Dalam kekayaan harta karun Alkitab, kita menemukan mazmur yang bergema sepanjang zaman, membawa pesan kepercayaan, penghiburan, dan harapan untuk segala usia: Mazmur 31. Ditulis oleh Raja Daud, mazmur ini membimbing kita dalam perjalanan emosional dan spiritual, mengungkapkan kedalaman pergumulan manusia dan cahaya kehadiran ilahi di tengah kesulitan. Dalam delapan tema utama, Mazmur 31 memberi kita pelajaran berharga tentang bagaimana menghadapi tantangan, mencari perlindungan kepada Tuhan, dan memperbarui iman kita di masa-masa sulit.
Dalam pelajaran ini, kita akan menelusuri masing-masing dari delapan topik ini secara mendetail, berupaya memahami bagaimana kata-kata terilham Daud memiliki kekuatan untuk menerangi kehidupan kita saat ini. Mencari perlindungan di tangan Tuhan, bergumul dengan kesedihan dan keputusasaan, pentingnya kebenaran di saat kesusahan, kesetiaan Tuhan di tengah kesengsaraan, nilai pujian dan syukur, belas kasih Tuhan di saat kesepian, kemenangan atas musuh spiritual, dan , akhirnya, harapan yang muncul dari kepercayaan kepada Tuhan.
Saat kita menyelami setiap topik, kita akan menemukan bagaimana pelajaran ini berhubungan dengan pengalaman kita sendiri. Saat kita menghadapi berbagai tantangan dalam hidup kita, kata-kata Mazmur 31 mengingatkan kita bahwa kita tidak sendirian. Sama seperti Daud menemukan penghiburan dan hikmat di hadirat Tuhan, kita juga dapat menemukan harapan dan kekuatan untuk mengatasi pencobaan yang kita hadapi di sepanjang jalan.
Saya mengundang Anda untuk menjelajahi setiap topik dalam pelajaran Alkitab ini, membenamkan diri Anda dalam kebenaran abadi dari Mazmur 31. Saat kita melakukannya, semoga kita menemukan kenyamanan dalam janji-janji Allah, pembaruan dalam iman kita, dan kepastian bahwa apa pun keadaan kita, ada harapan berlimpah di hati kita.percayalah pada Tuhan yang tidak pernah meninggalkan kita.
Mencari Perlindungan di Tangan Tuhan
Dalam Mazmur 31-1 , Daud menunjukkan kepada kita bagaimana kita dapat berlindung di tangan Tuhan, menemukan keamanan dan kedamaian bahkan ketika kita menghadapi ketidakpastian dan tantangan dalam hidup kita. Dia memulai mazmur dengan berseru, “Di dalam Engkau, ya TUHAN, aku percaya; jangan biarkan aku bingung; bebaskan aku dengan kebenaranmu.” Kata-kata ini mengungkapkan kepercayaannya yang tak tergoyahkan kepada Tuhan sebagai tempat berlindung yang aman.
Pencarian perlindungan kepada Tuhan ini mengingatkan kita pada apa yang Yesus katakan dalam Matius 7:24-25: “Setiap orang yang mendengar perkataanku ini dan melakukannya, aku akan menyamakan dia dengan orang bijak, yang membangun rumahnya di atas batu. Dan hujan turun, dan sungai mengalir, dan angin bertiup, dan menghancurkan rumah itu, dan itu tidak runtuh, karena dibangun di atas batu.” Sama seperti Daud percaya pada kebenaran Jahweh, kita juga harus membangun kepercayaan kita kepada Jahweh dengan mendasarkan hidup kita pada FirmanNya.
Daud terus mengingatkan kita tentang sifat pelindung Allah ketika dia berkata: Mazmur 31:5: “Di tangan-Mu aku menyerahkan nyawaku; Engkau telah menebus aku, ya TUHAN, Allah kebenaran.” Penyerahan total Daud kepada Tuhan mencerminkan keyakinan akan penebusan dan pemeliharaan-Nya. Kata-kata Daud ini menggemakan kata-kata Yesus di kayu salib ketika Dia berkata, “Bapa, ke dalam tanganmu aku menyerahkan jiwaku.” (Lukas 23:46). Kedua contoh tersebut menunjukkan kepada kita bagaimana kita dapat mempercayai Tuhan sepenuhnya, menyerahkan kekhawatiran dan ketakutan kita kepada-Nya.
Saat kita mengandalkan Tuhan sebagai perlindungan kita, kita diingatkan akan kata-kata Amsal 18:10: “Nama TUHAN adalah menara yang kuat; orang benar lari ke sana dan selamat.” Di sini kita dianjurkan untuk mencari keselamatan atas nama Tuhan. Kepastian itu bukan hanya dalam kata-kata, tetapi dalam realitas karakter Tuhan sebagai pelindung dan pelindung kita.
Daud menantang kita untuk memercayai Tuhan, bahkan ketika keadaan tampaknya tidak menguntungkan. Dalam Mazmur 31:15 dia berkata, “Waktuku ada di tanganmu.” Pernyataan ini mengingatkan kita pada perkataan Yesus dalam Matius 6:25-27: “Karena itu Aku berkata kepadamu, jangan kuatir akan hidupmu, apa yang akan kamu makan atau apa yang akan kamu minum; atau untuk tubuh Anda, seperti apa yang akan Anda kenakan. Bukankah hidup lebih dari makanan, dan tubuh lebih dari pakaian? Perhatikan burung-burung di udara: mereka tidak menabur atau menuai atau mengumpulkan lumbung; namun Bapa surgawimu mendukung mereka. Apakah kamu tidak lebih berharga daripada burung?” Daud dan Yesus mengingatkan kita bahwa Tuhan mengendalikan hidup kita dan kita harus percaya pada waktu-Nya yang sempurna.
Oleh karena itu, pencarian perlindungan di tangan Tuhan memberi kita ketenangan pikiran bahwa Dia adalah tempat berlindung yang aman di tengah badai kehidupan. Kita harus mengingat kata-kata Mazmur 91:2: “Aku akan berkata tentang Tuhan, Dialah Allahku, perlindunganku, kubu pertahananku, dan kepada-Nya aku percaya.” Seperti yang Daud percayai, seperti yang Yesus lakukan, kita dapat menemukan keamanan di tangan kasih Allah kita, mengetahui bahwa Dia setia untuk melindungi dan membimbing kita setiap saat.
Perjuangan Melawan Kesedihan dan Keputusasaan
Mazmur 31 membawa kita pada perjumpaan mendalam dengan kejujuran emosi manusia. Di dalamnya, David berbagi pergumulan batinnya, menunjukkan bagaimana dia menghadapi saat-saat kesedihan dan keputusasaan. Dalam ayat 5, Daud berkata, “ke dalam tanganmu aku menyerahkan jiwaku; Engkau telah menebus aku, ya TUHAN, Allah kebenaran.” Kata-kata ini mengungkapkan sikap penyerahan totalnya kepada Tuhan, bahkan ketika penderitaannya tampak luar biasa.
Pernahkah Anda merasa tertekan atau putus asa? Yesus juga tahu perasaan ini. Dalam Matius 26:38-39, Dia berkata kepada murid-murid-Nya, “Lalu Dia berkata kepada mereka, Jiwaku diliputi kesedihan bahkan sampai mati; tetap di sini, dan menonton bersamaku. Dan melangkah lebih jauh, dia tersungkur, berdoa dan berkata, Ayahku, jika mungkin, biarkan cawan ini berlalu dariku; namun, bukan seperti yang saya inginkan, tetapi seperti yang Anda inginkan. Di saat-saat sulit, kita dapat menemukan penghiburan dengan mengetahui bahwa Yesus memahami emosi kita dan bersedia menyertai kita dalam pergumulan kita.
David melanjutkan, menyatakan: “Di tanganmu aku menyerahkan jiwaku.” Frasa ini mengingatkan kita pada kata-kata Yesus di kayu salib: “Bapa, ke dalam tangan-Mu aku menyerahkan nyawaku.” (Lukas 23:46). Kemiripan ini mengarahkan kita pada kebenaran bahwa Yesus mengalami emosi manusiawi kita, termasuk kesedihan, kesepian, dan keputusasaan. Penyerahannya yang penuh percaya diri kepada Tuhan menunjukkan kepada kita cara untuk menghadapi pergumulan kita sendiri.
Selanjutnya, Mazmur 34:17-18 meyakinkan kita, “Teriakan orang benar, dan Tuhan mendengar mereka, dan membebaskan mereka dari semua masalah mereka. Tuhan orang yang patah hati sudah dekat, dan menyelamatkan orang yang patah hati.” Itu mengingatkan kita bahwa Tuhan dekat dengan orang yang patah hati dan Dia mendengar tangisan kita di saat-saat sulit.
Dalam Mazmur 31:24 Daud menyimpulkan, “Jadilah kuat, dan dia akan menguatkan hatimu, semua orang yang menanti-nantikan Tuhan.” Bahkan di tengah kesulitan, dia mendorong kita untuk menantikan Tuhan dan menemukan kekuatan di dalam Dia. Yesus juga mengundang kita untuk menemukan perhentian di dalam Dia: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Matius 11:28).
Oleh karena itu, ketika kesedihan dan keputusasaan mengetuk pintu hati kita, kita dapat mengikuti teladan Daud dan menaruh kepercayaan kita kepada Tuhan. Karena Yesus menanggung pergumulannya sendiri, kita dapat yakin bahwa Dia memahami emosi kita dan bersedia menguatkan kita. Harapan dan kelegaan tersedia bagi kita ketika kita mencari perlindungan kepada Tuhan.
Pentingnya Kesalehan di Masa Kesengsaraan
Dalam Mazmur 31, Daud mengajar kita tentang pentingnya kebenaran di tengah kesengsaraan. Dia menunjukkan kepada kita bahwa memilih jalan yang benar, bahkan saat menghadapi tantangan, dapat menjadi sumber kekuatan dan harapan. Dalam Mazmur 31:15, Daud menyatakan, “Waktuku ada di tangan-Mu.” Pernyataan ini mencerminkan keyakinan Anda bahwa Tuhan mengendalikan hidup Anda dan keadaan di sekitar Anda.
Memilih keadilbenaran tidak selalu mudah, terutama ketika tekanannya tinggi. Namun, Daud mengajarkan kita bahwa mencari Tuhan dan kehendak-Nya adalah cara untuk menemukan kekuatan di masa-masa sulit. Yesus juga membimbing kita dalam Matius 6:33: “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Ini adalah pengingat bahwa saat kita memilih kebenaran dan mendahulukan Tuhan, Dia akan memenuhi kebutuhan kita.
Daud tidak hanya berbicara tentang kebenaran, dia juga menghidupinya. Dalam Mazmur 31:19 dia berseru, “Oh! betapa besarnya kebaikanmu, yang telah kamu simpan untuk mereka yang takut padamu, yang telah kamu lakukan untuk mereka yang percaya padamu di hadapan anak-anak manusia!” Daud mengakui bahwa Tuhan itu baik bagi mereka yang takut akan Dia dan berusaha untuk hidup benar. Prinsip ini diperkuat dalam Mazmur 145:17 : “TUHAN itu adil dalam segala jalan-Nya, kudus dalam segala perbuatan-Nya.” Kebenaran Jahweh menjadi teladan bagi kita, menunjukkan kepada kita nilai dari memilih yang benar di tengah kesengsaraan.
Daud menghadapi penganiayaan dan kesengsaraan, tetapi keyakinannya pada kebenaran Allah tetap teguh. Ini mengingatkan kita pada kata-kata Roma 8:31: “Apakah yang akan kita katakan tentang hal-hal ini? Jika Tuhan di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?” Memilih kebenaran di saat-saat sulit bukan berarti kita tidak akan menghadapi tantangan, tetapi itu berarti Tuhan ada di pihak kita dan akan menguatkan kita.
Mazmur 31 mengajarkan kita bahwa kebenaran bukan hanya pilihan moral, tetapi sumber keamanan dan keyakinan. Ketika kita menghadapi kesengsaraan, kita dapat melihat teladan Daud dan mencari kebenaran dalam pilihan kita. Saat kita melakukan ini, kita sedang membangun kepercayaan kita kepada Tuhan dan mengingatkan diri kita sendiri bahwa Dia setia untuk membimbing dan menopang kita. Sama seperti Daud menemukan kekuatan dalam kesalehan, kita juga dapat menemukan kekuatan dan harapan dalam memilih jalan yang benar, apa pun keadaannya.
Kesetiaan Tuhan di Tengah Kesulitan
Dalam Mazmur 31, Daud membagikan bagaimana kesetiaan Tuhan adalah tempat berlindung yang aman bahkan di tengah kesengsaraan. Dia menunjukkan kepada kita bahwa bahkan ketika kita menghadapi tantangan, kita dapat percaya pada kehadiran Tuhan yang terus-menerus. Janji kesetiaan ini mengingatkan kita pada kata-kata Yesaya 41:10: “Jangan takut, karena aku bersamamu; jangan cemas, karena aku adalah Tuhanmu; Aku akan menguatkanmu, aku akan membantumu, aku akan menopangmu dengan tangan kananku yang setia.” Bahkan di tengah kesengsaraan, Tuhan ada di sisi kita, menguatkan kita dan menopang kita dengan tangan-Nya yang setia.
Daud juga menunjukkan kepada kita bahwa kesetiaan Tuhan bukan sekedar teori, tetapi kenyataan dalam hidupnya. Dia menyatakan: “Di tanganmu aku menyerahkan jiwaku; Engkau telah menebus aku, ya TUHAN, Allah kebenaran.” Penyerahan total ini menunjukkan keyakinan Daud akan penebusan Tuhan. Dengan cara yang sama, Allah menebus kita melalui Yesus Kristus. Dalam 1 Petrus 1:18-19, kita membaca: “Mengetahui bahwa bukan dengan barang-barang yang fana, seperti perak atau emas, kamu ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu terima oleh tradisi dari nenek moyangmu, tetapi dengan yang berharga. darah Kristus, seperti anak domba yang tak bercela dan tak bercacat,” kesetiaan Tuhan dalam menyelamatkan kita adalah bukti nyata akan kasih-Nya yang tiada henti.
Daud menghadapi situasi yang menantang, tetapi dia menemukan penghiburan dalam kesetiaan Tuhan. Dalam Mazmur 23:4 dia menulis, “Sekalipun aku berjalan melalui lembah bayang-bayang maut, aku tidak takut bahaya, karena Engkau besertaku.” Kata-kata ini mengingatkan kita bahwa bahkan dalam situasi yang paling sulit sekalipun, Tuhan menyertai kita, membimbing dan melindungi kita.
Kesetiaan Tuhan seperti jangkar di tengah badai. Ketika angin kesengsaraan bertiup, kita dapat mempercayai janji Tuhan bahwa Dia tidak akan meninggalkan kita. Ibrani 13:5 meyakinkan kita: “Aku tidak akan pernah meninggalkanmu atau meninggalkanmu.” Sama seperti Daud menemukan kenyamanan dalam kesetiaan Tuhan, demikian juga kita dapat menemukan keamanan dalam kehadiran-Nya yang terus-menerus, mengetahui bahwa Dia menyertai kita dalam segala keadaan.
Oleh karena itu, ketika kita menghadapi kesulitan, kita dapat memandang kesetiaan Tuhan sebagai mercusuar pengharapan. Kehadiran Anda yang konstan dan cinta yang tak tergoyahkan menopang kami, bahkan ketika dunia di sekitar kami tidak pasti. Kesetiaan Allah adalah dasar yang kuat di mana kita dapat bersandar, percaya dan menemukan kenyamanan, mengetahui bahwa Dia tidak akan pernah meninggalkan kita.
Pentingnya Pujian dan Syukur
Mazmur 31 mengungkapkan kepada kita bahwa, bahkan di tengah kesulitan, pujian dan syukur memainkan peran mendasar dalam perjalanan rohani kita. Daud menunjukkan kepada kita bagaimana kita dapat menemukan sukacita dan harapan dalam mengenali berkat-berkat Allah, terlepas dari keadaan kita. Dalam ayat Mazmur 31:21 dia berseru, “Terpujilah TUHAN, karena Ia telah menunjukkan belas kasihan yang luar biasa kepadaku.” Ungkapan pujian ini mengungkapkan hati Daud yang bersyukur atas kebaikan Tuhan.
Pentingnya pujian dan syukur sejalan dengan apa yang ditulis Paulus dalam 1 Tesalonika 5:18: “Mengucap syukurlah dalam segala hal, karena itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” Pujian bukan hanya respon atas berkat, tetapi juga sikap yang mendekatkan kita kepada Tuhan di tengah kesulitan.
Daud tidak memikirkan pergumulannya; dia memilih untuk mengarahkan fokusnya pada kebaikan Tuhan. Ini mengingatkan kita pada Filipi 4:4 , yang mengatakan, “Bersukacitalah selalu dalam Tuhan; sekali lagi saya katakan, bersukacitalah. Kegembiraan dan rasa syukur adalah dasar untuk menghadapi tantangan dengan harapan dan keyakinan.
Selanjutnya, David mengakui bahwa rasa syukur adalah pilihan sadar. Dalam ayat 24 dia menyatakan, “Jadilah kuat, dan dia akan menguatkan hatimu.” Itu mengingatkan kita bahwa bahkan di masa-masa sulit, kita dapat berusaha mencari alasan untuk berterima kasih kepada Tuhan. Prinsip ini sejalan dengan Kolose 3:17: “ Dan apa pun yang kamu lakukan, baik dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur kepada Allah Bapa melalui Dia.”
Mazmur 31 mengajarkan kita bahwa pujian dan syukur bukan hanya perasaan, tetapi pilihan kuat yang membentuk perspektif kita. Dengan berfokus pada berkat Tuhan, kita menemukan kekuatan untuk menghadapi tantangan dan mengatasi kesedihan. Daud mendorong kita untuk mengakui kebaikan Tuhan bahkan di tengah kesulitan, yang mengingatkan kita bahwa belas kasihan-Nya selalu mengatasi pergumulan kita.
Oleh karena itu, ketika kita menghadapi kesulitan, kita bisa memilih untuk memalingkan hati untuk memuji dan bersyukur. Itu membantu kita menemukan sukacita dan harapan bahkan dalam situasi yang paling sulit. Sama seperti Daud menemukan kekuatan dalam memberkati Tuhan, demikian juga kita dapat menemukan penghiburan dan pembaharuan di hadirat-Nya saat kita bersyukur atas berkat yang Dia berikan kepada kita setiap hari.
Belas Kasih Tuhan di Saat Kesepian
Mazmur 31 membawa kita dalam perjalanan untuk memahami bagaimana Tuhan menemui kita di saat-saat sepi kita dan memberi kita kenyamanan dan persahabatan. Daud, penulis mazmur ini, mengungkapkan realitas perasaan sendirian dan bagaimana Tuhan adalah jawaban atas pengalaman itu. David telah mengenal kesepian dalam hidupnya. Kadang-kadang, dia mendapati dirinya diasingkan dan dianiaya. Namun, dia juga mengakui kehadiran Tuhan sebagai pelipur laranya. Hal ini mengingatkan kita pada perkataan Yesus dalam Matius 28:20: “Sesungguhnya, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Janji Yesus adalah bahwa Dia bersama kita dalam setiap situasi, bahkan ketika kita merasa sendirian.
Belas kasihan Tuhan seperti cahaya yang bersinar dalam kegelapan kesepian. Mazmur 147:3 mengingatkan kita: “Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati, dan membalut luka-luka mereka.” Itu mengungkapkan hati Tuhan yang berbelas kasih, menjangkau kita di saat-saat sepi kita dan menawarkan penyembuhan dan kenyamanan.
Daud juga mengajarkan kita untuk mencari hadirat Tuhan di tengah kesendirian. Dalam Mazmur 42:11 dia berkata, “Mengapa engkau putus asa, hai jiwaku? Dan mengapa Anda bermasalah dalam diri saya? Taruhlah harapanmu pada Tuhan, karena aku masih akan memuji dia, pertolonganku dan Tuhanku.” Bahkan ketika kesepian berusaha menguasai hatinya, Daud memilih untuk mengarahkan pengharapannya kepada Tuhan.
Kesepian dapat membuat kita merasa tidak berdaya, tetapi Mazmur 68:6 mengingatkan kita, ”Allah membuat orang yang kesepian hidup dalam keluarga.” Tuhan mampu mengisi kekosongan kita dan memberi kita keluarga rohani dan persekutuan khusus dengan-Nya.
Jadi, saat kita menghadapi kesepian, kita dapat menemukan penghiburan dalam kasih sayang Tuhan. Dia selalu bersama kita, siap menghibur dan menguatkan kita. Sama seperti Daud mencari perlindungan kepada Tuhan di saat-saat kesepiannya, demikian juga kita dapat mengandalkan kehadiran-Nya yang terus-menerus dan menemukan penghiburan dalam persekutuan yang kita miliki dengan-Nya.
Kemenangan atas Musuh Spiritual
Mazmur 31:16 membimbing kita untuk merenungkan secara mendalam pertempuran melawan musuh-musuh rohani dan bagaimana Tuhan menjadi pelindung dan pembela kita di saat-saat ini. David, penulis mazmur ini, membagikan pengalamannya tentang pergumulan dan kesulitan rohani, tetapi dia juga menunjukkan kepada kita bagaimana mengandalkan perlindungan Tuhan. Dalam Mazmur 31:16 dia menyatakan, “Buatlah wajahmu bersinar pada hambamu; selamatkan aku dengan kasih setiamu.” Kata-kata ini mengungkapkan keyakinan Daud akan campur tangan ilahi di tengah peperangan rohani.
Daud mengenal musuh yang nyata dan spiritual. Tapi kepercayaannya pada Tuhan sebagai pelindung terbukti dalam kata-katanya. Hal ini mengingatkan kita pada kata-kata Paulus dalam Efesus 6:12: “Sebab perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah dan penguasa, melawan penguasa kegelapan dunia ini, melawan kekuatan roh jahat, di wilayah surga.” Ini adalah pengingat bahwa perjuangan kita melampaui yang terlihat dan membutuhkan perlindungan ilahi.
Daud juga mencari keadilan Tuhan dalam perjuangannya melawan musuh. Dalam ayat 18 dia berkata, “Jangan biarkan aku bingung, ya TUHAN, karena aku telah memanggilmu.” Ini adalah permohonan keadilan ilahi dan penegasan kepercayaan Anda pada Tuhan sebagai hakim yang adil. Yesus juga menjanjikan kebenaran kepada mereka yang bertekun dalam iman. Matius 5:10 berkata, “Berbahagialah orang yang dianiaya karena kebenaran, karena merekalah yang empunya kerajaan surga.”
Daud mengilhami kita untuk menghadapi musuh spiritual dengan keberanian dan kepercayaan pada Tuhan. Dia tidak hanya mencari perlindungan tetapi juga menyatakan: “Buatlah wajahmu bersinar pada hambamu.” Ini adalah pernyataan iman, mengingatkan kita pada kata-kata Mazmur 27:1 : “TUHAN adalah terangku dan keselamatanku; siapa yang harus aku takuti?” Bahkan di tengah pertempuran, Tuhan adalah terang kita yang menghalau kegelapan.
Tuhan adalah pelindung kita di tengah perjuangan melawan musuh spiritual. Intervensi dan keadilan Anda adalah jaminan kemenangan. Kita dapat memercayai perlindungan ilahi, mengetahui bahwa Dia lebih besar daripada kesulitan rohani apa pun. Sama seperti Daud menemukan kekuatan dalam perlindungan Tuhan, kita juga dapat mengandalkan pertahanan-Nya saat kita menghadapi peperangan rohani, mengingat kemenangan sudah menjadi milik kita di dalam Kristus.
Pengharapan yang Berasal dari Memercayai Allah
Mazmur 31 berpuncak pada pesan pengharapan yang kuat yang lahir dari kepercayaan pada Tuhan. David membawa kita dalam perjalanan refleksi tentang bagaimana kita dapat menemukan pembaruan dalam iman, apapun keadaannya. Daud mengetahui saat-saat ketidakpastian dan tantangan, tetapi kepercayaannya kepada Tuhan tetap tak tergoyahkan. Ini mengingatkan kita pada Yeremia 17:7-8: “Berbahagialah orang yang mengandalkan Tuhan, yang mengandalkan Tuhan. Karena dia akan menjadi seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang menjulurkan akarnya ke tepi sungai dan tidak takut ketika panas datang, tetapi daunnya tetap hijau; dan pada tahun kemarau ia tidak bermasalah, juga tidak gagal menghasilkan buah.” Kepercayaan kepada Tuhan memberi kita akar yang dalam dan membuat kita teguh bahkan dalam kesulitan.
Daud mengajak kita untuk menantikan Tuhan dan menemukan pembaharuan di hadirat-Nya. Ia menyatakan: Mazmur 116:1-6: “ Aku mengasihi TUHAN, karena Ia telah mendengar suaraku dan permohonanku.” Ini adalah pernyataan syukur dan cinta kepada Tuhan, yang mendengar doa kita dan menjawab permohonan kita. Yesus juga mendorong kita untuk tinggal di hadirat-Nya dan firman-Nya, seperti yang Dia katakan dalam Yohanes 15:5, “Akulah pokok anggur, kamulah ranting-rantingnya; siapa yang ada di dalam aku, dan aku di dalam dia, dia menghasilkan banyak buah; karena tanpa aku kamu tidak bisa berbuat apa-apa.”
Daud mengakhiri mazmur dengan pesan bahwa harapan datang dari mempercayai Tuhan. Dia menantang kita: “Jadilah kuat dan tabahlah, kamu semua yang menanti-nantikan TUHAN.” Kata-kata ini menggemakan apa yang ditulis nabi Yesaya dalam Yesaya 40:31: “Tetapi orang-orang yang berharap kepada TUHAN akan memperbaharui kekuatannya; mereka terbang dengan sayap seperti elang; mereka berlari dan tidak lelah; mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” Pengharapan yang ditemukan dalam memercayai Allah menguatkan kita dan memampukan kita untuk bertekun.
Pengharapan ditemukan dalam memercayai Allah. Saat kita menantikan Dia, kita menemukan pembaruan dan kekuatan untuk menghadapi kesulitan hidup. Daud menginspirasi kita untuk menaruh kepercayaan kita kepada Tuhan, mengingatkan kita bahwa kehadiran-Nya yang terus-menerus memberi kita harapan yang kita butuhkan untuk menghadapi situasi apa pun. Sama seperti Daud menemukan pembaharuan dalam iman, demikian juga kita dapat mengalami sukacita dan kekuatan yang berasal dari mempercayai Tuhan.
Kesimpulan
Saat kita membahas delapan topik pelajaran di Mazmur 31, kita mempelajari pelajaran mendalam yang Daud bagikan kepada kita. Kami menemukan bahwa di tengah kesengsaraan, sakit hati, kesengsaraan rohani, kesepian dan tantangan, ada satu hal yang tetap: kehadiran Allah, kasih-Nya yang tak tergoyahkan dan kesetiaan-Nya yang tak pernah goyah.
Daud mengajarkan kita untuk mencari perlindungan di tangan Tuhan, menemukan keamanan dalam perlindungan-Nya. Itu menunjukkan kepada kita bagaimana menghadapi penderitaan dengan berserah, percaya pada penebusan-Nya. Pentingnya kebenaran mengingatkan kita bahwa pilihan-pilihan kita dapat menguatkan kita di masa-masa sulit, sama seperti kesetiaan Allah menopang kita melalui kesulitan.
Pujian dan syukur dihadirkan sebagai sumber kegembiraan, mampu mencerahkan hari-hari tergelap sekalipun. Kami menemukan bahwa Tuhan menemani kami dalam kesendirian, menawarkan penghiburan dan persekutuan. Dalam pertempuran melawan musuh spiritual, kita menemukan perlindungan di tangan Tuhan, percaya pada keadilan dan campur tangan-Nya. Dan akhirnya, kita belajar menemukan harapan dan kekuatan dalam mempercayai Tuhan, memperbaharui iman kita di setiap langkah.
Seperti Daud, kita dapat menerapkan pelajaran ini dalam kehidupan kita sendiri. Menghadapi tantangan memang tidak mudah, tetapi dengan mengingat kebenaran Mazmur 31, kita dapat menemukan perlindungan, pengharapan dan pembaharuan di dalam Tuhan. Apa pun perjalanan kita, kita dapat mempercayai kesetiaan Dia yang menciptakan kita, mencintai kita, dan membimbing kita setiap saat. Semoga pelajaran dari mazmur ini menginspirasi kita untuk hidup dengan keberanian, iman dan sukacita, yakin bahwa Tuhan adalah perlindungan kita, kekuatan kita dan sumber pengharapan dan kekuatan kita yang tiada habisnya.