Lukas 1:37 menyatakan, “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Pernyataan ini adalah salah satu kebenaran paling mendasar di dalam Alkitab, karena menekankan kuasa Tuhan atas segala sesuatu, termasuk keterbatasan manusia. Dalam studi ini, kita akan menggali lebih dalam pesan dari perikop ini, bersama dengan ayat-ayat Alkitab lainnya yang berhubungan dengan tema ini.
Sifat Kekuasaan Tuhan
Untuk memahami sepenuhnya apa artinya “bersama Tuhan tidak ada yang mustahil”, penting untuk memahami sifat kekuatan Tuhan. Alkitab menggambarkan Tuhan sebagai mahakuasa, yang berarti dia maha kuasa. Dia menciptakan alam semesta dan menopang segala sesuatu yang ada melalui kekuatannya. Melalui karya dan mukjizatnya, Tuhan berulang kali menunjukkan kuasa dan otoritasnya atas segala sesuatu. Kitab Ayub, misalnya, menyatakan bahwa Allah sanggup melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya (Ayub 42:2). Selain itu, Alkitab mengajarkan bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah, termasuk hal-hal yang tampaknya mustahil bagi manusia (Matius 19:26).
Contoh klasik demonstrasi kekuasaan Tuhan adalah penciptaan alam semesta. Kejadian 1:1 menyatakan, “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Ayat ini menyatakan bahwa Tuhan menciptakan alam semesta dari ketiadaan, yang merupakan demonstrasi nyata dari kekuasaan dan otoritasnya. Mazmur 33:6-9 juga berbicara tentang penciptaan alam semesta dan kedaulatan Allah atas segala sesuatu.
Firman Tuhan Memiliki Kekuatan
Alkitab mengajarkan bahwa firman Allah memiliki kuasa. Ketika Tuhan berbicara, banyak hal terjadi. Melalui firman-Nya, Allah menciptakan alam semesta dan segala isinya (Ibrani 11:3). Selanjutnya, Alkitab menegaskan bahwa firman Allah itu hidup dan berkuasa, mampu menembus bahkan sampai ke pemisahan antara jiwa dan roh, sendi dan sumsum, serta membedakan pikiran dan niat hati (Ibrani 4:12). Sabda Tuhan begitu kuat sehingga mampu mengubah hidup dan membawa kesembuhan dan kelepasan.
Contoh yang jelas tentang kuasa firman Tuhan dapat ditemukan dalam kitab Markus, ketika Yesus menenangkan badai. Markus 4:39-41 melaporkan: “Kemudian dia bangun, menghardik angin dan berkata kepada laut: ‘Diam! Diam!’ Angin menjadi tenang, dan ada ketenangan total. Dan Yesus bertanya kepada murid-muridnya, ‘Mengapa kamu begitu takut? Apakah Anda masih tidak memiliki iman?’ Mereka ketakutan dan bertanya satu sama lain, ‘Siapakah ini yang bahkan angin dan laut mematuhinya?
Episode ini menunjukkan bahwa firman Yesus memiliki kuasa untuk menenangkan badai yang ganas dan mengendalikan kekuatan alam. Ini menunjukkan bahwa firman Tuhan mampu membawa kedamaian dan ketertiban dalam situasi yang tampaknya kacau balau.
Selain itu, Alkitab mengajarkan bahwa firman Allah adalah pedang rohani. Efesus 6:17 menyatakan, “Ambillah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah.” Perikop ini menekankan bahwa firman Allah adalah senjata rohani yang ampuh yang dapat kita gunakan dalam peperangan rohani kita.
Pentingnya Iman
Meskipun firman Tuhan memiliki kuasa, penting untuk dicatat bahwa itu hanya dapat berdampak pada kehidupan kita jika kita menerimanya dengan iman. Ibrani 4:2 menyatakan, ”Sebab, seperti yang telah dikatakan sebelumnya, kami juga telah menerima kabar baik; tetapi perkataan yang mereka dengar tidak berguna bagi mereka, karena tidak disertai dengan iman orang yang mendengarnya.” Ini berarti bahwa untuk mengalami kuasa transformasi dari firman Allah, kita perlu mempercayai janji-janjinya dan menerapkannya dalam hidup kita.
Iman adalah bagian penting dari kehidupan rohani kita. Itulah yang memungkinkan kita untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan mengalami kuasa-Nya dalam hidup kita. Ibrani 11: 6 menyatakan, “Sekarang tanpa iman tidak mungkin menyenangkan Tuhan, karena dia yang mendekati Tuhan harus percaya bahwa dia ada dan bahwa dia adalah pemberi upah bagi mereka yang rajin mencarinya.” Perikop ini menekankan bahwa iman adalah kunci menuju kehidupan rohani yang utuh dan memuaskan.
Kekuatan Doa
Cara lain untuk mengalami kuasa Tuhan dalam hidup kita adalah melalui doa. Alkitab mengajarkan bahwa doa adalah cara untuk berkomunikasi dengan Tuhan dan meminta bantuannya. Yakobus 5:16 menyatakan, “Akui dosamu satu sama lain dan saling mendoakan agar kamu sembuh. Doa orang benar itu kuat dan efektif.”
Doa adalah cara untuk menunjukkan iman kita kepada Tuhan dan percaya pada kuasa-Nya. Melalui doa, kita dapat meminta bantuan Tuhan dalam situasi sulit dan dengan yakin berharap bahwa dia akan menjawab kita sesuai dengan kehendaknya. Filipi 4:6-7 menyatakan, “Jangan kuatir tentang apa pun, tetapi dalam segala hal, dengan doa dan permohonan, dengan ucapan syukur, sampaikan permintaan Anda kepada Tuhan. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” Perikop ini menekankan bahwa doa adalah cara untuk menerima kedamaian dan penghiburan dari Tuhan di tengah pergumulan hidup.
Kesimpulan
Singkatnya, Lukas 1:37 mengingatkan kita bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Dia maha kuasa dan mampu melakukan hal-hal yang tampaknya mustahil bagi kita. Firman Tuhan memiliki kuasa untuk mengubah kehidupan dan membawa kedamaian dalam situasi yang kacau. Namun, untuk mengalami kuasa transformasi dari firman Allah, kita perlu menerimanya dengan iman dan mempraktekkannya dalam hidup kita. Juga, doa adalah cara penting untuk berkomunikasi dengan Tuhan dan meminta bantuannya dalam situasi sulit.
Kita dapat mengandalkan kekuatan dan kesetiaan Tuhan untuk membimbing dan membantu kita dalam semua situasi kehidupan. Mazmur 37: 5 menyatakan, “Serahkan jalanmu kepada Tuhan, percayalah padanya, dan dia akan melakukan lebih banyak”. Perikop ini menekankan bahwa ketika kita memercayai Tuhan dan menyerahkan hidup kita di tangan-Nya, kita dapat mengharapkan Dia memelihara kita dan membimbing kita ke jalan yang benar.
Oleh karena itu, kita dapat mendorong diri kita sendiri untuk mempercayai Tuhan dalam segala bidang kehidupan dan mencari kuasa dan pertolongan-Nya melalui firman dan doa-Nya. Semoga kita selalu ingat bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan dan bahwa dia selalu siap membantu dan membimbing kita, asalkan kita mempercayainya dengan sepenuh hati.