Pelajaran Alkitab: Filipi 2 – Hidup dalam Persatuan dan Kerendahan Hati

Published On: 17 de Oktober de 2023Categories: Pelajaran Alkitab

Pembelajaran alkitabiah tentang Filipi 2 merupakan khazanah ajaran yang kaya yang membimbing kita menuju kehidupan Kristen yang bercirikan kesatuan dan kerendahan hati. Dalam pembelajaran Alkitab ini, kita akan menelusuri kebenaran mendalam yang terkandung dalam bab ini, dengan menyoroti pentingnya kerendahan hati, pikiran Kristus, dan upaya mencapai kesatuan dalam iman. Sepanjang pembelajaran ini, kita akan menyelami setiap topik, memeriksa ayat-ayat kunci dan implikasinya bagi kehidupan kita sebagai pengikut Yesus Kristus.

Pentingnya Kerendahan Hati (Filipi 2:3-4)

Rasul Paulus, dalam ayat ini, mengajarkan kita tentang pentingnya kerendahan hati. Ia mengingatkan kita bahwa sebagai umat Kristiani, kita tidak boleh bertindak berdasarkan keegoisan atau kesombongan, melainkan dengan kerendahan hati, menganggap orang lain lebih baik daripada diri kita sendiri. Di sini, kata kuncinya adalah “kerendahan hati”. Kerendahan hati adalah kualitas yang membuat kita memperlakukan orang lain dengan hormat dan menghargai kebutuhan dan kepentingan mereka. Walaupun masyarakat sering mendorong kita untuk mencari kesejahteraan diri sendiri, agama Kristen memanggil kita untuk melihat melampaui diri kita sendiri.

Sebuah ayat terkait yang menggambarkan kerendahan hati Kristus terdapat dalam Filipi 2:8 (NIV) : “Dan ketika Ia didapati dalam wujud manusia, Ia merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib!” Di sini, Paulus menggambarkan kerendahan hati Yesus yang tertinggi, yang mengosongkan diri-Nya dari kemuliaan ilahi-Nya dan taat sampai mati. Kerendahan hati Kristus adalah standar yang dengannya kita harus mengukur kerendahan hati kita sendiri.

Pikiran Kristus (Filipi 2:5-11)

Pada ayat 5, kita ditantang untuk memiliki pola pikir yang sama seperti pada Kristus Yesus. Pikiran Kristus dicirikan oleh kasih yang dalam, belas kasihan, dan keinginan untuk melayani orang lain. Yesus, sebagai Tuhan, tidak menganggap kesetaraan dengan Tuhan sebagai sesuatu yang harus dieksploitasi, namun mengosongkan diri-Nya, menjadi seorang hamba. Dia mengajarkan kita bahwa kehebatan sejati terletak pada melayani orang lain.

Ayat terkait ditemukan dalam Matius 20:28 (NIV) : “Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” Di sini, Yesus menekankan bahwa misi-Nya di bumi adalah untuk melayani dan berkorban. Mengambil pikiran Kristus berarti mencari kesempatan untuk melayani dan memberkati orang lain.

Persatuan dalam Kristus (Filipi 2:2)

Paulus menasihati kita untuk “satu jiwa, mempunyai kasih yang sama, keberanian yang sama, dan merasakan satu hal.” Persatuan di antara orang-orang percaya adalah tema yang berulang kali muncul dalam Alkitab. Kita dipanggil untuk menjadi keluarga rohani, dipersatukan oleh kasih Kristus. Hal ini berarti bekerja sama, mengatasi perpecahan dan perbedaan, mencari keselarasan dalam tubuh Kristus.

Ayat yang terkait adalah Efesus 4:3 (NIV) : “ Berusahalah memelihara kesatuan Roh melalui ikatan perdamaian.” Dalam ayat ini, Paulus menekankan pentingnya melakukan “segala upaya” untuk memelihara kesatuan Roh. Persatuan adalah suatu pencapaian yang membutuhkan usaha dan rasa saling mencintai.

Teladan Kristus (Filipi 2:6-7)

Paulus menggambarkan teladan tertinggi Kristus yang, meskipun Allah, mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa seorang hamba. Yesus adalah teladan kerendahan hati dan pelayanan yang sempurna. Teladannya menantang kita untuk hidup dengan cara yang sama, menempatkan orang lain di atas diri kita sendiri.

Ayat yang terkait adalah Yohanes 13:15 (NIV) : “Aku telah memberikan kepadamu sebuah contoh, bahwa kamu harus berbuat seperti yang aku lakukan kepadamu.” Di sini, Yesus mengajarkan kepada murid-murid-Nya pentingnya mengikuti teladan kerendahan hati dan pelayanan-Nya dengan membasuh kaki para murid.

Nama Di Atas Segala Nama (Filipi 2:9-11)

Paulus menyatakan bahwa Allah meninggikan Yesus dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama. Kutipan ini menekankan kedaulatan dan keagungan Yesus sebagai Tuhan. Mengakui nama Yesus sebagai yang tertinggi sangat penting bagi iman Kristen kita.

Ayat yang terkait adalah Kisah Para Rasul 4:12 (NIV) : “Keselamatan tidak terdapat di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, karena di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” Di sini para rasul menegaskan keunikan nama Yesus sebagai satu-satunya sarana keselamatan.

Bekerja dengan Rasa Takut dan Gemetar (Filipi 2:12)

Paulus mendorong kita untuk mengupayakan keselamatan kita “dengan takut dan gemetar.” Ini bukan berarti takut akan Tuhan, melainkan rasa hormat dan rasa hormat yang mendalam. Kita harus menghayati iman kita dengan kerendahan hati, mengakui ketergantungan kita pada Tuhan.

Ayat yang terkait adalah Amsal 9:10 (NIV) : “Takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat, dan pengenalan akan Yang Mahakudus adalah pengertian.” Takut akan Tuhan adalah landasan kebijaksanaan, menuntun kita untuk berusaha menyenangkan Tuhan dalam segala hal yang kita lakukan.

Melakukan Segala Sesuatu Tanpa Bersungut-sungut (Filipi 2:14)

Paulus memperingatkan kita untuk melakukan “segala sesuatu tanpa bersungut-sungut.” Gumaman berbahaya bagi kesatuan gereja dan kehidupan rohani kita. Kita harus mencari sikap bersyukur dan puas, percaya bahwa Tuhan memegang kendali.

Ayat yang terkait adalah 1 Tesalonika 5:18 (NIV) : “ Mengucap syukurlah dalam segala keadaan, sebab itulah yang dikehendaki Allah bagi kamu dalam Kristus Yesus.” Rasa syukur adalah penawar dari sungut-sungut, mengingatkan kita bahwa Tuhan berkuasa atas segala sesuatu.

Sukacita dalam Pelayanan dan Persahabatan (Filipi 2:17-18)

Paulus mengungkapkan kegembiraannya dalam melayani dan berbagi kehidupan dengan jemaat Filipi. Pelayanan kepada Tuhan dan persekutuan dengan orang percaya lainnya harus menjadi sumber sukacita dalam perjalanan Kristiani kita.

Ayat yang terkait adalah Nehemia 8:10b (NIV) : “Sukacita dari Tuhan adalah kekuatan kami.” Ayat ini mengingatkan kita bahwa sukacita kita berasal dari Tuhan, yang menguatkan kita dalam pelayanan dan persekutuan dengan saudara-saudara kita.

Kesimpulan:

Pelajaran Alkitab dari Filipi 2 menawarkan panduan berharga untuk hidup dalam kesatuan dan kerendahan hati, mengikuti teladan Kristus. Setiap topik yang dibahas menantang kita untuk menerapkan prinsip-prinsip dasar iman Kristen dalam kehidupan kita sehari-hari. Saat kita mengejar kerendahan hati, pikiran Kristus, kesatuan dalam Kristus, melayani dengan kasih, rasa hormat, rasa syukur, sukacita dalam pelayanan, dan persekutuan, kita membangun iman yang menghormati Tuhan dan memberkati dunia di sekitar kita. Semoga pembelajaran Alkitab ini mengilhami kita untuk hidup sesuai dengan kebenaran yang kita temukan dalam Filipi 2. Amin.

Pembelajaran alkitabiah tentang Filipi 2 merupakan khazanah ajaran yang kaya yang membimbing kita menuju kehidupan Kristen yang bercirikan kesatuan dan kerendahan hati. Dalam pembelajaran Alkitab ini, kita akan menelusuri kebenaran mendalam yang terkandung dalam bab ini, dengan menyoroti pentingnya kerendahan hati, pikiran Kristus, dan upaya mencapai kesatuan dalam iman. Sepanjang pembelajaran ini, kita akan menyelami setiap topik, memeriksa ayat-ayat kunci dan implikasinya bagi kehidupan kita sebagai pengikut Yesus Kristus.

Pentingnya Kerendahan Hati (Filipi 2:3-4)

Rasul Paulus, dalam ayat ini, mengajarkan kita tentang pentingnya kerendahan hati. Ia mengingatkan kita bahwa sebagai umat Kristiani, kita tidak boleh bertindak berdasarkan keegoisan atau kesombongan, melainkan dengan kerendahan hati, menganggap orang lain lebih baik daripada diri kita sendiri. Di sini, kata kuncinya adalah “kerendahan hati”. Kerendahan hati adalah kualitas yang membuat kita memperlakukan orang lain dengan hormat dan menghargai kebutuhan dan kepentingan mereka. Walaupun masyarakat sering mendorong kita untuk mencari kesejahteraan diri sendiri, agama Kristen memanggil kita untuk melihat melampaui diri kita sendiri.

Sebuah ayat terkait yang menggambarkan kerendahan hati Kristus terdapat dalam Filipi 2:8 (NIV) : “Dan ketika Ia didapati dalam wujud manusia, Ia merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib!” Di sini, Paulus menggambarkan kerendahan hati Yesus yang tertinggi, yang mengosongkan diri-Nya dari kemuliaan ilahi-Nya dan taat sampai mati. Kerendahan hati Kristus adalah standar yang dengannya kita harus mengukur kerendahan hati kita sendiri.

Pikiran Kristus (Filipi 2:5-11)

Pada ayat 5, kita ditantang untuk memiliki pola pikir yang sama seperti pada Kristus Yesus. Pikiran Kristus dicirikan oleh kasih yang dalam, belas kasihan, dan keinginan untuk melayani orang lain. Yesus, sebagai Tuhan, tidak menganggap kesetaraan dengan Tuhan sebagai sesuatu yang harus dieksploitasi, namun mengosongkan diri-Nya, menjadi seorang hamba. Dia mengajarkan kita bahwa kehebatan sejati terletak pada melayani orang lain.

Ayat terkait ditemukan dalam Matius 20:28 (NIV) : “Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” Di sini, Yesus menekankan bahwa misi-Nya di bumi adalah untuk melayani dan berkorban. Mengambil pikiran Kristus berarti mencari kesempatan untuk melayani dan memberkati orang lain.

Persatuan dalam Kristus (Filipi 2:2)

Paulus menasihati kita untuk “satu jiwa, mempunyai kasih yang sama, keberanian yang sama, dan merasakan satu hal.” Persatuan di antara orang-orang percaya adalah tema yang berulang kali muncul dalam Alkitab. Kita dipanggil untuk menjadi keluarga rohani, dipersatukan oleh kasih Kristus. Hal ini berarti bekerja sama, mengatasi perpecahan dan perbedaan, mencari keselarasan dalam tubuh Kristus.

Ayat yang terkait adalah Efesus 4:3 (NIV) : “ Berusahalah memelihara kesatuan Roh melalui ikatan perdamaian.” Dalam ayat ini, Paulus menekankan pentingnya melakukan “segala upaya” untuk memelihara kesatuan Roh. Persatuan adalah suatu pencapaian yang membutuhkan usaha dan rasa saling mencintai.

Teladan Kristus (Filipi 2:6-7)

Paulus menggambarkan teladan tertinggi Kristus yang, meskipun Allah, mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa seorang hamba. Yesus adalah teladan kerendahan hati dan pelayanan yang sempurna. Teladannya menantang kita untuk hidup dengan cara yang sama, menempatkan orang lain di atas diri kita sendiri.

Ayat yang terkait adalah Yohanes 13:15 (NIV) : “Aku telah memberikan kepadamu sebuah contoh, bahwa kamu harus berbuat seperti yang aku lakukan kepadamu.” Di sini, Yesus mengajarkan kepada murid-murid-Nya pentingnya mengikuti teladan kerendahan hati dan pelayanan-Nya dengan membasuh kaki para murid.

Nama Di Atas Segala Nama (Filipi 2:9-11)

Paulus menyatakan bahwa Allah meninggikan Yesus dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama. Kutipan ini menekankan kedaulatan dan keagungan Yesus sebagai Tuhan. Mengakui nama Yesus sebagai yang tertinggi sangat penting bagi iman Kristen kita.

Ayat yang terkait adalah Kisah Para Rasul 4:12 (NIV) : “Keselamatan tidak terdapat di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, karena di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” Di sini para rasul menegaskan keunikan nama Yesus sebagai satu-satunya sarana keselamatan.

Bekerja dengan Rasa Takut dan Gemetar (Filipi 2:12)

Paulus mendorong kita untuk mengupayakan keselamatan kita “dengan takut dan gemetar.” Ini bukan berarti takut akan Tuhan, melainkan rasa hormat dan rasa hormat yang mendalam. Kita harus menghayati iman kita dengan kerendahan hati, mengakui ketergantungan kita pada Tuhan.

Ayat yang terkait adalah Amsal 9:10 (NIV) : “Takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat, dan pengenalan akan Yang Mahakudus adalah pengertian.” Takut akan Tuhan adalah landasan kebijaksanaan, menuntun kita untuk berusaha menyenangkan Tuhan dalam segala hal yang kita lakukan.

Melakukan Segala Sesuatu Tanpa Bersungut-sungut (Filipi 2:14)

Paulus memperingatkan kita untuk melakukan “segala sesuatu tanpa bersungut-sungut.” Gumaman berbahaya bagi kesatuan gereja dan kehidupan rohani kita. Kita harus mencari sikap bersyukur dan puas, percaya bahwa Tuhan memegang kendali.

Ayat yang terkait adalah 1 Tesalonika 5:18 (NIV) : “ Mengucap syukurlah dalam segala keadaan, sebab itulah yang dikehendaki Allah bagi kamu dalam Kristus Yesus.” Rasa syukur adalah penawar dari sungut-sungut, mengingatkan kita bahwa Tuhan berkuasa atas segala sesuatu.

Sukacita dalam Pelayanan dan Persahabatan (Filipi 2:17-18)

Paulus mengungkapkan kegembiraannya dalam melayani dan berbagi kehidupan dengan jemaat Filipi. Pelayanan kepada Tuhan dan persekutuan dengan orang percaya lainnya harus menjadi sumber sukacita dalam perjalanan Kristiani kita.

Ayat yang terkait adalah Nehemia 8:10b (NIV) : “Sukacita dari Tuhan adalah kekuatan kami.” Ayat ini mengingatkan kita bahwa sukacita kita berasal dari Tuhan, yang menguatkan kita dalam pelayanan dan persekutuan dengan saudara-saudara kita.

Kesimpulan:

Pelajaran Alkitab dari Filipi 2 menawarkan panduan berharga untuk hidup dalam kesatuan dan kerendahan hati, mengikuti teladan Kristus. Setiap topik yang dibahas menantang kita untuk menerapkan prinsip-prinsip dasar iman Kristen dalam kehidupan kita sehari-hari. Saat kita mengejar kerendahan hati, pikiran Kristus, kesatuan dalam Kristus, melayani dengan kasih, rasa hormat, rasa syukur, sukacita dalam pelayanan, dan persekutuan, kita membangun iman yang menghormati Tuhan dan memberkati dunia di sekitar kita. Semoga pembelajaran Alkitab ini mengilhami kita untuk hidup sesuai dengan kebenaran yang kita temukan dalam Filipi 2. Amin.

Share this article

Written by : Ministério Veredas Do IDE

Leave A Comment