Kedaulatan Allah atas Waktu
Kitab Pengkhotbah mengajarkan bahwa segala sesuatu dalam hidup memiliki waktu yang ditentukan oleh Allah, yang berdaulat atas seluruh ciptaan. Dia menyatakan otoritas dan kendali-Nya melalui waktu, menunjukkan bahwa setiap peristiwa terjadi di bawah kehendak dan tujuan-Nya.
Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal; ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut tanaman; Ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merobohkan, ada waktu untuk membangun; Ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk berkabung, ada waktu untuk menari; Ada waktu untuk menaburkan batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; Ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk kehilangan; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang; Ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara; Ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai. (Pengkhotbah 3:1-8, TB)
Allah, Tuhan atas Waktu dan Sejarah
Pengkhotbah menunjukkan bahwa waktu adalah manifestasi dari kedaulatan Allah, yang hadir dalam masa lalu, sekarang, dan masa depan. Dia mengatur semua peristiwa, dan tidak ada yang lolos dari pengetahuan atau tujuan-Nya.
Akulah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Pertama dan Yang Terkemudian. (Wahyu 22:13, TB)
Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini terjadi dengan izin Allah, selaras dengan tujuan dan kehendak-Nya. Setiap momen dalam hidup kita memenuhi tujuan tertentu, yang ditentukan oleh otoritas ilahi-Nya.
Sebab dari Dia dan melalui Dia dan kepada Dia segala sesuatu; bagi-Nyalah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin. (Roma 11:36, TB)
Kehadiran Allah begitu mulia sehingga tidak mungkin untuk melarikan diri darinya.
Ke mana aku dapat pergi menjauhi Roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? (Mazmur 139:7, TB)
Mengapa Segala Sesuatu Memiliki Waktu yang Ditentukan?
Musim-Musim Kehidupan
Seperti halnya musim dalam setahun memiliki ciri khas masing-masing, dengan waktu mulai dan berakhir yang jelas, kehidupan rohani juga ditandai oleh momen-momen yang berbeda. Setiap fase memiliki tujuannya, dan tidak ada yang abadi kecuali Firman Allah, yang tetap tidak berubah.
Langit dan bumi akan lenyap, tetapi perkataan-Ku tidak akan lenyap. (Matius 24:35, TB)
Kesabaran dalam Waktu Allah
Kesulitan terbesar manusia adalah menunggu waktu Allah untuk pemenuhan tujuan-Nya. Alkitab mengajarkan kita untuk menunggu dengan sabar, percaya bahwa Allah mendengar tangisan kita.
Dengan sabar aku menanti-nantikan TUHAN; lalu Ia mencondongkan diri kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong. (Mazmur 40:1, TB)
Allah memperhatikan doa-doa kita, tetapi Dia melihat melampaui apa yang bisa kita lihat. Dia tahu apakah kita siap menerima apa yang kita minta. Terkadang, mengabulkan permintaan di waktu yang salah dapat membuat seseorang menjauh dari hadirat-Nya, sehingga Dia bertindak sesuai dengan kebijaksanaan-Nya.
Berkat pada Waktu Sempurna Allah
Berkat Allah diberikan pada waktu yang telah Dia tetapkan. Tuhan dapat melakukan segala sesuatu—menyembuhkan, membebaskan, memulihkan pernikahan, menghidupkan kembali—selama itu selaras dengan tujuan-Nya.
Aku tahu, bahwa Engkau dapat melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal. (Ayub 42:2, TB)
Contoh yang kuat adalah kebangkitan Lazarus, sahabat Yesus. Meskipun Lazarus sudah meninggal, adalah tujuan Allah baginya untuk hidup kembali. Bagi mata manusia, itu tampak mustahil, tetapi tujuan ilahi menang. Yesus menunggu waktu yang tepat untuk bertindak, agar nama Bapa dimuliakan.
Ajaran Pengkhotbah: Menanti Allah
Pengkhotbah mendesak kita untuk tidak mencoba “membantu” Allah, tetapi belajar menanti Dia. Berkat yang diterima pada waktu yang tepat membawa sukacita, sedangkan yang diperoleh di luar waktu Allah dapat membawa kesusahan. Ketika kita meminta sesuatu kepada Allah, kita harus berdoa agar Dia memberikannya pada waktu-Nya dan sesuai dengan kehendak serta tujuan-Nya.
Seperti kita mencari Allah dalam doa, berseru untuk jawaban, kita harus percaya bahwa Dia akan bertindak pada saat yang sempurna, ketika tujuan-Nya adalah memberkati kita dengan apa yang kita minta.
Kesimpulan: Percaya pada Waktu Allah
Pesan Pengkhotbah 3:1-8 adalah undangan untuk percaya pada kedaulatan Allah. Dia adalah Tuhan atas waktu, dan setiap momen dalam hidup kita berada di bawah kendali-Nya. Semoga kita belajar menunggu dengan sabar, percaya bahwa Allah mendengar tangisan kita dan bertindak pada waktu yang sempurna untuk memenuhi tujuan-Nya. Biarlah iman kita menopang kita, mengetahui bahwa Allah yang melihat segalanya dan mengetahui segalanya akan memimpin kita menuju kepenuhan berkat-Nya.