Yosua 24:15 – Ikrar Yosua: Memilih untuk Melayani Tuhan
Kitab Yosua adalah sebuah perjalanan menakjubkan yang membawa kita ke dalam inti kisah umat Israel saat mereka memasuki Tanah Perjanjian. Tokoh sentral dalam epos ini adalah Yosua, penerus Musa, yang memainkan peran penting dalam memimpin dan membimbing umat ini. Ayat yang menonjol sebagai mercusuar komitmen dan kesetiaan kepada Tuhan adalah Yosua 24:15. Dalam pelajaran Alkitab ini, kita akan mendalami ayat ini dan ayat-ayat yang terkait, menggali makna dan penerapannya dalam kehidupan kita. Namun, untuk memahami sepenuhnya konteks dan kedalaman komitmen Yosua, penting untuk menganalisis apa yang mendahului ayat ini.
Perjalanan Bangsa Israel
Sebelum kita membahas Yosua 24:15, penting untuk mengkontekstualisasikan perjalanan umat Israel mulai dari pembebasan mereka dari Mesir hingga masuknya mereka ke Tanah Perjanjian. Narasi alkitabiah memberitahu kita bagaimana Tuhan, melalui Musa, memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir, menyeberangi Laut Merah dan menghadapi tantangan dan mukjizat yang luar biasa di padang gurun. Tuhan memberi mereka Hukum-Nya di Gunung Sinai, membuat perjanjian dengan mereka. Namun karena kemaksiatan dan kekafirannya, generasi ini menghadapi nasib mengembara di padang gurun selama empat puluh tahun. Namun, Tuhan tetap menjaga kesetiaan dan kasih-Nya kepada mereka, menyediakan makanan dan bimbingan selama ini.
Keluaran 3:7-8 (NIV) “TUHAN berfirman: “Aku telah melihat penindasan terhadap umat-Ku di Mesir, dan Aku telah mendengar tangisan mereka karena pemberi tugas mereka, dan Aku tahu betapa menderitanya mereka. Sebab itu Aku turun untuk melepaskan dia dari tangan orang Mesir dan membawa mereka dari sini ke negeri yang subur dan luas, yang berlimpah susu dan madunya: negeri orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, negeri orang Hewi dan orang Yebus.”
Meski Tuhan menjanjikan negeri yang penuh berkah, namun jalan menuju Tanah Perjanjian tidaklah mudah. Generasi sebelum Yosua menyerah pada keraguan, namun Tuhan terus menunjukkan kasih karunia dan kesabaran-Nya. Namun, sudah tiba waktunya untuk menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan dari Musa kepada Yosua.
Suksesi Yosua dan Kepemimpinannya
Yosua adalah seorang pria yang berani dan beriman, kualitas yang membuatnya cocok untuk memimpin bangsa Israel dalam penaklukan Kanaan. Alkitab memberi tahu kita bahwa Yosua dengan setia melayani Tuhan di bawah bimbingan Musa dan dipilih oleh Tuhan untuk memimpin Israel.
Yosua 1:9 (NIV) “Bukankah aku sudah memerintahkan kepadamu? Jadilah kuat dan berani! Jangan takut atau putus asa, karena Tuhan, Allahmu, akan menyertai kamu kemanapun kamu pergi.”
Janji Tuhan kepada Yosua ini merupakan pengingat akan kehadiran Tuhan yang tiada henti dalam hidupnya dan pentingnya keberanian dalam menghadapi tantangan. Memimpin setelah Musa bukanlah tugas yang mudah, namun Yosua memercayai janji Tuhan.
Yosua 24:15 – Komitmen terhadap Pilihan
Sekarang kita sampai pada inti pelajaran ini, Yosua 24:15. Ayat ini merupakan momen krusial, di mana Yosua menyerukan kepada umat Israel untuk mengambil keputusan yang akan membentuk nasib rohani mereka dan hubungan mereka dengan Tuhan.
Yosua 24:15 (NIV) “Tetapi jika kamu menganggap ibadah kepada TUHAN itu jahat, maka pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah: baik dewa-dewa yang disembah nenek moyangmu yang berada di seberang sungai, atau dewa-dewa orang Amori yang negerinya kamu hidup; tetapi aku dan seisi rumahku akan melayani Tuhan.”
Dalam ayat ini, Yosua menyoroti pentingnya pilihan. Ia mengakui bahwa bangsa Israel mempunyai kebebasan untuk memutuskan siapa yang akan mereka layani, namun ia menyatakan, dengan keteguhan dan keyakinan, bahwa ia dan seisi rumahnya akan memilih untuk melayani Tuhan. Hal ini memberi kita pelajaran penting tentang pentingnya pilihan dalam perjalanan rohani kita.
Meskipun mereka menyaksikan mukjizat Tuhan, bangsa Israel masih mempunyai pilihan untuk mengikuti dewa-dewa orang Amori, seperti yang dilakukan nenek moyang mereka. Yosua mengemukakan kepada mereka kenyataan bahwa melayani Tuhan mungkin sulit, namun pilihan untuk menaati Tuhan adalah pilihan yang mendatangkan kehidupan, berkat, dan tujuan.
Kebebasan Memilih dan Kasih Tuhan
Kebebasan memilih merupakan anugerah berharga yang diberikan Tuhan kepada setiap manusia. Meskipun Dia mengundang kita untuk mengikuti-Nya, Dia tidak memaksa kita untuk melakukannya. Namun kebebasan ini disertai dengan kasih Tuhan yang tanpa syarat dan kesabaran-Nya terhadap kita.
2 Petrus 3:9 (NIV) “Tuhan tidak lambat dalam menepati janji-Nya, seperti anggapan sebagian orang. Sebaliknya, Dia sabar terhadapmu, tidak ingin seorang pun binasa, melainkan semua orang bertobat.”
Meski pilihan ada di tangan kita, namun Tuhan rindu pilihan kita untuk melayani Dia. Kesabaran dan kasih-Nya terlihat jelas dalam cara Dia memberikan kesempatan demi kesempatan kepada umat Israel untuk kembali kepada-Nya, bahkan ketika mereka melakukan kesalahan.
Aliansi yang Diperbaharui
Setelah Yosua membuat komitmennya untuk melayani Tuhan, bangsa Israel menanggapinya dengan janji perjanjian mereka sendiri.
Yosua 24:18 (NIV) “Kami juga akan beribadah kepada Tuhan, karena Dialah Allah kami.”
Tanggapan ini menunjukkan bagaimana komitmen Yosua mengilhami bangsa ini untuk menegaskan kembali iman dan komitmennya kepada Tuhan. Ini adalah bukti dampak seorang pemimpin yang berkomitmen kepada Tuhan terhadap orang-orang di sekitarnya.
Kesimpulan: Memilih untuk Melayani Tuhan Saat Ini
Komitmen Yosua yang tercatat dalam Yosua 24:15 merupakan pembelajaran abadi bagi kita semua. Dia mengingatkan kita akan pentingnya memilih untuk melayani Tuhan di dunia yang penuh dengan pilihan dan gangguan. Melalui kajian ini kita melihat bahwa memilih mengabdi kepada Tuhan merupakan sebuah keputusan yang membawa pada hidup berkelimpahan dan berkah Ilahi.
Meskipun kita menghadapi tantangan dan godaan, seperti halnya bangsa Israel, janji Tuhan untuk menyertai kita dan kesabaran-Nya terhadap kita tetap tak tergoyahkan. Seperti Yosua, kita dapat mendeklarasikan hari ini: “Aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan.” Pilihan ini akan membentuk masa kini dan masa depan kita, menyelaraskan kita dengan tujuan Tuhan dan kehendak-Nya bagi hidup kita.
Semoga kita, seperti Joshua, tetap teguh dalam komitmen melayani Tuhan, menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama, sehingga perjalanan rohani setiap orang ditandai oleh kesetiaan, kasih dan berkah Tuhan, bahkan dalam menghadapi tantangan yang kita hadapi.
Share this article
Written by : Ministério Veredas Do IDE
Latest articles
November 3, 2024