Ayat Alkitab: Kejadian 37:3 – “Orang Israel lebih mengasihi Yusuf dari pada semua anak laki-lakinya, karena dialah anak pada masa tuanya; dan dia membuatkannya mantel yang beraneka warna.”
Kisah Alkitab untuk Anak-anak: Yusuf di Mesir
Dahulu kala, di negeri yang jauh, hiduplah seorang pemuda bernama Yusuf. Dia sangat spesial bagi ayahnya, Israel, yang memberinya mantel warna-warni, menunjukkan kepada semua orang bahwa dia dicintai dengan cara yang istimewa. Saudara laki-laki Yusuf menjadi iri dan mulai memperlakukan dia dengan tidak baik.
Suatu hari, José mendapat mimpi luar biasa yang ingin dia bagikan dengan keluarganya. Dalam mimpi itu, dia dan saudara-saudaranya sedang mengikat berkas gandum di ladang, dan berkas saudara-saudaranya membungkuk di hadapannya. Saudara-saudaranya tidak mengerti dan menjadi semakin marah.
Lebih buruk lagi, Yusuf mendapat mimpi lain dimana matahari, bulan dan sebelas bintang sujud di hadapannya. Kali ini, ayahnya pun menegur Yusuf, namun tetap menyimpan maksudnya di dalam hatinya.
Situasi menjadi lebih buruk ketika saudara-saudara Yusuf pergi menggembalakan ternak, dan Israel mengirim dia untuk memeriksa mereka. Ketika Yusuf mendekat, saudara-saudaranya menyusun rencana yang kejam. Mereka membuangnya ke dalam sumur dan kemudian memutuskan untuk menjualnya sebagai budak kepada sekelompok pedagang yang lewat.
Yusuf dibawa ke Mesir, di mana dia menghadapi banyak tantangan. Namun Tuhan menyertainya, dan Yusuf menjadi orang yang bijaksana dan dihormati. Dia membantu Mesir mempersiapkan diri menghadapi kelaparan besar yang akan menghancurkan negeri itu.
Pelajaran Hari Ini: Kisah ini mengajarkan kita tentang cinta, rasa hormat, dan ketekunan. Bahkan ketika kita menghadapi tantangan, Tuhan mampu mengubah situasi sulit menjadi sesuatu yang baik. Kita dapat belajar dari Yusuf untuk bersabar, mengampuni bahkan ketika kita diperlakukan tidak adil, dan percaya bahwa Tuhan mempunyai rencana dalam hidup kita.
Saat ini, kita menghadapi banyak tantangan, namun pesan Joseph mengingatkan kita bahwa kita dapat mengatasinya dengan iman, cinta dan kasih sayang. Kita bisa menjadi terang bahkan dalam situasi tergelap sekalipun, dan Tuhan selalu menyertai kita, membimbing kita.