Panggilan dan Janji Tuhan kepada Musa: Kajian terhadap Keluaran 6:1-30

Published On: 26 de Oktober de 2023Categories: Pelajaran Alkitab

Kitab Keluaran dalam Alkitab penuh dengan peristiwa luar biasa dan pelajaran rohani mendalam yang bergema sepanjang zaman. Namun, di antara kisah-kisah ini, Keluaran 6:1-30 menonjol sebagai poin penting dalam perjalanan Musa dan umat Israel. Penelaahan Alkitab kali ini akan menggali lebih dalam ayat ini, menelusuri ayat-ayatnya, implikasinya, dan kaitannya dengan janji dan panggilan Tuhan.

Ketidakpercayaan Musa dan Janji Tuhan (Keluaran 6:1-5)

Di awal pasal ini, Musa berkecil hati. Dia berbicara kepada Firaun atas nama Tuhan, namun keadaannya semakin buruk bagi bangsa Israel. Dalam konteks keputusasaan inilah Allah berbicara kepada Musa. Keluaran 6:1 mengatakan, “Kemudian TUHAN berfirman kepada Musa: Sekarang kamu akan melihat apa yang akan Aku lakukan terhadap Firaun; karena dengan tangan yang kuat ia akan membiarkan mereka pergi, ya, dengan tangan yang kuat ia akan mengusir mereka dari negeri mereka.” Tuhan akan bertindak dengan cara yang belum pernah Musa lihat sebelumnya, namun sebelum dia melakukannya, Dia membuat janji yang luar biasa.

Janji Tuhan: Ingatlah Perjanjian (Keluaran 6:2-4)

Tuhan mengingatkan Musa akan perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak, dan Yakub. Janji Tuhan didasarkan pada perjanjian-perjanjian yang Dia buat sebelumnya. Di saat yang penuh keputusasaan dan ketidakpastian ini, Tuhan menegaskan kembali kesetiaan-Nya dan mengingatkan Musa bahwa Dia adalah Tuhan yang menepati janji-janji-Nya, meskipun situasi saat ini sedang buruk.

Pada titik ini, patut dicatat bahwa dalam ayat Keluaran 6:3 dinyatakan: “Dan Aku menampakkan diri kepada Abraham, Ishak, dan Yakub sebagai Tuhan Yang Mahakuasa, tetapi dengan nama-Ku, TUHAN, aku tidak dikenal oleh mereka.” Bagian ini menunjukkan kemajuan dalam pewahyuan nama Tuhan. Namun, Dia selalu setia, bahkan sebelum Dia sepenuhnya dikenal sebagai “TUHAN.” Hal ini menyoroti kesetiaan Allah yang terus-menerus, terlepas dari pemahaman kita.

Tuhan melanjutkan dalam Keluaran 6:4-5 , bersabda , “Dan Aku juga mengikat perjanjian-Ku dengan mereka, untuk memberikan kepada mereka tanah Kanaan, tanah pengembaraan mereka, di mana mereka menjadi pendatang. Dan aku juga telah mendengar keluh kesah bani Israel, yang dijadikan pelayan oleh orang Mesir, dan aku telah mengingat perjanjianku. . Allah tidak hanya mengingat perjanjian itu, namun Ia juga mendengar seruan umat-Nya. Hal ini menggambarkan belas kasihan Allah dan kesediaan-Nya untuk bertindak menanggapi penderitaan umat-Nya.

Penolakan Musa dan Firaun (Keluaran 6:6-9)

Tuhan menjanjikan pembebasan, namun Musa masih menghadapi kenyataan pahit berupa penolakan Firaun. Namun, Tuhan tidak hanya menjanjikan pembebasan, namun juga menggambarkan berkat-berkat yang menanti bangsa Israel ketika mereka akhirnya dibebaskan.

Keluaran 6:6 menyatakan: “Karena itu katakanlah kepada orang Israel: Akulah Tuhan. Aku akan mengeluarkan mereka dari beban orang Mesir; Aku akan membebaskan mereka dari perbudakan dan menebus mereka dengan tangan teracung dan dengan tindakan penghakiman.’” Dalam ayat ini, Allah menjanjikan bukan hanya pembebasan namun juga penebusan. Dia tidak hanya akan membawa mereka keluar dari kuk Mesir, namun Dia juga akan menebus mereka. Itu adalah janji keselamatan dan pemulihan.

Tuhan tidak berhenti pada janji pembebasan. Dia melangkah lebih jauh, menjanjikan hubungan pribadi dengan rakyat Israel. Keluaran 6:7-8 , Dia berkata, “Aku akan mengambil kamu sebagai umat-Ku, dan Aku akan menjadi Tuhanmu.” Ini adalah janji keintiman dan perjanjian. Tuhan tidak hanya akan menyelamatkan mereka, namun mengangkat mereka sebagai umat-Nya sendiri.

Dalam Keluaran 6:8 , Tuhan berbicara tentang warisan yang akan Dia berikan kepada Israel, yaitu tanah yang dijanjikan kepada Abraham, Ishak dan Yakub. “Dan Aku akan membawa kamu ke negeri itu, yang mengenainya Aku mengangkat tanganku dan bersumpah akan memberikannya. itu kepada Abraham, kepada Ishak dan kepada Yakub, dan Aku, Tuhan, akan memberikannya kepadamu sebagai milik pusaka.” Warisan ini merupakan pengingat akan kesetiaan Allah terhadap janji-janji-Nya dari generasi ke generasi. Meskipun situasinya tampaknya tidak ada harapan, Tuhan berkomitmen untuk menepati janji-Nya.

Namun, ketidakpercayaan Musa tetap ada. Keluaran 6:9 mencatat, “Tetapi ketika Musa menceritakan hal ini kepada orang Israel, mereka tidak mendengarkannya, karena mereka begitu tertekan karena perbudakan yang kejam.” Bahkan dengan janji-janji Tuhan, penindasan yang dihadapi rakyat begitu besar sehingga mereka tidak dapat membayangkan pembebasan dalam waktu dekat. Hal ini menyoroti ketegangan antara janji Tuhan dan realitas pengalaman manusia.

Silsilah Musa dan Harun (Keluaran 6:14-30)

Sepanjang pasal Keluaran 6:14-25 ini, kita menemukan bagian yang mencantumkan silsilah Musa dan Harun, yang merinci keluarga dan garis keturunan mereka. Meskipun tampaknya narasinya terputus, ayat-ayat ini memiliki makna spiritual dan historis.

Silsilah ini merupakan pengingat akan asal muasal Musa dan Harun, yang menghubungkan mereka dengan sejarah bangsanya, menunjukkan bahwa mereka tidak terpisah, namun merupakan bagian integral dari perjalanan Israel. Bagian ini memperkuat pentingnya identitas dan akar dalam kisah penebusan Allah.

Dalam Keluaran 6:26-27 Harun disorot sebagai juru bicara Musa, orang yang akan berbicara atas nama Musa di hadapan Firaun. Penunjukan ini penting, karena Harun akan menjadi bagian penting dari kepemimpinan yang Tuhan tetapkan untuk pembebasan Israel.

Bagian ini diakhiri dengan Tuhan menegaskan kembali misi Musa dan Harun untuk berbicara dengan Firaun dan memimpin bangsa Israel dalam Keluaran 6:28-30 . Meskipun keadaannya tampak menyedihkan, Tuhan memperbarui amanat dan janji-Nya.

Namun, Musa masih tidak percaya. Dalam ayat 30, ia menyatakan: “Tetapi Musa berkata kepada Tuhan, ‘Lihatlah, orang Israel tidak mendengarkan aku, bagaimana mungkin Firaun mendengarkan aku, padahal bibirku tidak disunat?’”. Ketidakpercayaan Musa tetap ada, bahkan ketika dihadapkan pada janji dan amanat Allah yang diperbarui.

Kesimpulan: Janji Tuhan dan Iman Musa

Mempelajari Keluaran 6:1-30 menyingkapkan keterkaitan yang rumit antara janji Allah dan iman manusia. Tuhan menjanjikan pembebasan, penebusan, dan hubungan pribadi dengan umat-Nya. Namun Musa dan bangsa Israel masih bergumul dengan ketidakpercayaan karena kesulitan yang mereka hadapi. Hal ini mengingatkan kita bahwa perjalanan iman sering kali melibatkan pergumulan dan tantangan, namun Tuhan setia pada janji-janji-Nya, bahkan ketika iman kita goyah.

Saat kita melanjutkan membaca Keluaran, kita melihat kesetiaan Tuhan yang tak tergoyahkan dalam menggenapi janji-janji-Nya. Dia bertindak dengan cara yang penuh kuasa, membebaskan umat-Nya dari Mesir dan menunjukkan kemuliaan-Nya. Pelajaran dari Keluaran 6:1-30 ini mendorong kita untuk mempercayai janji-janji Allah, bahkan ketika keadaan tampaknya mustahil. Ketidakpercayaan Musa diubah menjadi iman ketika ia menyaksikan kesetiaan Allah dalam tindakan.

Ketika kita melanjutkan perjalanan kita dalam memahami Kitab Suci, kita harus ingat bahwa meskipun kita menghadapi tantangan dan saat-saat ketidakpercayaan, Allah yang menjanjikan pembebasan dan penebusan kepada Israel adalah Allah yang sama yang berjalan bersama kita dalam perjalanan iman kita. Kita belajar dari Musa bahwa Tuhan itu setia, bahkan ketika iman kita rapuh, dan bahwa janji-janji-Nya selalu digenapi.

Pelajaran dari Keluaran 6:1-30 ini mengajak kita untuk merenungkan perjalanan iman kita sendiri. Di manakah kita menghadapi tantangan dan ketidakpercayaan? Bagaimana kita bisa belajar untuk lebih memercayai janji-janji Tuhan, sambil mengingat kesetiaan-Nya sepanjang sejarah? Semoga kita menemukan dorongan dan inspirasi dalam bagian ini, mengetahui bahwa Tuhan yang membebaskan Israel adalah Tuhan yang sama yang membimbing kita dalam perjalanan spiritual kita.

Share this article

Written by : Ministério Veredas Do IDE

Leave A Comment