayub, misalnya, menyatakan bahwa “takut akan Tuhan adalah hikmat, dan menjauhi kejahatan adalah pengertian” ( Ayub 28:28) . Pemazmur juga menulis: “Takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat; pemahaman yang baik dimiliki semua orang yang menuruti perintah-perintahnya; pujiannya tetap untuk selama-lamanya.” (Mazmur 111:10).
Ayat-ayat ini memperjelas bahwa takut akan Tuhan sangat penting untuk mendapatkan kebijaksanaan sejati dan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.
Mengapa takut akan Tuhan penting?
Takut akan Tuhan itu penting karena membawa kita pada pemahaman yang lebih dalam tentang siapa Tuhan itu dan bagaimana seharusnya kita menjalani kehidupan kita sehari-hari. Ketika kita takut akan Tuhan, kita mengakui bahwa dia kudus, adil dan penuh belas kasihan. Kami juga menyadari bahwa kami adalah orang berdosa dan kami membutuhkan rahmat dan keselamatan Anda.
Takut akan Tuhan membawa kita pada sikap rendah hati dan tunduk kepada Tuhan. Kita dipanggil untuk mengutamakan Dia dalam hidup kita, di atas segalanya. Ketika kita melakukan ini, kita dapat membedakan kehendak Tuhan dan mengikuti jalan-Nya.
Selain itu, takut akan Tuhan melindungi kita dari pencobaan dan dosa. Kitab Amsal mengatakan, “Dalam takut akan Tuhan ada kepercayaan yang kuat, dan anak-anaknya akan mendapat tempat berlindung” (Amsal 14:26). Ketika kita takut akan Tuhan, kita cenderung menyerah pada pencobaan dan lebih cenderung memilih ketaatan kepada Tuhan.
Bagaimana kita dapat menerapkan takut akan Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari?
Setelah kita memahami apa itu takut akan Tuhan dan mengapa itu penting, kita dapat mulai menyelidiki bagaimana menerapkan hikmat ini dalam kehidupan kita sehari-hari. Berikut adalah beberapa cara praktis untuk hidup takut akan Tuhan:
1. Carilah ilmu dan hikmat dari Tuhan
Sebagaimana dinyatakan dalam Amsal 9:10, pengetahuan tentang Yang Kudus adalah pengertian. Ini berarti bahwa untuk bertumbuh dalam hikmat, kita harus mencari Tuhan dalam doa, belajar Alkitab, dan bersekutu dengan orang Kristen lainnya. Ketika kita mendekati Tuhan dengan kerendahan hati dan kemauan untuk belajar, Dia memberi kita hikmat untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
“Jika ada di antara kamu yang kekurangan hikmat, biarlah dia bertanya kepada Tuhan, yang memberi dengan cuma-cuma dan rela untuk semua; dan itu akan diberikan kepadanya.” (Yakobus 1:5)
2. Hindari kejahatan dan ikuti jalan Tuhan
Takut akan Tuhan menuntun kita untuk menghindari kejahatan dan mengikuti jalan Tuhan. Itu berarti memilih untuk menaati Tuhan daripada mengikuti keinginan egois kita sendiri. Ketika kita mengikuti jalan Tuhan, Dia memberkati kita dan membimbing kita dalam semua yang kita lakukan.
“Takut akan Tuhan adalah sumber kehidupan, dan menjauhkan dari jerat maut.” (Amsal 14:27)
3. Carilah kerendahan hati dan ketundukan kepada Tuhan
Takut akan Tuhan membawa kita pada sikap rendah hati dan tunduk kepada Tuhan. Kami menyadari bahwa dia adalah Tuhan dan bahwa kami harus mengutamakan dia dalam hidup kami. Itu berarti menyerahkan kendali dan membiarkan Tuhan membimbing hidup kita.
“Hadiah kerendahan hati dan takut akan Tuhan adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan.” (Amsal 22:4) Di sini kita memiliki pernyataan bahwa kerendahan hati dan takut akan Tuhan adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan. Artinya dengan menyadari keterbatasan kita dan bergantung pada Tuhan, kita diberkati dengan hal-hal yang berharga dalam hidup, seperti kehormatan dan hidup yang berkelimpahan. Sebaliknya, ( Amsal 1:7) menyatakan bahwa takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan. “ Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan; orang bodoh meremehkan hikmat dan didikan.” Ini menunjukkan bahwa untuk mulai memahami hikmat dan pengajaran yang benar, pertama-tama kita harus takut akan Tuhan dan mengakui otoritas dan kedaulatan-Nya atas hidup kita. Mereka yang tidak memiliki rasa takut ini dianggap bodoh dan tidak dapat memperoleh pengetahuan dan kebijaksanaan sejati.
4. Carilah persekutuan dengan orang Kristen lainnya
Akhirnya, takut akan Tuhan menuntun kita untuk mencari persekutuan dengan orang Kristen lainnya. Ketika kita dikelilingi oleh orang lain yang mencintai dan takut akan Tuhan, kita didorong dan dikuatkan dalam perjalanan iman kita.
“Janganlah kita menyerah untuk bertemu bersama sebagai sebuah gereja, seperti yang biasa dilakukan beberapa orang, tetapi marilah kita mendorong satu sama lain, terlebih saat Anda melihat Hari itu semakin dekat.” (Ibrani 10:25)
5. Akui Kedaulatan Tuhan dalam Segala Hal
Takut akan Tuhan menuntun kita untuk mengakui kedaulatan Tuhan dalam segala bidang kehidupan kita. Artinya kita percaya bahwa Dia adalah Penguasa Alam Semesta dan memiliki kendali mutlak atas segala sesuatu. Ketika kita mengakui kedaulatan Tuhan, kita dapat beristirahat dalam kedamaian-Nya, tidak peduli dalam keadaan apa pun kita berada.
“Lihatlah, Akulah Tuhan, Allah dari segala daging; Apakah ada sesuatu yang terlalu sulit bagi saya?” (Yeremia 32:27)
6. Berlatih bersyukur
Takut akan Tuhan membuat kita bersyukur atas semua yang telah dilakukan-Nya bagi kita. Ketika kita menyadari bahwa semua yang kita miliki berasal dari Tuhan, kita dituntun untuk berterima kasih kepada-Nya dalam segala hal yang kita lakukan. Syukur membantu kita mempertahankan sikap positif dan penuh harapan, bahkan di saat-saat sulit.
“ Mengucap syukurlah dalam segala hal, karena itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. ” (1 Tesalonika 5:18)
7. Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri
Takut akan Tuhan menuntun kita untuk mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri. Ini berarti bahwa kita memperlakukan orang lain dengan kebaikan, kasih sayang, dan rasa hormat, terlepas dari ras, budaya, atau agama mereka. Ketika kita mengasihi saudara dan saudari kita di dalam Kristus, kita mencerminkan kasih Allah kepada dunia.
“Sebuah perintah baru yang kuberikan kepadamu, bahwa kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian juga kamu saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-muridku, yaitu jika kamu saling mengasihi.” (Yohanes 13:34-35)
8. Hidup dengan Tujuan dan Misi
Akhirnya, takut akan Tuhan menuntun kita untuk hidup dengan tujuan dan misi. Ketika kita tunduk kepada Tuhan dan mengizinkan dia untuk membimbing hidup kita, dia memberi kita misi khusus untuk dipenuhi. Ini mungkin termasuk mengkhotbahkan Injil, melayani mereka yang membutuhkan, merawat yang sakit, antara lain. Ketika kita hidup dengan tujuan dan misi, kita menghormati Tuhan dan memenuhi kehendak-Nya dalam hidup kita.
“Bergembiralah karena Tuhan, dan Dia akan memberikan keinginan hatimu. Serahkan jalanmu kepada Tuhan; percaya padanya, dan dia akan melakukannya.” (Mazmur 37:4-5)
Kesimpulan
Takut akan Tuhan adalah dasar hikmat sejati dan hidup berkelimpahan. Ketika kita takut akan Tuhan, kita menyerahkan hidup kita di tangannya dan membiarkan dia membimbing jalan kita. Kita harus mencari pengetahuan dan hikmat dari Tuhan, menghindari kejahatan dan mengikuti jalan Tuhan, mencari kerendahan hati dan ketundukan kepada Tuhan, dan mencari persekutuan dengan orang Kristen lainnya. Ketika kita melakukan hal-hal ini, Tuhan memberkati dan membimbing kita dalam segala hal yang kita lakukan.