Selamat datang di pelajaran Alkitab kami tentang penolakan. Dalam perjalanan ini, kita akan mengeksplorasi makna dan pentingnya penolakan dalam kehidupan Kristen kita. Pelepasan keduniawian mungkin bukan praktik yang populer saat ini, namun penting bagi kita untuk bertumbuh secara rohani dan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Sepanjang teks ini, kita akan menjelajahi berbagai bagian Alkitab yang mengajarkan kita tentang penolakan dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Ketika kita berpikir tentang penolakan, teladan tertinggi adalah Yesus Kristus. Dia meninggalkan kemuliaan surgawi untuk menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Di dalam Marcos 8:34, Yesus berkata:“Barangsiapa mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.”
Kata-kata ini menunjukkan kepada kita bahwa penolakan adalah syarat untuk mengikuti Yesus. Itu berarti meninggalkan keinginan egois kita dan mengutamakan kehendak Tuhan. Namun, pengunduran diri bukanlah hal yang mudah. Hal ini membutuhkan disiplin, iman dan kepercayaan kepada Tuhan.
Menyerah pada diri sendiri bukan berarti menyangkal identitas atau berhenti mengurus diri sendiri. Itu berarti meninggalkan keegoisan, keinginan tak terkendali akan kekuasaan dan kepuasan keinginan sendiri. Dalam Filipi 2:3-4, Paulus menasihati kita untuk “jangan melakukan apa pun karena ambisi atau kesombongan, tetapi dengan rendah hati menganggap orang lain lebih baik daripada dirimu sendiri.”
Ayat ini mengajarkan kita bahwa pelepasan keduniawian berarti mengutamakan orang lain dan mengupayakan kesejahteraan mereka. Hal ini mencakup mengasihi orang lain, melayani orang yang membutuhkan, dan memaafkan orang yang bersalah kepada kita. Penyangkalan menuntun kita untuk menjalani kehidupan cinta tanpa pamrih dan mencerminkan karakter Kristus.
Tinggalkan barang-barang material dan standar-standar duniawi
Selain menyerahkan diri sendiri, Alkitab juga memerintahkan kita untuk melepaskan harta benda. Di dalam Lukas 12:15, Yesus memperingatkan kita:“Dan dia berkata kepada mereka, Waspadalah dan waspadalah terhadap ketamakan; karena hidup setiap orang tidak bergantung pada banyaknya harta yang dimilikinya.”
Ayat ini mengingatkan kita bahwa identitas dan kebahagiaan kita tidak terikat pada apa yang kita miliki. Kita harus menjadi pengelola yang baik atas sumber daya yang Tuhan berikan kepada kita dan bersedia membagikannya kepada mereka yang membutuhkan. Melepaskan harta benda akan membebaskan kita dari cinta akan uang dan memungkinkan kita menjalani kehidupan yang penuh kemurahan hati dan rasa syukur.
Kita hidup di dunia yang menghargai kesuksesan, ketenaran, dan kesenangan sesaat. Namun, sebagai orang Kristen, kita dipanggil untuk meninggalkan standar-standar dunia dan mengikuti jalan Tuhan. Roma 12:2 Beritahu kami:“Janganlah kamu menjadi serupa dengan adat-istiadat dunia ini, tetapi ubahlah dirimu dengan memperbaharui pikiranmu.”
Bagian ini menantang kita untuk tidak menyesuaikan diri dengan dunia, tetapi untuk mengupayakan transformasi melalui pembaruan pikiran kita. Ini berarti mengisi pikiran kita dengan kebenaran Firman Tuhan dan membiarkannya membimbing pilihan dan tindakan kita.
Contoh penolakan dalam Alkitab
Alkitab penuh dengan contoh orang-orang yang menyerahkan sesuatu demi iman atau ketaatan pada perintah Allah. Berikut beberapa contohnya:
- Abraham: Abraham adalah contoh penting dari penolakan dengan meninggalkan kampung halamannya dan mengikuti Tuhan ke negeri yang tidak dikenal, seperti yang diceritakan dalam Kejadian 12:1-4.
- Moises: Musa merelakan kehidupan mewah dan nyaman di istana Mesir demi membawa bangsa Israel menuju kebebasan, sebagaimana digambarkan dalam Keluaran 2:11-15 dan Keluaran 3:1-10.
- Rute: Ruth meninggalkan akar Moabnya untuk mengikuti ibu mertuanya, Naomi, dan melayani Tuhan Israel. Kisah mereka dicatat dalam Kitab Rut.
- Yusuf (dari Perjanjian Baru): Yusuf, suami Maria, meninggalkan keraguan dan kekhawatirannya untuk menerima tanggung jawab menjadi ayah angkat Yesus, Anak Allah (Matius 1:18-25).
- Para murid: Murid-murid Yesus meninggalkan profesi mereka dan mengikuti Dia, meninggalkan kehidupan lama mereka untuk menjadi penjala manusia (Matius 4:18-22).
- Pemuda kaya: Pemuda kaya yang datang kepada Yesus (Matius 19:16-22) adalah contoh seseorang yang tidak bisa menyerahkan kekayaannya untuk mengikuti Kristus.
- Rasul Pablo: Paulus meninggalkan prestise agama dan status sosialnya untuk mengikuti Kristus, menjadi rasul dan misionaris yang bersemangat (Filipi 3:4-8).
- Maria Magdalena: Maria Magdalena disebutkan sebagai seseorang yang dibebaskan dari tujuh setan dan kemudian meninggalkan gaya hidupnya yang lama untuk mengikuti Yesus (Lukas 8:1-3).
Ini hanyalah beberapa contoh saja, dan Alkitab penuh dengan kisah-kisah tentang orang-orang yang berkorban dan meninggalkan kehidupan keduniawian dalam perjalanan iman mereka. Masing-masing narasi ini menawarkan pelajaran berharga tentang pentingnya penolakan dalam kehidupan orang percaya.
Kesimpulan
Dalam pelajaran Alkitab tentang penolakan ini, kita belajar bahwa penolakan adalah sebuah panggilan bagi semua orang Kristen. Itu berarti meninggalkan keinginan egois kita, melepaskan harta benda, dan mengikuti jalan Tuhan, meskipun hal itu bertentangan dengan standar dunia.
Pengunduran diri bukanlah sebuah perjalanan yang mudah, tapi itu sepadan. Ketika kita meninggalkan diri kita sendiri dan mengikuti kehendak Tuhan, kita mengalami kebebasan sejati dan menemukan tujuan yang lebih besar dalam hidup kita.
Semoga pembelajaran Alkitab tentang penolakan ini menjadi dorongan bagi Anda untuk mencari kehidupan penolakan dan penyerahan total kepada Tuhan. Semoga kita diubahkan melalui pembaharuan pikiran dan hidup sesuai prinsip Kerajaan Allah.
Semoga Tuhan memberkati Anda dengan limpah dalam perjalanan penolakan Anda dan semoga Anda mengalami kepenuhan hidup di dalam Kristus!