Kitab Hagai adalah salah satu kitab nubuatan minor dari Perjanjian Lama, dan hanya terdiri dari dua pasal. Meski singkat, kitab Hagai memuat pelajaran penting tentang nilai menyembah Tuhan dan pentingnya membangun rumah-Nya. Bab kedua buku ini secara khusus berbicara tentang kemuliaan rumah kedua Tuhan dan bagaimana kehadiran Tuhan hadir di rumah itu. Dalam pelajaran Alkitab ini, kita akan menjelajahi tema-tema ini dan menemukan bagaimana kita dapat menerapkannya dalam kehidupan kita hari ini.
Pentingnya Rumah Tuhan
Di awal Hagai pasal 2, nabi bertanya kepada umat Allah: “Siapakah di antara kamu yang selamat dari kehancuran waktu itu? Bagaimana Anda sekarang melihat candi ini dibandingkan dengan yang itu?” (Hagai 2:3). Nabi mengacu pada bait suci yang dihancurkan oleh orang Babilonia, dan yang telah dibangun kembali dengan susah payah oleh umat Allah. Nabi menekankan pentingnya rumah Allah dan pentingnya menyembah Allah di tempat suci.
Tuhan tidak hanya berdiam di gedung-gedung, tetapi rumah Tuhan adalah tempat di mana kita dapat mengalami kehadiran Tuhan secara khusus. Ketika kita berkumpul di tempat suci untuk menyembah Tuhan, kita mengakui kekudusan-Nya dan kebutuhan kita akan kehadiran-Nya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga rumah Tuhan dan hadir dalam pelayanan dan kegiatan yang dilakukan di dalamnya.
Lebih jauh lagi, rumah Tuhan adalah simbol persatuan umat Tuhan. Ketika kita berkumpul di tempat yang suci, kita menunjukkan bahwa kita berasal dari komunitas yang sama dan bahwa kita memiliki tujuan yang sama: menyembah Tuhan dan hidup dalam ketaatan pada kehendak-Nya. Rumah Tuhan adalah tempat di mana kita dapat menemukan dorongan, penghiburan, dan bimbingan untuk kehidupan Kristiani kita.
“Betapa indahnya kemah-Mu, TUHAN semesta alam! Jiwaku merindukan dan merindukan pelataran Tuhan; hati dan dagingku berseru kepada Allah yang hidup.” (Mazmur 84:1-2)
Kemuliaan Rumah Kedua Tuhan
Dalam ayat 9 pasal 2 dari Hagai, Tuhan berjanji kepada orang Israel: “Kemuliaan rumah terakhir ini akan lebih besar dari yang pertama, firman Tuhan semesta alam, dan di tempat ini Aku akan memberikan kedamaian, firman Tuhan semesta alam” (Hagai 2:9). Tuhan berjanji bahwa rumah kedua Tuhan akan lebih mulia dari yang pertama.
Rumah Tuhan yang kedua mengacu pada bait suci yang dibangun kembali oleh orang Israel setelah pembuangan di Babel. Meski tidak semegah bait suci yang dibangun oleh Salomo, Tuhan berjanji bahwa kemuliaan rumah yang kedua akan lebih besar dari yang pertama. Dan memang, hadirat Allah dimanifestasikan di rumah kedua dengan cara yang tidak pernah terjadi di rumah pertama.
Namun janji Tuhan tidak terbatas hanya pada kemuliaan rumah kedua Tuhan yang dibangun oleh bangsa Israel. Janji itu juga berlaku bagi kita hari ini. Tuhan berjanji bahwa kemuliaan rumah-Nya akan lebih besar dari yang pertama.
Dalam 1 Korintus 3:16 , Paulus menulis, “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” Perikop ini menunjukkan bahwa sama seperti rumah Allah Perjanjian Lama adalah tempat di mana hadirat Allah berdiam, sekarang, sebagai orang Kristen, kitalah yang telah menjadi rumah Allah. Hadirat Allah bersemayam dalam diri kita, sebagai individu dan sebagai komunitas orang percaya.
Ini berarti bahwa kita harus menjaga diri kita sendiri dan satu sama lain, sama seperti kita menjaga rumah Tuhan. Kita harus berusaha untuk menjadi kudus, berkenan kepada Tuhan, dan menjaga kesatuan kita dengan orang Kristen lainnya.
“Dan kemahku akan ada bersama mereka, dan aku akan menjadi Tuhan mereka, dan mereka akan menjadi umatku.” (Yehezkiel 37:27)
Kebutuhan untuk Mencari Tuhan
Dalam Hagai 2:7 , Tuhan berkata, “ Aku akan mengguncang semua bangsa, dan harta semua bangsa akan datang, dan Aku akan memenuhi rumah ini dengan kemuliaan, firman Tuhan semesta alam.” Tuhan berjanji bahwa kemuliaan rumah-Nya akan dipenuhi dengan harta segala bangsa. Tetapi ini hanya mungkin jika orang-orang mencari Tuhan.
Pencarian akan Tuhan sangat mendasar bagi kita untuk mengalami kemuliaan-Nya dan kehadiran-Nya dalam hidup kita. Ketika kita berpaling kepada-Nya dalam doa, pembacaan Alkitab, dan penyembahan, kita mengakui bahwa Dia adalah Tuhan kita dan bahwa kita bergantung kepada-Nya untuk segala sesuatu.
Tetapi pencarian akan Tuhan tidak boleh hanya secara individual. Adalah perlu bahwa kita mencari Tuhan bersama-sama sebagai komunitas orang percaya. Kita harus bersatu dalam mencari kehendak Tuhan dalam hidup kita dan dalam gereja kita. Hanya dengan begitu kita dapat mengalami kepenuhan kemuliaan-Nya dalam hidup kita dan di rumah kita.
“Carilah Tuhan selama dia dapat ditemukan, panggil dia selama dia dekat.” (Yesaya 55:6)
Janji Damai Tuhan
Dalam (Hagai 2:9) Tuhan berjanji untuk memberikan kedamaian bagi umat-Nya: “Dan di tempat ini Aku akan memberikan kedamaian, firman Tuhan semesta alam.” Janji perdamaian ini adalah salah satu janji yang paling menghibur di dalam Alkitab. Tuhan berjanji bahwa, bahkan dalam menghadapi kesulitan dan ketidakpastian hidup, kita dapat mengalami kedamaian yang hanya dapat diberikan oleh Dia.
Kedamaian Allah bukanlah kedamaian yang lewat atau dangkal. Itu adalah kedamaian yang melampaui semua keadaan dan menopang kita melalui pencobaan. Kedamaian ini hanya mungkin terjadi ketika kita mencari Tuhan dan percaya sepenuhnya kepada-Nya. Ketika kita menyerahkan hidup dan kekhawatiran kita kepada-Nya, kita dapat mengalami kedamaian yang hanya dapat Dia berikan.
“Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan menjaga hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4:7)
Kedamaian ini hanya mungkin terjadi ketika kita berdamai dengan Tuhan. Dan untuk berdamai dengan Dia, kita perlu mengenali dosa-dosa kita dan bertobat. Ketika kita mengakui dosa kita, Tuhan setia dan adil untuk mengampuni kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan (1 Yohanes 1:9).
Selain itu, kita perlu memercayai Tuhan dalam semua bidang kehidupan kita. Kita tidak perlu khawatir tentang hari esok, tetapi percayalah bahwa Tuhan memiliki rencana atas hidup kita dan Dia akan memelihara kita (Matius 6:34).
Kesimpulan
Kitab Hagai mengajarkan kita bahwa Allah adalah Allah yang berjanji. Dia telah berjanji bahwa kemuliaan rumah-Nya akan lebih besar dari yang pertama. Dia telah berjanji bahwa Dia akan memenuhi rumah-Nya dengan harta segala bangsa. Dia telah berjanji bahwa Dia akan memberikan kedamaian bagi umat-Nya. Namun janji-janji ini hanya akan menjadi kenyataan jika orang-orang mencari Tuhan dengan sepenuh hati.
Penting bagi kita untuk mencari Tuhan secara individu dan dalam komunitas. Kita perlu bersatu dalam mencari kehendak Tuhan dalam hidup kita dan dalam gereja kita. Dan ketika kita mencari Tuhan, kita dapat mengalami kedamaian yang hanya dapat diberikan oleh Dia.
Semoga kita, sebagai gereja, mencari Tuhan dengan sepenuh hati dan mengalami kemuliaan dan kedamaian-Nya dalam hidup kita dan di rumah kita. Dan semoga kita mempercayai-Nya, mengetahui bahwa Dia setia untuk menepati semua janji-Nya.
“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Matius 6:33)