Teks Alkitab: Yohanes 4:1-42
Pendahuluan: Kita akan memulai khotbah kita hari ini dengan kisah Perempuan Samaria di Sumur, yang diceritakan dalam Injil Yohanes pasal 4. Perikop ini mengungkapkan kepada kita perjumpaan penting antara Yesus dan seorang perempuan yang, meskipun memiliki kehidupan yang ditandai oleh kesalahan dan prasangka, menjadi alat Tuhan untuk membawa pesan keselamatan kepada banyak orang. Kita akan belajar dari cerita ini pelajaran berharga tentang kasih Tuhan yang tak bersyarat, pentingnya evangelisasi dan bagaimana mengatasi hambatan sosial dan budaya untuk menjangkau orang-orang dengan Sabda Tuhan.
Badan Kementerian:
- Yesus, yang lelah karena perjalanan, meminta air kepada Wanita Samaria (Yohanes 4:1-7)
- Cerita dimulai dengan Yesus, yang lelah karena perjalanan jauh, duduk di samping sumur di Yakub. Di sana, Dia bertemu dengan seorang wanita Samaria yang datang untuk mengambil air. Meskipun pada saat itu tidak biasa bagi seorang Yahudi untuk berbicara dengan seorang wanita Samaria, Yesus mendobrak batasan budaya dan meminta air darinya, menunjukkan sejak awal kesediaan-Nya untuk menjangkau semua orang, tanpa memandang asal usul atau status sosial mereka.
- Yesus menawarkan air hidup kepada wanita itu (Yohanes 4:10-15)
- Saat mereka berbicara, Yesus mengungkapkan kepada wanita tersebut bahwa Dia dapat memberinya air hidup, air yang memuaskan dahaganya selamanya. Wanita itu, yang tertarik, meminta air ini, berpikir tidak perlu lagi kembali ke sumur. Yesus kemudian menggunakan kesempatan ini untuk berbicara tentang air hidup rohani, yaitu kehidupan kekal yang ditawarkan Allah kepada semua orang yang percaya kepada Putra-Nya.
- Yesus mengungkapkan dosa wanita itu (Yohanes 4:16-18)
- Yesus, yang menunjukkan kemahatahuan-Nya, mengungkapkan kepada wanita itu rincian kehidupan pribadinya, termasuk pernikahannya sebelumnya dan hubungannya saat ini dengan seorang pria yang bukan suaminya. Dengan melakukan ini, Yesus menunjukkan bahwa Ia mengetahui dosa-dosa kita dan, meskipun demikian, Ia ingin menawarkan pengampunan dan keselamatan kepada kita.
- Wanita itu mengakui Yesus sebagai Mesias (Yohanes 4:19-26)
- Setelah menyadari bahwa Yesus mengetahui dosa-dosanya, wanita tersebut mulai bertanya kepada-Nya tentang masalah agama, seperti tempat yang benar untuk beribadah kepada Tuhan. Yesus kemudian mengajarkan bahwa penyembahan yang sejati tidak bergantung pada lokasi tertentu, melainkan pada penyembahan kepada Tuhan dalam roh dan kebenaran. Wanita itu, yang terkesan dengan hikmat Yesus, mengenali Dia sebagai Mesias, Juru Selamat yang dijanjikan.
- Wanita Samaria menginjili kotanya (Yohanes 4:27-30)
- Setelah bertemu Yesus, wanita itu meninggalkan kendinya di sumur dan kembali ke kotanya untuk memberi tahu orang-orang sebangsanya tentang pria yang mengungkapkan semua dosanya kepadanya. Kesaksiannya yang tulus dan penuh semangat membuat banyak orang Samaria percaya kepada Yesus dan mencari perjumpaan pribadi dengan-Nya.
- Orang Samaria mengakui Yesus sebagai Juruselamat Dunia (Yohanes 4:39-42)
- Setelah mendengar pesan wanita tersebut dan bertemu Yesus secara pribadi, banyak orang Samaria mulai percaya kepadanya sebagai Juruselamat Dunia. Peristiwa ini menunjukkan bahwa keselamatan yang ditawarkan Yesus tidak terbatas pada suatu bangsa atau kelompok tertentu saja, namun diperuntukkan bagi semua orang, apapun asal usul dan latar belakangnya.
Kesimpulan: Kisah Perempuan Samaria di Sumur mengajarkan kepada kita bahwa Yesuslah satu-satunya yang mampu memuaskan dahaga rohani kita dengan air hidup kehidupan kekal. Lebih jauh lagi, hal ini menunjukkan kepada kita bahwa Tuhan tidak membeda-bedakan manusia dan bahwa rahmat-Nya cukup untuk mengampuni dan mengubah kehidupan, terlepas dari kesalahan dan dosa kita. Yang terakhir, hal ini menyoroti pentingnya evangelisasi, karena, seperti perempuan Samaria, kita harus menjadi alat di tangan Tuhan untuk membawa pesan keselamatan kepada semua orang yang belum mengenal Dia.