Pelajaran Alkitab tentang Keluaran 5:1-23
Kitab Keluaran dalam Alkitab adalah narasi yang sangat rinci yang membahas periode penting dalam sejarah bangsa Israel, ketika mereka berada di bawah penindasan Mesir dan kemudian dipimpin oleh Musa untuk mencari kebebasan. Dalam pembelajaran Alkitab ini, kita akan mendalami pasal 5, ayat 1 sampai 23, yang menggambarkan momen kritis dalam kehidupan Musa dan bani Israel. Ini adalah kutipan yang menyajikan kepada kita tantangan, kepemimpinan, iman dan kedaulatan Tuhan. Mari kita telusuri ayat-ayat ini secara mendalam, berupaya memahami hikmah yang bisa diambil untuk kehidupan kita saat ini.
Pengharapan Musa dan Pertemuan Pertama dengan Firaun (Keluaran 5:1-3)
Keluaran pasal 5 dimulai dengan Musa dan Harun menghadap Firaun dengan pesan dari Tuhan: “Beginilah firman Tuhan, Allah Israel: Biarkan umat-Ku pergi, agar mereka dapat mengadakan pesta untuk-Ku di padang gurun. ” Bagian ini menandai awal konflik antara Musa, wakil Tuhan, dan Firaun, pemimpin Mesir. Harapan Musa jelas: pembebasan segera sehingga umat dapat beribadah kepada Tuhan di padang gurun.
Namun, jawaban Firaun juga sama jelasnya: “Siapakah Tuhan itu, sehingga aku mendengarkan suara-Nya dan membiarkan Israel pergi? Aku tidak mengenal Tuhan dan aku tidak akan membiarkan Israel pergi” (Keluaran 5:2) . Saat ini kita melihat arogansi dan perlawanan Firaun yang tidak mengakui Tuhan Israel dan tidak mau melepaskan umatnya. Penting untuk dicatat bahwa ini adalah pertemuan pertama antara Musa dan Firaun, dan ini sudah penuh dengan ketegangan.
Meski Musa mengharapkan tanggapan yang berbeda dari Firaun, episode pembukaan ini mengajarkan kita bahwa kehendak Tuhan tidak selalu sejalan dengan harapan kita. Musa menghadapi kesulitan pertama, dan pengalaman ini menggambarkan betapa menantangnya jalan ketaatan kepada Tuhan. Namun justru pada saat-saat seperti inilah iman kita diuji dan dikuatkan. Sebagai orang Kristen, kita juga bisa menghadapi situasi di mana kita mengharapkan jawaban dari Tuhan, namun jawabannya tidak sesuai dengan apa yang kita bayangkan. Pada saat inilah kita dipanggil untuk percaya pada kedaulatan Tuhan, bahkan ketika kita tidak sepenuhnya memahami rencana-Nya.
Menarik untuk dicatat bahwa walaupun tanggapan Firaun adalah perlawanan, tujuan Allah jauh lebih besar. Dia akan melakukan mukjizat yang dahsyat untuk menunjukkan kuasa-Nya dan menyelamatkan bangsa Israel. Ayat ini mengingatkan kita bahwa walaupun keadaan awal mungkin menantang dan mengecewakan, Allah memegang kendali dan bekerja untuk mewujudkan rencana kedaulatan-Nya, yang sering kali melampaui pemahaman kita.
Beratnya Beban Bangsa Israel (Keluaran 5:4-9)
Tantangan yang dihadapi Musa dan bangsa Israel semakin besar ketika Firaun menanggapi permintaan Musa dengan perintah yang secara dramatis mengubah situasi umat Israel. Firaun menyatakan, ”Biarlah orang-orang ini dibebani dengan pelayanan yang berat, agar mereka menyibukkan diri dan tidak percaya pada perkataan dusta.” (Keluaran 5:9) . Alih-alih membiarkan umatnya pergi dan beribadah kepada Tuhan, Firaun malah menambah beban kerja di pundak bangsa Israel yang sudah lelah.
Dalam ayat ini, kita dapat melihat persamaannya dengan pergumulan yang kita hadapi dalam kehidupan kita sendiri. Kadang-kadang, ketika kita berusaha untuk menaati Tuhan dan mengikuti jalan-Nya, kesulitan-kesulitan tampaknya semakin bertambah. Sama seperti bangsa Israel yang dihadapkan pada beban yang lebih berat, kita juga mungkin mendapati diri kita terbebani oleh tantangan-tantangan tambahan ketika kita berusaha untuk hidup sesuai dengan prinsip-prinsip dan tujuan-tujuan Allah.
Namun, penting untuk diingat bahwa Tuhan mengijinkan pencobaan ini bukan untuk merugikan kita, namun untuk menguatkan kita. Terkadang kita menghadapi rintangan yang tampaknya tidak dapat diatasi, namun pada saat inilah kita dituntun untuk bergantung sepenuhnya pada Tuhan. Seperti yang kita baca dalam 1 Korintus 10:13 , “Pencobaan-pencobaan apa pun tidak menimpa kamu, kecuali pencobaan yang biasa dialami manusia; tetapi Tuhan itu setia, yang tidak akan membiarkanmu dicobai melampaui kemampuanmu; tetapi dengan godaan itu, Dia juga akan memberikan jalan keluar, sehingga kamu sanggup menanggungnya.”
Oleh karena itu, meskipun beban bangsa Israel bertambah, hal ini bukanlah akhir dari cerita. Tuhan akan turun tangan dengan cara yang penuh kuasa, menunjukkan kepedulian dan pemeliharaan-Nya. Ini adalah pengingat berharga bahwa ketika kita menghadapi tantangan yang tampaknya tidak dapat diatasi, kita dapat percaya pada kesetiaan dan kuasa Tuhan untuk menyelamatkan kita.
Keluhan Bangsa Israel dan Reaksi Musa (Keluaran 5:10-23)
Ketika penindasan meningkat, bangsa Israel merasa putus asa dan tertindas. Mereka berpaling kepada Musa dan Harun, menyalahkan mereka atas kesulitan yang mereka alami. Mereka berkata kepada Musa, “Tuhan memandang kepadamu dan menghakimi hal ini, karena engkau telah menjadikan kami suatu kekejian di mata Firaun dan di mata hamba-hambanya, sehingga menaruh pedang di tangan mereka untuk membunuh kami” (Keluaran 5: 21 ) .
Reaksi bangsa Israel ini dapat dimengerti. Mereka menderita dan tidak melihat solusinya. Namun, Musa, sebaliknya, menyampaikan keluhannya kepada Tuhan: “Tuhan, mengapa Engkau menyakiti bangsa ini? Mengapa kamu mengirimku? Karena sejak aku menghadap Firaun untuk berbicara atas namamu, dia telah menganiaya bangsa ini; dan kamu tidak menyelamatkan umatmu dengan cara apa pun” (Keluaran 5:22-23) .
Pada titik ini, Musa menghadapi kompleksitas panggilannya . Ia menanggapi panggilan Tuhan untuk memimpin bangsa Israel, namun kini ia merasa terbebani dengan tanggung jawab dan keluhan umat. Musa sedang bergumul dengan keraguan dan pertanyaan, sebuah pengalaman yang juga dihadapi oleh banyak pemimpin dan hamba Tuhan.
Namun, ayat ini mengajarkan kita bahwa membawa kekhawatiran dan keraguan kita kepada Tuhan adalah hal yang wajar. Musa, bahkan dengan ketidakpastiannya, mencari Tuhan dalam doa. Ini adalah pengingat yang kuat bahwa ketika kita merasa kewalahan atau mempertanyakan misi kita, kita dapat menemukan perlindungan dan arahan dalam Tuhan.
Tuhan tidak menegur Musa atas keluhannya, namun memanggilnya untuk melanjutkan misinya memimpin bangsa Israel. Hal ini menggambarkan kesabaran dan kasih karunia Tuhan terhadap umat-Nya, bahkan ketika kita ragu atau bertanya. Seperti yang kita baca di (Yesaya 40:31) , “Tetapi orang-orang yang menantikan Tuhan akan memperoleh kekuatan baru dan akan terbang dengan sayap seperti rajawali; mereka akan berlari dan tidak lelah; mereka akan berjalan dan tidak pingsan.”
Oleh karena itu, ayat ini mengingatkan kita bahwa bahkan ketika kita menghadapi tantangan dan keraguan dalam perjalanan iman kita , kita dapat mempercayai Tuhan untuk memberdayakan dan membimbing kita. Terkadang kesulitan adalah bagian penting dari proses yang kita lalui untuk memenuhi tujuan Tuhan dalam hidup kita.
Hikmah Kitab Keluaran bagi Kehidupan Kita
Saat kita menelusuri Keluaran 5:1-23, kita menemukan sejumlah pelajaran mendalam yang dapat diterapkan dalam kehidupan kita saat ini. Pertama, kita diingatkan bahwa jalan ketaatan kepada Tuhan bisa jadi penuh tantangan, dan jawaban Tuhan tidak selalu sesuai dengan harapan kita. Namun kedaulatan Tuhan di atas segalanya.
Terlebih lagi, ketika kita menghadapi tantangan dan kesulitan yang semakin meningkat, kita dapat percaya bahwa Tuhan sedang bekerja demi kita, menguatkan kita untuk menghadapi cobaan yang kita hadapi. Dialah Tuhan yang memberikan jalan keluar dari godaan dan melakukan mukjizat dalam hidup kita, sama seperti yang Dia lakukan pada bangsa Israel pada masa Keluaran.
Kita juga belajar bahwa menyampaikan kekhawatiran dan pertanyaan kita kepada Tuhan adalah hal yang wajar. Musa menunjukkan kepada kita bahwa, bahkan di saat-saat penuh pertanyaan dan ketidakpastian, doa dan mencari Tuhan sangatlah penting. Tuhan tidak hanya mendengarkan kita, namun juga memberdayakan kita untuk memenuhi misi yang telah Dia percayakan kepada kita.
Pada akhirnya, kitab Keluaran mengingatkan kita bahwa Allah itu setia, berkuasa, dan berdaulat. Dia memenuhi tujuan-Nya, bahkan ketika kita menghadapi rintangan yang tampaknya tidak dapat diatasi. Sebagai orang Kristen, kita dapat percaya bahwa Tuhan sedang bekerja dalam kehidupan kita dan dalam sejarah umat manusia, sama seperti Dia bekerja pada masa Keluaran.
Oleh karena itu, saat kita menghadapi tantangan hidup, marilah kita mengingat hikmah yang bisa diambil dari kitab Keluaran: percaya pada kedaulatan Tuhan, tekun menghadapi kesulitan, mencari Tuhan dalam doa, dan jangan pernah meragukan kesetiaan-Nya. Sebab, sebagaimana Tuhan membebaskan bangsa Israel dari Mesir, Dia juga mampu membebaskan kita dari situasi apa pun yang memenjarakan kita, menuntun kita menuju janji-Nya akan kehidupan yang berkelimpahan dan kekal.