Studi ini mengeksplorasi kitab 2 Raja-raja, pasal 19, dengan fokus pada kekuatan doa dan pengaruhnya dalam membawa pembebasan. Pasal ini melanjutkan peristiwa yang dijelaskan dalam 2 Raja-raja 18, di mana Yerusalem berada dalam kesusahan besar—terkepung, terancam, dan diliputi ketakutan. Dalam 2 Raja-raja 19, kita menyaksikan proses pembebasan, yang tidak dicapai melalui pertempuran atau pedang, melainkan melalui penekanan pada kekuatan doa, sebuah nubuat, dan campur tangan malaikat.
Kekuatan Doa di Tengah Kesesakan
Pasal 19 menggambarkan Raja Hizkia dalam keadaan sangat khawatir. Dalam ayat 1 hingga 5, kita melihat bahwa situasi yang menyedihkan ini menuntut tindakan dari raja. Pelajaran penting bagi kehidupan kita adalah bahwa setiap proses pembebasan memerlukan langkah awal. Sering kali, langkah ini melibatkan mencari Tuhan dalam doa, bahkan dengan dukungan dari saudara-saudara seiman lainnya.
Dalam bagian ini, kita melihat Hizkia mengirim pelayan-pelayannya kepada nabi Yesaya untuk meminta doa:
“Ketika Raja Hizkia mendengar hal ini, ia merobek pakaiannya, mengenakan kain kabung, dan masuk ke bait Tuhan. Ia mengutus Elyakim, pengurus istana, Sebna, sekretaris, dan para imam utama, semuanya mengenakan kain kabung, kepada nabi Yesaya bin Amoz… ‘Inilah yang dikatakan Hizkia: Hari ini adalah hari kesusahan, teguran, dan aib… Berdoalah untuk sisa umat yang masih bertahan.’” (2 Raja-raja 19:1-4)
Sebagai tanggapan, ia menerima pesan damai:
“Yesaya berkata kepada mereka, ‘Katakan kepada tuanmu, “Inilah yang dikatakan Tuhan: Jangan takut karena perkataan yang telah kamu dengar… Aku akan menaruh roh dalam dirinya sehingga ketika ia mendengar kabar tertentu, ia akan kembali ke negerinya sendiri, dan di sana Aku akan membuatnya ditebas dengan pedang.”’” (2 Raja-raja 19:6-7)
Kisah ini mencerminkan kebenaran yang terdapat dalam:
“Doa orang yang benar sangat kuat dan efektif.” (Yakobus 5:16)
Seperti Hizkia, kita menghadapi saat-saat krisis, kesulitan, dan badai dalam hidup kita. Sering kali, kita membutuhkan dukungan doa dari orang lain untuk mengatasi tantangan ini. Meskipun ada waktu untuk doa pribadi dan intim dengan Tuhan—di mana kita menyerahkan masalah kita kepada-Nya secara rahasia—ada juga saat-saat ketika kita harus mencari dukungan dari saudara-saudara seiman melalui doa bersama, dengan fokus pada kekuatannya.
Doa Hizkia dan Campur Tangan Ilahi
Ketika Sanherib, raja Asyur, mengirim surat kepada Hizkia untuk mengintimidasi dan memaksanya menyerah, Hizkia beralih ke doa, menyerahkan masalahnya kepada Tuhan, Hakim yang adil. Ia menyerahkan perkaranya ke tangan Tuhan dan memohon pertolongan:
“Hizkia menerima surat dari utusan itu dan membacanya. Kemudian ia naik ke bait Tuhan dan membentangkannya di hadapan Tuhan. Dan Hizkia berdoa kepada Tuhan: ‘Tuhan, Allah Israel, yang bersemayam di antara kerubim, Engkau saja yang menjadi Allah atas segala kerajaan di bumi… Sekarang, Tuhan Allah kami, selamatkan kami dari tangannya, agar semua kerajaan di bumi tahu bahwa hanya Engkau, Tuhan, yang adalah Allah.’” (2 Raja-raja 19:14-19)
Sebagai respons terhadap doa Hizkia, Tuhan, melalui nabi Yesaya, menyampaikan pesan yang menghibur, menjamin pembebasan bagi umat-Nya:
“Kemudian Yesaya bin Amoz mengirim pesan kepada Hizkia: ‘Inilah yang dikatakan Tuhan, Allah Israel: Aku telah mendengar doamu mengenai Sanherib, raja Asyur… Oleh karena itu, inilah yang dikatakan Tuhan tentang raja Asyur: Ia tidak akan memasuki kota ini… Aku akan membela kota ini dan menyelamatkannya, demi Aku dan demi hamba-Ku Daud.’” (2 Raja-raja 19:20, 32-34)
Di sini, kekuatan doa terlihat jelas: pasukan Asyur dihancurkan oleh malaikat, dan Sanherib dibunuh oleh anak-anaknya sendiri:
“Malam itu malaikat Tuhan keluar dan membunuh seratus delapan puluh lima ribu orang di perkemahan Asyur… Sanherib, raja Asyur, meninggalkan perkemahan dan menarik diri… Suatu hari, ketika ia sedang menyembah di kuil dewa Nisrok, anak-anaknya Adramelekh dan Sarezer membunuhnya dengan pedang.” (2 Raja-raja 19:35-37)
Dengan cara ini, Tuhan memuliakan diri-Nya dan menyelamatkan umat-Nya.
Ringkasan Peristiwa dalam 2 Raja-raja 19
2 Raja-raja 19:1-7: Mencari Doa dalam Kesesakan
Di tengah kesusahan, Hizkia mengirim pelayan-pelayannya kepada Yesaya untuk meminta dukungan doa, menekankan kekuatan doa.
2 Raja-raja 19:8-19: Doa Hizkia Didengar
Permohonan Hizkia sampai ke telinga Tuhan.
2 Raja-raja 19:20-34: Penghiburan dan Janji Tuhan
Tuhan menghibur Hizkia dengan kata-kata harapan dan pembebasan.
2 Raja-raja 19:35-37: Kemenangan Ilahi
Malaikat Tuhan mengalahkan musuh.
Narasi Alkitab ini mengajarkan kita tentang fokus pada kekuatan doa dan kemampuannya untuk menghasilkan pembebasan serta campur tangan ilahi di saat krisis. Semoga pesan ini memperkuat iman mereka yang belum bertemu dengan Tuhan.
Jika pesan ini telah mengangkat hidup Anda, kami meminta Anda untuk:
- Tinggalkan komentar Anda untuk membangun iman kami.
- Bagikan di media sosial agar kehidupan lain juga dapat dipengaruhi oleh kuasa Tuhan.