Apa arti iman? Menurut kamus, iman adalah kata yang menunjukkan “kepercayaan”, “keyakinan”, atau “kredibilitas”. Iman adalah perasaan percaya penuh terhadap sesuatu atau seseorang, bahkan tanpa adanya bukti yang membuktikan kebenaran dari apa yang diyakini.
Namun, apa sebenarnya iman menurut Alkitab? Kitab Suci memberikan definisi yang jelas dan mendalam, menunjukkan bahwa iman lebih dari sekadar konsep abstrak—ia adalah kekuatan transformatif yang menghubungkan manusia dengan kuasa Tuhan.
Definisi Alkitabiah tentang Iman
Alkitab menggambarkan iman sebagai fondasi yang kokoh bagi harapan dan keyakinan akan hal-hal yang tidak terlihat:
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Karena iman ini, para leluhur mendapat pujian. (Ibrani 11:1-2)
Iman adalah fondasi yang meneguhkan keyakinan kita dan memberi kita kekuatan untuk bertindak melawan keraguan. Memiliki iman kepada Tuhan berarti sepenuhnya percaya pada keberadaan-Nya, kebijaksanaan-Nya yang tak terbatas, dan kuasa-Nya. Melalui iman, realitas rohani menjadi nyata, karena ketika kita percaya kepada Tuhan tanpa ruang untuk keraguan, kuasa-Nya menjadi nyata.
Iman memiliki kuasa untuk menghadirkan apa yang tidak ada, membawa penyembuhan, pembebasan, dan melakukan mujizat luar biasa, tanda-tanda, dan keajaiban.
Mujizat yang Dicapai Melalui Iman dalam Alkitab
Alkitab dipenuhi dengan contoh pria dan wanita yang, melalui iman, mengalami kuasa Tuhan dalam hidup mereka. Kisah-kisah ini menunjukkan bagaimana iman dapat mengubah keadaan yang mustahil:
Iman Nuh
Karena iman, maka Nuh, sebab ia telah diberi petunjuk oleh Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan, dengan takut akan Allah ia membuat sebuah bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia menjadi ahli waris dari kebenaran yang berdasarkan iman. (Ibrani 11:7)
Melalui iman, Nuh mematuhi Tuhan dan membangun bahtera untuk menyelamatkan keluarganya dari banjir besar, meskipun ia belum pernah melihat peristiwa seperti itu. Ketaatannya menunjukkan kepercayaan penuh kepada Tuhan.
Iman Abraham
Karena iman, maka Abraham, ketika ia dipanggil, mentaati untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya sebagai milik pusaka; ia berangkat dengan tidak tahu ke mana ia pergi. Karena iman ia tinggal sebagai orang asing di tanah yang dijanjikan itu, seolah-olah di negeri asing; ia tinggal di kemah, demikian juga Ishak dan Yakub, yang menjadi ahli waris bersama-sama dengan dia atas janji yang sama. Sebab ia menantikan kota yang mempunyai dasar, yang dirancang dan dibangun oleh Allah. (Ibrani 11:8-10)
Abraham menunjukkan iman dengan meninggalkan tanah kelahirannya menuju tujuan yang tidak diketahui, mempercayai janji Tuhan. Meskipun hidup sebagai orang asing, ia menantikan kota kekal yang dirancang oleh Tuhan.
Karena iman, maka Abraham, tatkala ia diuji, mempersembahkan Ishak; ia, yang telah menerima janji itu, mempersembahkan anaknya yang tunggal. (Ibrani 11:17)
Iman Abraham diuji ketika ia mempersembahkan Ishak, menunjukkan kesiapannya untuk mematuhi Tuhan di atas segalanya.
Iman Sara
Karena iman, maka Sara sendiri, meskipun telah lewat umur untuk melahirkan, menerima kekuatan untuk mengandung, sebab ia menganggap Dia yang memberikan janji itu setia. Karena itu dari satu orang, malahan orang yang telah mati haid, telah terjadi keturunan yang jumlahnya sebanyak bintang-bintang di langit dan tidak terhitung seperti pasir di tepi laut. (Ibrani 11:11-12)
Meskipun sudah lanjut usia dan mandul, Sara mempercayai janji Tuhan dan melahirkan Ishak, menjadi ibu dari bangsa yang besar.
Iman Orang Tua Musa
Karena iman, maka Musa, ketika ia lahir, disembunyikan selama tiga bulan oleh orang tuanya, karena mereka melihat, bahwa anak itu elok rupanya; dan mereka tidak takut akan titah raja. (Ibrani 11:23)
Didorong oleh iman, orang tua Musa menyembunyikannya dari dekret Firaun, mempercayai perlindungan ilahi.
Iman Bangsa Israel
Karena iman, maka mereka menyeberangi Laut Merah seolah-olah di tanah kering; tetapi ketika orang Mesir mencoba untuk melakukannya, mereka tenggelam. (Ibrani 11:29)
Iman memimpin Israel untuk menyeberangi Laut Merah, sementara pengejar mereka binasa.
Karena iman, maka tembok-tembok Yerikho runtuh, sesudah di kelilingi selama tujuh hari. (Ibrani 11:30)
Ketaatan bangsa Israel yang mengelilingi Yerikho menyebabkan tembok-tembok runtuh melalui iman.
Iman Rahab
Karena iman, maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak binasa bersama-sama dengan orang-orang yang tidak taat, karena ia telah menerima pengintai-pengintai itu dengan damai. (Ibrani 11:31)
Melalui iman, Rahab melindungi pengintai Israel dan diselamatkan dari kehancuran kotanya.
Iman Berasal dari Pendengaran
Alkitab mengajarkan bahwa iman dibangkitkan melalui Firman Tuhan:
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. (Roma 10:17)
Apa yang dikatakan Roma 10:17 adalah bahwa iman berasal dari mendengar pesan Tuhan, dan ini adalah anugerah ilahi:
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah. (Efesus 2:8)
Ketika kita mendengar pemberitaan Injil, Tuhan menawarkan anugerah ini secara cuma-cuma. Inilah mengapa pemberitaan Injil sangat penting, karena memungkinkan orang tidak hanya mengenal Tuhan tetapi juga percaya kepada-Nya dan mencapai keselamatan. Sayangnya, tidak semua yang mendengar percaya pada pemberitaan Injil yang sejati, karena beberapa menolak Tuhan, tidak mematuhi Firman-Nya, dan memilih untuk tidak hidup dalam kekudusan.
Orang Benar Akan Hidup oleh Iman
Alkitab mengajarkan bahwa orang benar harus hidup di dunia ini melalui iman mereka kepada Tuhan:
Sebab orang benar akan hidup oleh iman. (Habakuk 2:4; Roma 1:17)
Iman ini adalah kepercayaan teguh kepada Tuhan dan kebenaran jalan-Nya. Ini melibatkan kesetiaan pribadi kepada-Nya sebagai Juruselamat dan Tuhan, serta ketekunan moral untuk mengikuti perintah-Nya. Untuk menghadapi tantangan hidup, kita harus berdiri teguh di dalam Tuhan melalui iman. Alkitab membandingkan iman dengan biji sesawi: kecil pada awalnya, tetapi mampu tumbuh dan menguat sepanjang perjalanan Kristen.
Jenis-Jenis Iman
Iman dapat dipahami dalam berbagai dimensi, masing-masing dengan tujuan dan manifestasinya:
Iman Alami
Iman alami merujuk pada kepercayaan bawaan yang dimiliki manusia. Ini adalah keberanian untuk percaya pada sesuatu yang belum terwujud, seperti harapan akan masa depan yang lebih baik. Iman ini ada pada setiap orang, terlepas dari hubungan mereka dengan Tuhan.
Iman Penyelamat
Iman penyelamat adalah yang membawa manusia kepada keintiman dengan Tuhan. Iman ini membuat seseorang percaya pada keberadaan Tuhan dan janji-Nya untuk memberi upah kepada mereka yang mencari-Nya:
Tanpa iman tidak mungkin menyenangkan Allah, sebab barang siapa menghampiri Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Ia memberi upah kepada mereka yang sungguh-sungguh mencari Dia. (Ibrani 11:6)
Iman Supranatural
Iman supranatural adalah yang diperkuat oleh Roh Kudus, memungkinkan mujizat yang menentang penjelasan manusia. Melalui iman ini, penyembuhan, pembebasan, dan tanda-tanda luar biasa lainnya terjadi, memuliakan Tuhan.
Kesimpulan: Iman Mengubah Hidup
Iman lebih dari sekadar keyakinan; ini adalah anugerah dari Tuhan yang menghubungkan kita dengan kuasa-Nya dan mengubah hidup kita. Baik melalui kepercayaan Nuh, ketaatan Abraham, harapan Sara, atau keberanian Rahab, iman menggerakkan gunung dan membuat yang mustahil menjadi mungkin. Semoga kita mendengar Firman Tuhan, menerima anugerah iman, dan hidup sebagai orang benar, sepenuhnya mempercayai Juruselamat kita.