Roma 12: 2 mengatakan, “Jangan menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi ubahlah oleh pembaharuan pikiranmu, sehingga kamu dapat membuktikan apa kehendak Tuhan, apa yang baik dan dapat diterima dan sempurna.”
Ayat ini mengajarkan kita bahwa untuk mengalami kehendak Tuhan, kita perlu mengubah diri kita dengan memperbaharui pikiran kita. Sebagai orang Kristen, kita dipanggil untuk hidup menurut standar Allah dan bukan standar dunia. Dan transformasi dimulai dalam pikiran kita.
Dalam pelajaran Alkitab ini, kita akan menyelidiki apa artinya memperbaharui pikiran kita dan bagaimana hal itu mengubah kita. Kita juga akan melihat bagaimana kita dapat menerapkannya dalam hidup kita untuk hidup lebih penuh sesuai dengan kehendak Tuhan.
Apa itu Memperbaharui Pikiran?
Memperbarui pikiran adalah proses yang terjadi ketika kita mulai berpikir sesuai dengan Firman Tuhan. Ketika kita berserah kepada Kristus, pikiran dan sikap kita berubah untuk lebih mencerminkan Kristus daripada diri kita sendiri. Roh Kudus bekerja di dalam kita untuk mengubah pikiran kita dan memperbaharui pikiran kita.
2 Korintus 10: 5 mengatakan, “Menyingkirkan imajinasi dan setiap hal tinggi yang meninggikan dirinya melawan pengetahuan tentang Allah, dan menawan setiap pemikiran untuk ketaatan Kristus.”
Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa pembaharuan pikiran mencakup membuang pikiran-pikiran yang bertentangan dengan pengenalan akan Allah dan membawa semua pikiran kita ke dalam tawanan untuk ketaatan kepada Kristus. Artinya kita perlu mengevaluasi pikiran kita dan memutuskan apakah itu sejalan dengan kehendak Tuhan atau tidak.
Untuk memperbaharui pikiran, kita perlu dipenuhi dengan Firman Tuhan. Membaca dan mempelajari Alkitab membantu kita memahami kehendak Tuhan dan berpikir sesuai dengan itu. Selain itu, kita perlu berdoa meminta Roh Kudus membantu kita memperbaharui pikiran kita dan berpikir sesuai dengan kehendak Tuhan.
Roma 8:5-6 mengatakan, “Karena mereka yang menuruti keinginan daging, memperhatikan hal-hal yang dari daging; tetapi mereka yang mengejar Roh untuk hal-hal dari Roh. Karena keinginan daging adalah kematian; tetapi pikiran Roh adalah hidup dan damai sejahtera.”
Ayat ini mengajarkan kita bahwa jika kita memikirkan daging, pikiran kita akan menjadi kematian, tetapi jika kita memikirkan Roh, pikiran kita akan menjadi hidup dan kedamaian. Ketika kita memperbaharui pikiran kita, pikiran kita menjadi lebih sejalan dengan Roh dan lebih sedikit dengan daging.
Bagaimana Pembaruan Pikiran Mengubah Kita?
Pembaruan pikiran mengubah kita dalam banyak hal. Berikut adalah beberapa cara pembaharuan pikiran dapat mengubah kita:
1. Transformasi Pikiran
Ketika kita memperbaharui pikiran kita, pikiran kita berubah. Alih-alih berpikir menurut dunia, kita mulai berpikir menurut kehendak Allah. Ini membantu kita untuk mendapatkan perspektif yang berbeda tentang berbagai hal dan membuat keputusan yang lebih baik dan lebih bijaksana.
Filipi 4:8 berkata, “Akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang termasyhur, jika ada kebajikan, dan jika ada pujian, Pikirkan tentang itu”.
Ayat ini membimbing kita pada jenis pemikiran yang harus kita kembangkan. Kita harus memikirkan hal-hal yang benar, jujur, adil, murni, indah, dilaporkan baik, bajik, dan layak dipuji. Dengan memperbaharui pikiran kita, kita dapat menyaring pikiran kita dan fokus pada apa yang membangkitkan semangat dan sejalan dengan Firman Tuhan.
2. Transformasi Sikap
Pembaharuan pikiran juga mempengaruhi sikap kita. Ketika pikiran kita selaras dengan kehendak Tuhan, sikap dan perilaku kita mengikuti jalan yang sama. Alih-alih menyesuaikan diri dengan sikap negatif dunia, kita diubah menjadi orang yang mengekspresikan cinta, kebaikan, kesabaran, kerendahan hati, dan kebajikan Kristiani lainnya.
Kolose 3:12-14 menyatakan, “Karena itu, sebagai umat pilihan Allah, yang kudus dan terkasih, kenakan perut belas kasihan, kebaikan, kerendahan hati, kelembutan, kesabaran; saling menanggung, dan saling memaafkan, jika ada yang memiliki keluhan terhadap yang lain; sebagaimana Kristus telah mengampuni Anda, demikian juga Anda. Dan di atas semua ini, balutlah dirimu dengan cinta, yang merupakan pengikat kesempurnaan.”
Ayat-ayat ini menekankan pentingnya mengenakan sikap dan kebajikan yang dihasilkan dari pembaharuan pikiran. Ketika kita melapisi diri kita dengan belas kasihan, kebaikan, kerendahan hati, kelemahlembutan, kesabaran dan kasih, kita menyaksikan karakter Kristus di dalam diri kita dan kita adalah alat perubahan di dunia.
3. Transformasi Hubungan
Pembaruan pikiran juga berdampak besar pada hubungan kita. Ketika pikiran kita diperbarui, kita diberdayakan untuk benar-benar mengasihi dan melayani orang lain. Hubungan kita menjadi lebih sehat, lebih memuaskan, dan lebih harmonis.
Efesus 4:32 menasihati kita, “Bersikap baik satu sama lain, lemah lembut, saling mengampuni, sama seperti Allah di dalam Kristus mengampuni kamu.”
Ayat ini mengingatkan kita bahwa pembaruan pikiran memungkinkan kita untuk menjadi baik, pemaaf, dan pemaaf dalam hubungan. Ketika kita mengalami pengampunan dan kasih karunia Tuhan dalam hidup kita, kita terinspirasi untuk menyampaikan sifat-sifat yang sama itu kepada orang lain. Memperbarui pikiran membantu kita mengatasi keegoisan, sakit hati, dan dendam, membiarkan hubungan kita ditandai dengan cinta, kasih sayang, dan rekonsiliasi.
Lebih lanjut, pembaharuan pikiran menuntun kita untuk mencari kesatuan dalam tubuh Kristus. Efesus 4:3 mengingatkan kita, “Menjaga kesatuan Roh dalam ikatan damai sejahtera.” Ketika pikiran kita diperbarui, kita menghargai dan mencari keharmonisan dan persatuan di antara saudara. Fokus kami beralih dari konflik dan perpecahan ke pembangunan dan penguatan tubuh Kristus.
4. Transformasi Tujuan Hidup
Dengan memperbaharui pikiran kita, kita juga mengalami transformasi mengenai tujuan hidup kita. Alih-alih mengikuti standar dan tujuan dunia ini, kita berusaha untuk hidup menurut kehendak Allah. Kami menemukan tujuan dan panggilan kami di dalam Kristus dan berusaha untuk menjalani kehidupan yang memuliakan Dia.
Roma 12:2, ayat yang menjadi dasar studi ini, mengingatkan kita bahwa pembaharuan budi memungkinkan kita untuk memahami kehendak Allah yang baik, berkenan, dan sempurna. Ketika pikiran kita diperbarui, kita dapat memahami rencana dan tujuan Tuhan bagi kita dan menyelaraskan diri kita dengannya. Hidup kita menjadi ungkapan ibadah dan pelayanan yang hidup kepada Tuhan.
Selanjutnya, pembaharuan pikiran membantu kita untuk memiliki visi yang kekal. Kolose 3:2 menasihati kita, “Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.” Ketika pikiran kita diperbarui, pikiran dan prioritas kita diarahkan kepada Kerajaan Allah. Kita mulai menginvestasikan waktu, sumber daya, dan tenaga kita pada apa yang memiliki nilai kekal.
Kesimpulan
Pembaruan pikiran adalah proses yang berkelanjutan dan vital dalam kehidupan seorang Kristen. Ketika kita membiarkan Firman Tuhan mengubah pikiran dan perspektif kita, kita mengalami perubahan besar di semua bidang kehidupan kita. Pikiran, sikap, hubungan, dan tujuan hidup kita diperbarui sesuai dengan kehendak Tuhan.
Semoga kita mendedikasikan diri kita untuk memperbarui pikiran kita setiap hari, mencari kebenaran Tuhan dalam Firman-Nya dan membiarkan Roh Kudus membimbing kita dalam proses ini. Semoga pembaharuan pikiran memampukan kita menjalani kehidupan yang diubahkan, mencerminkan karakter Kristus dan memenuhi kehendak Allah yang baik, diterima dan sempurna di semua bidang kehidupan kita.