Pentingnya Mengambil Tindakan
Pengkhotbah 11 mengajarkan peran penting sikap dalam mewujudkan mimpi dan rencana kita. Tidak ada yang mencapai keberhasilan dalam hidup tanpa mengambil inisiatif atau mengubah pendekatan mereka terhadap tantangan.
Definisi Sikap: Sikap merujuk pada standar perilaku yang mengarah pada tindakan tertentu. Ini adalah realisasi dari sebuah niat atau tujuan.
Menebarkan Roti di Atas Air
Ketika kita “menebarkan roti di atas air,” kita sedang menabur benih, mengirimkannya untuk tumbuh. Hanya setelah tindakan ini kita akan melihat buah dari panen yang melimpah. Bagaimana mungkin ada panen jika benih tidak ditanam di tanah yang subur?
Tebarkanlah rotimu ke atas air, karena setelah beberapa waktu kamu akan mendapatkannya kembali. Bagikanlah kepada tujuh, bahkan sampai delapan orang, karena kamu tidak tahu bencana apa yang akan terjadi di bumi. (Pengkhotbah 11:1-2, TB)
Pengkhotbah menekankan perlunya tekad. Penting untuk menginvestasikan sumber daya kita di berbagai tempat, karena masa depan tidak pasti. Kita harus ingat bahwa keberadaan kita di bumi hanya sementara; satu-satunya tempat di mana kita akan kekal adalah di surga.
Pemakaman dan Peluang yang Hilang
Pemakaman menyimpan lebih dari sekadar jasad, batu nisan, dan kenangan. Setiap makam berisi kisah hidup yang tak pernah diceritakan, pengetahuan yang hilang, komposer yang tidak pernah mencipta, musisi yang tidak pernah bermain, pengkhotbah yang tidak pernah melayani, dan guru yang tidak pernah mengajar. Pemakaman penuh dengan kekayaan yang belum digali, dan merenungkan “harta” ini mengungkapkan pentingnya hidup tanpa takut bertindak.
Jangan Menunggu Kondisi Sempurna
Jika awan penuh dengan air, hujan akan dicurahkan ke bumi; dan jika pohon tumbang ke selatan atau ke utara, di tempat pohon itu jatuh, di situlah ia akan tetap. Orang yang mengamati angin tidak akan menabur, dan orang yang memandang awan tidak akan menuai. (Pengkhotbah 11:3-4, TB)
Jika kita menunggu kondisi sempurna untuk memulai mimpi atau proyek, kita tidak akan pernah memulai, karena rintangan akan selalu muncul. Orang yang berani bukanlah yang menunggu saat ideal, melainkan yang, terlepas dari keadaan, mengambil tindakan dan berjuang untuk mencapai tujuannya.
Sering kali, kita mengklaim tidak bisa mengejar mimpi karena keterbatasan sumber daya finansial, namun kita mampu membayar tagihan kartu kredit yang tinggi. Pengelolaan keuangan sangat penting bagi mereka yang memiliki mimpi. Dengan mengendalikan pengeluaran dan mengelola pendapatan dengan bijak, mencapai tujuan menjadi jauh lebih mudah.
Pengkhotbah menunjukkan bahwa bahkan dalam kondisi yang tidak menguntungkan, ada peluang untuk menabur dan menuai. Dalam hidup, tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Bahkan di tengah kesulitan, kita bisa mengubah tantangan menjadi sesuatu yang positif, yang mengarah pada pemenuhan mimpi.
Percaya pada Jalan Tuhan
Seperti kamu tidak mengetahui jalan angin atau bagaimana tulang-tulang dibentuk dalam rahim seorang wanita yang mengandung, demikian juga kamu tidak mengetahui pekerjaan Tuhan yang membuat segalanya. Di pagi hari taburlah benihmu, dan di malam hari janganlah tanganmu berhenti, karena kamu tidak tahu mana yang akan berhasil, apakah ini atau itu, atau apakah keduanya akan sama-sama baik. (Pengkhotbah 11:5-6, TB)
Memahami jalan Tuhan tidaklah mungkin, tetapi kita harus percaya bahwa segala sesuatu memiliki tujuan ilahi. Tuhan memiliki kendali atas segala sesuatu, dan sikap kita untuk mengejar tujuan dengan tekad menarik berkat-Nya untuk pertumbuhan.
Pengkhotbah menantang kita untuk keluar dari zona nyaman agar menerima berkat. Karena kita tidak tahu proyek mana yang akan berhasil, kita harus terus berusaha dan tidak pernah menyerah. Meskipun orang lain meragukan, serahkan mimpimu kepada Tuhan, ambil inisiatif, dan dedikasikan dirimu.
Jangan pernah meninggalkan mimpi. Bertahanlah, percaya pada Tuhan, dan yakin pada kemampuanmu untuk meraihnya.