1 Korintus 3:7 Bukan yang menanam dan bukan pula yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.

Published On: 20 de November de 2023Categories: Pelajaran Alkitab

Rasul Paulus, yang diilhami oleh yang ilahi, memberi kita permata rohani ketika ia menyatakan dalam 1 Korintus 3:7 (ARA): “ Maka yang ada bukanlah yang menanam dan bukan pula yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. . Ayat ini merangkum kebenaran transendental tentang peran Tuhan dalam perkembangan spiritual. Dalam pembelajaran Alkitab ini, kita akan menyelami kedalaman teks ini, mengungkap lapisan-lapisannya dan menyelidiki implikasi dari pesan yang terkandung di dalamnya.

Kesia-siaan Manusia dan Kedaulatan Ilahi

Paul, dengan menggunakan metafora perkebunan, menyoroti kesia-siaan upaya manusia yang terisolasi. Dia memulai dengan menyatakan bahwa “siapa pun yang menanam, maupun yang menyiram, bukanlah siapa-siapa”. Pengurangan jumlah tenaga kerja manusia ini bukanlah sebuah penghinaan, namun sebuah peninggian kedaulatan ilahi atas proses pertumbuhan rohani. Namun, kita tidak dibebaskan dari tanggung jawab kita. Ini adalah kolaborasi antara Tuhan dan manusia, dimana Tuhan bekerja melalui tindakan kita.

Untuk memperjelas kebenaran ini, kita dapat melihat Filipi 2:13 (NIV): “ Sebab Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun perbuatan menurut kerelaan-Nya. ” Di sini, Paulus menyoroti dualitas: Tuhan bekerja di dalam kita, tetapi hal ini terjadi “sesuai dengan kerelaan-Nya.” Interaksi antara kehendak ilahi dan manusia merupakan hal mendasar untuk memahami dinamika spiritual.

Misteri Terungkap: Tuhan, Pemberi Pertumbuhan

Namun, 1 Korintus 3:7 tidak hanya menyingkapkan kesia-siaan manusia, namun juga menyingkapkan keagungan Allah sebagai “pemberi pertambahan”. Kata “memberi” melampaui gagasan tindakan sepihak; itu menyiratkan tindakan yang murah hati dan berkelanjutan. Di sini, Paulus menekankan bahwa pertumbuhan rohani bukanlah suatu prestasi manusia, namun suatu karunia ilahi.

Prinsip ini bergema dalam Yakobus 1:17 (ARA): “ Setiap pemberian yang baik dan setiap pemberian yang sempurna datangnya dari atas, turun dari Bapa segala terang, yang pada-Nya tidak ada variasi atau bayangan perubahan. Kebenaran yang terkandung dalam 1 Korintus 3:7 dikuatkan oleh Yakobus, yang menekankan bahwa setiap unsur yang baik dan sempurna datangnya dari atas. Tuhan tidak hanya memulai pertumbuhan rohani, tetapi juga menopang dan menyempurnakan setiap aspeknya.

Analogi Pertanian: Kedalaman yang Belum Dijelajahi

Ketika mengacu pada perkebunan, Paulus menggali analogi pertanian yang kaya untuk menyampaikan kebenaran rohani. Tanah, benih, air – semua elemen ini merupakan simbol yang mendalam. Dalam Matius 13:23 (NIV), Yesus mengeksplorasi perumpamaan tentang penabur, menghubungkan langsung dengan konsep pertumbuhan rohani: “ Tetapi dia yang ditaburkan di tanah yang baik adalah dia yang mendengar firman itu dan memahaminya. Dia akan menghasilkan panen seratus, enam puluh, atau tiga puluh kali lipat dari apa yang ditabur. ” Di sini, memahami Firman sangat penting untuk pertumbuhan rohani.

Paulus, ketika menggunakan air sebagai unsur dalam analoginya, juga selaras dengan kata-kata Yesus dalam Yohanes 4:14 (ARA): “ Barangsiapa meminum air yang Aku berikan kepadanya, dia tidak akan haus lagi. Sebaliknya, air yang Kuberikan kepadanya akan menjadi sumber air yang memancar sampai kepada hidup yang kekal. ” Air ilahi ini penting untuk menyuburkan benih rohani yang ditanam, sekali lagi menyoroti ketergantungan yang berkelanjutan pada Tuhan.

Tantangan Kolaborasi: Penanam dan Kaleng Penyiram

Paulus, ketika menyatakan bahwa “yang menanam dan yang menyiram tidak berarti apa-apa,” menyoroti saling ketergantungan pelayanan dalam pekerjaan Tuhan. Hal ini merupakan ajakan untuk rendah hati, menyadari bahwa setiap peran yang dimainkan dalam perkebunan sangatlah berharga, namun Tuhanlah yang mengatur pertumbuhannya.

Kebenaran ini diperluas dalam 1 Korintus 12:18 (NIV): “ Tetapi sesungguhnya Allah mengatur anggota-anggotanya, menempatkannya masing-masing dalam tubuh, menurut kehendak-Nya. Di sini, Paulus menggunakan analogi tubuh untuk menekankan bahwa setiap anggota, setiap peranan dalam penanaman rohani, ditunjuk oleh Tuhan. Keberagaman karunia dan pelayanan sangat penting bagi pertumbuhan kolektif.

Tidak adanya Kebajikan yang Mengejutkan: Sebuah Wahyu yang Mendalam

Dengan menyatakan bahwa “yang menanam bukanlah apa-apa dan tidak ada yang menyiram”, Paulus menantang mentalitas manusia yang berpusat pada prestasi. Di dunia yang menghargai pencapaian pribadi, pernyataan ini revolusioner. Ia menyoroti bahwa dalam dunia spiritual, posisi kita tidak berakar pada pencapaian individu, namun pada rahmat Tuhan.

Efesus 2:8-9 (NIV) melengkapi perspektif ini: “ Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan melalui iman ; dan ini bukan datangnya darimu, ini adalah anugerah dari Tuhan; bukan hasil pekerjaan, jangan sampai ada orang yang memegahkan diri. ” Di sini, Paulus memperkuat gagasan bahwa keselamatan, dan pertumbuhan rohani, adalah anugerah ilahi, bukan pencapaian manusia. Hal ini menantang pola pikir legalistik dan menyoroti anugerah Tuhan yang melimpah.

Perawatan Ilahi di Perkebunan Spiritual

Dengan menyatakan bahwa “Allah memberikan peningkatan,” Paulus tidak hanya menunjuk pada kedaulatan ilahi namun juga menyoroti kepedulian Allah dalam proses tersebut. Kata “pertumbuhan” menyiratkan perkembangan yang berkesinambungan dan progresif, yang menunjukkan bahwa Tuhan bukan hanya pemrakarsa, namun juga pemelihara pertumbuhan rohani kita.

Mazmur 121:3 (NIV) melengkapi kebenaran ini: “ Dia tidak akan membiarkan kamu tersandung; pelindungmu akan tetap waspada. Mazmur ini mencerminkan janji tersebut bahwa Tuhan, seperti tukang kebun surgawi, dengan penuh semangat memperhatikan setiap langkah perjalanan rohani kita. Hal ini memberikan kenyamanan dan keamanan, mengetahui bahwa pertumbuhan kita ada di tangan Tuhan yang penuh perhatian.

Kesimpulan: Kedalaman 1 Korintus 3:7 yang Tak Terduga

Kesimpulannya, 1 Korintus 3:7 menyatakan dirinya sebagai sumber hikmat rohani yang tiada habisnya. Ayat ini melampaui kata-kata tertulis, mengajak kita untuk merenungkan kedalaman rencana ilahi bagi pertumbuhan rohani kita. Dalam interaksi antara yang ilahi dan yang manusia, dalam analogi pertanian yang kaya secara simbolis, dalam ketiadaan jasa pribadi dan dalam pemeliharaan ilahi, kita menemukan sebuah narasi yang bergema selama berabad-abad, membimbing kita dalam perjalanan iman kita . Semoga kita, sebagai penanam dan pengairan yang sadar, berserah diri pada kedaulatan Tuhan, yakin bahwa Dialah yang memberi pertumbuhan.

Share this article

Written by : Ministério Veredas Do IDE

Leave A Comment