Alkitab penuh dengan ajaran yang membantu kita menghadapi kesengsaraan hidup. Salah satu ajaran seperti itu terdapat dalam 2 Korintus 12:9: “Karena itu, aku lebih suka bermegah tentang kelemahanku, supaya kuasa Kristus diam di dalam aku.” Bagian ini mengajarkan kita tentang pentingnya menerima keterbatasan kita dan mempercayai Tuhan untuk mengatasi kelemahan kita.
Saat kita berpikir tentang kelemahan, biasanya kita mengasosiasikan gagasan tentang dosa. Namun, kedua hal ini sama sekali berbeda. Kelemahan adalah keterbatasan yang kita miliki sebagai manusia, sedangkan dosa adalah pelanggaran hukum Allah.
Alkitab mengajarkan kita bahwa kita semua adalah orang berdosa: Karena semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah; dibenarkan dengan cuma-cuma oleh kasih karunia-Nya melalui penebusan dalam Kristus Yesus. Roma 3:23,24 . Namun, Alkitab yang sama juga menunjukkan kepada kita bahwa Tuhan dapat mengubah kelemahan kita menjadi kekuatan dan bahwa kita dapat mengandalkan kuasa-Nya untuk memenangkan pergumulan kita sehari-hari.
Dalam 2 Korintus 12:9 , Paulus menulis, “dan dia berkata kepadaku, kasih karunia-Ku cukup bagimu, karena kekuatanku menjadi sempurna dalam kelemahan. Oleh karena itu saya lebih suka bermegah tentang kelemahan saya, sehingga kuasa Kristus dapat ada pada saya. Ayat ini menunjukkan kepada kita bahwa alih-alih berusaha menyembunyikan atau menyangkal kelemahan kita, kita dapat mengenalinya dan menggunakannya sebagai kesempatan untuk mewujudkan kuasa Tuhan dalam hidup kita.
Karena itu, penting untuk dipahami bahwa kelemahan kita bukanlah tanda dosa atau kelemahan rohani. Itu hanyalah bagian dari sifat manusiawi kita dan dapat diubah menjadi kesempatan untuk kemuliaan Allah.
Artinya “Dengan senang hati aku akan bermegah dalam kelemahanku”
Bagian pertama dari 2 Korintus 12:9 berkata, “Dengan senang hati aku lebih suka bermegah dalam kelemahanku.” Ungkapan ini mungkin tampak aneh pada pandangan pertama, tetapi memiliki makna yang dalam.
Paulus mendemonstrasikan bahwa ia rela bangga akan kelemahannya, karena melalui kelemahan itulah ia mengalami kuasa Kristus dalam hidupnya. Ungkapan ini adalah bagian dari pidato Paulus kepada jemaat di Korintus, di mana dia berbicara tentang pengalaman supernatural yang dia alami dan bagaimana dia tergoda untuk bangga karenanya. Namun, dia mengerti bahwa kekuatan sejati berasal dari Tuhan dan kelemahannya sendiri adalah pengingat akan hal itu.
Ungkapan ini menunjukkan kepada kita bahwa kelemahan bukanlah sesuatu untuk disembunyikan atau dipermalukan, tetapi sesuatu yang dapat digunakan untuk memuliakan Tuhan. Ketika kita mengenali kelemahan kita dan membiarkan Tuhan bekerja dalam hidup kita, kita dapat mengalami kekuatan dan kuasa sejati yang berasal dari-Nya.
Keutamaan Kerendahan Hati
Membanggakan kelemahan berarti mengakui keterbatasan kita dan menerima bahwa kita tidak sempurna. Ini adalah demonstrasi kerendahan hati, suatu kebajikan yang sangat dihargai dalam Alkitab. Kerendahan hati adalah karakteristik yang membantu kita mendekat kepada Tuhan, karena kita menyadari bahwa kita membutuhkan Dia untuk mengatasi kelemahan kita.
Filipi 2: 3-4 , yang mengatakan , “Jangan lakukan apa pun melalui perselisihan atau kesombongan, tetapi dalam kerendahan hati; biarlah masing-masing menganggap orang lain lebih baik dari dirinya sendiri. Biarlah masing-masing tidak memperhatikan apa yang menjadi miliknya, tetapi masing-masing juga memperhatikan apa yang menjadi milik orang lain.” Ayat ini mengajarkan kita bahwa kerendahan hati melibatkan mendahulukan orang lain dan tidak mencari pengakuan pribadi.
menerima keterbatasan kita
Dengan membual tentang kelemahan kita, kita juga menerima bahwa kita terbatas. Kita tidak bisa melakukan semuanya, dan itu normal. Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan menciptakan kita dengan kemampuan dan talenta yang unik, tetapi juga dengan keterbatasan. Menerima keterbatasan kita membantu kita fokus pada apa yang benar-benar penting dan mengerjakan apa yang dapat kita lakukan dengan baik.
2 Korintus 4:7, yang mengatakan, “Tetapi harta ini kami miliki dalam bejana tanah liat, supaya kekuatan yang agung berasal dari Allah, dan bukan dari kami.” Ayat ini menunjukkan kepada kita bahwa kita seperti bejana tanah liat yang rapuh dan terbatas, tetapi Tuhan menaruh hartanya di dalam kita, yaitu kekuatan dan anugerah-Nya. Menerima keterbatasan kita berarti menyadari bahwa kita membutuhkan pertolongan dan kuasa Tuhan dalam hidup kita agar kita dapat melakukan kehendak-Nya dan memenuhi tujuan kita diciptakan.
Belajar dari kesalahan kita
Dengan membual tentang kelemahan kita, kita juga mengakui bahwa kita telah melakukan kesalahan. Dalam Roma 3:23 Alkitab mengajarkan kita bahwa semua orang telah berbuat dosa. Ini berarti bahwa kita semua memiliki kelemahan dan melakukan kesalahan. Namun, penting untuk belajar dari kesalahan ini dan menggunakannya sebagai peluang untuk tumbuh dan berkembang. Menerima kelemahan dan kesalahan kita membantu kita menjadi lebih berbelas kasih kepada orang lain dan lebih rendah hati di hadapan Allah.
1 Yohanes 1:8, yang mengatakan, “Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.” Ayat ini memperkuat gagasan bahwa kita semua adalah orang berdosa dan kita tidak dapat menyangkal keberadaan kelemahan dan kesalahan kita. Mengenali kekurangan kita adalah langkah pertama untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan mencari pertolongan-Nya untuk mengatasinya.
“Supaya kuasa Kristus tinggal di dalamku”
Bagian kedua dari perikop 2 Korintus 12:9 mengatakan, “supaya kuasa Kristus diam di dalam aku.” Artinya dengan menyombongkan kelemahan kita dan menerima keterbatasan kita, kita mengizinkan Tuhan memasuki hidup kita dan memberi kita kekuatan yang kita butuhkan untuk mengatasi kelemahan kita.
Filipi 4:13, yang mengatakan, “Saya dapat melakukan segala sesuatu melalui Kristus yang menguatkan saya.” Ayat ini mengajarkan kita bahwa ketika kita menaruh kepercayaan kita pada Tuhan dan membiarkan Dia menguatkan kita, kita mampu mengatasi kesulitan atau kelemahan apa pun yang kita hadapi. Penting untuk mengenali keterbatasan kita dan meminta pertolongan Tuhan untuk mengatasinya, karena Dialah yang memberi kita kekuatan dan kemampuan yang diperlukan untuk mengatasi tantangan hidup.
Kebutuhan akan rahmat Allah
Kita semua membutuhkan anugerah Tuhan dalam hidup kita. Alkitab mengajarkan kita bahwa kita diselamatkan oleh kasih karunia Allah, bukan karena jasa kita sendiri (Efesus 2:8-9). Demikian pula, ketika kita mengenali kelemahan dan keterbatasan kita, kita membutuhkan anugerah Tuhan untuk membantu kita mengatasinya.
Yakobus 4:6, yang berbunyi, “Tetapi Ia memberikan kasih karunia yang lebih besar. Karena itu dia berkata: Tuhan menolak orang yang sombong, tetapi memberi rahmat kepada orang yang rendah hati”. Ayat ini mengajarkan kita bahwa saat kita menyadari kelemahan dan keterbatasan kita, kita diajak untuk rendah hati dan bergantung pada anugerah Tuhan. Tuhan menentang mereka yang sombong dan percaya diri, tetapi memberikan kasih karunia kepada orang yang rendah hati yang menyadari kebutuhan mereka akan bantuan dan mencari Tuhan dalam kelemahan mereka.
Pentingnya Mengandalkan Tuhan
Memercayai Tuhan berarti menaruh kepercayaan kita kepada-Nya daripada kemampuan atau kekuatan kita sendiri. Alkitab mengajarkan kita bahwa Allah adalah perlindungan dan kekuatan kita, pertolongan yang sangat hadir dalam kesulitan (Mazmur 46:1). Ketika kita percaya kepada Allah, kita dapat yakin bahwa Dia akan memberi kita kekuatan yang kita perlukan untuk mengatasi kelemahan kita.
Amsal 3:5-6, yang mengatakan, “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan jangan bersandar pada pengertianmu sendiri; akuilah Tuhan dalam segala jalanmu, dan Ia akan meluruskan jalanmu.” Ayat ini menekankan pentingnya mempercayai Tuhan di semua bidang kehidupan kita, bukan hanya di saat lemah. Ketika kita menaruh kepercayaan kita kepada Tuhan, Dia membimbing dan membimbing kita dalam semua keputusan kita dan memberdayakan kita untuk menghadapi tantangan apa pun yang mungkin menghadang kita.
Bagaimana Kekuatan Tuhan Dapat Membantu Kita Mengatasi Kelemahan Kita
Ketika kita mengizinkan Tuhan masuk ke dalam hidup kita dan membantu kita mengatasi kelemahan kita, Dia memberi kita kekuatan yang kita butuhkan untuk melakukan apa yang perlu kita lakukan. Alkitab mengajarkan kita bahwa “Aku dapat melakukan segala sesuatu melalui Kristus yang menguatkan aku” (Filipi 4:13). Ketika kita percaya kepada Tuhan dan mencari kekuatannya, kita dapat mengatasi kelemahan kita dan menghadapi tantangan apa pun.
Yesaya 40:29, yang mengatakan, “Dia menguatkan yang lelah dan memberi kekuatan besar kepada yang lemah.” Ayat ini menunjukkan kepada kita bahwa Tuhan mampu menguatkan kita ketika kita lelah dan lemah. Sewaktu kita mengizinkan Dia masuk ke dalam hidup kita dan membantu kita mengatasi kelemahan kita, kita dapat mengalami kuasa dan kekuatan yang datang dari Dia. Memercayai Tuhan dan mencari pertolongan-Nya memungkinkan kita untuk menghadapi tantangan hidup dengan keberanian dan tekad.
Contoh-contoh alkitabiah tentang orang-orang yang menemukan kekuatan dalam kelemahan mereka
Alkitab penuh dengan contoh orang yang menemukan kekuatan dalam kelemahan mereka. Berikut beberapa contohnya:
Paulus
Paulus adalah salah satu pemimpin terbesar di gereja mula-mula, tetapi dia juga memiliki kelemahan yang mengganggunya. Dia menyebutnya “duri dalam daging” (2 Korintus 12:7). Meskipun kita tidak tahu persis apa duri itu, kita tahu bahwa Paulus berdoa kepada Allah tiga kali agar duri itu disingkirkan. Namun, Tuhan menjawab, “Kasih karunia-Ku cukup bagimu, karena kekuatan-Ku menjadi sempurna dalam kelemahan” (2 Korintus 12:9). Paulus belajar untuk percaya pada kasih karunia Allah dan menemukan kekuatan dalam kelemahannya.
moises
Musa adalah seorang pemimpin yang hebat, tetapi dia juga memiliki kelemahan: gagap. Dia merasa sulit berbicara di depan umum dan meminta Tuhan untuk mengambil masalah itu darinya. Tetapi Tuhan menjawab, “Dan Tuhan berkata kepadanya, Siapa yang membuat mulut manusia? atau siapa yang membuat bisu, atau tuli, atau melihat, atau buta? Bukankah aku Tuhan? Jadi pergilah sekarang, dan aku akan menemani mulutmu dan mengajarimu apa yang harus dikatakan.” Keluaran 4:11,12 . Ini adalah bagian yang kuat dari Alkitab yang mengajarkan kita untuk mempercayai Tuhan bahkan ketika kita merasa lemah dan tidak mampu.
Menurut 2 Korintus 12:9, kita dapat bermegah dalam kelemahan kita, karena pada saat kita lemah kuasa Kristus berdiam di dalam kita. Alih-alih berusaha menyembunyikan atau menyangkal kelemahan kita, kita dapat mengenalinya dan mempercayai Tuhan untuk membantu kita mengatasinya.
Ini tidak berarti kita harus berhenti berusaha memperbaiki atau mengatasi kelemahan kita. Sebaliknya, kita harus menyadari bahwa kita membutuhkan pertolongan Tuhan dan percaya pada kekuatannya untuk membantu kita tumbuh dan menjadi lebih kuat.
Ketika kita mengenali kelemahan kita dan percaya kepada Tuhan, kita juga bisa lebih berbelas kasih dan baik kepada orang lain. Kami tahu bahwa setiap orang memiliki kelemahan dan tantangan, dan kami dapat saling memberikan dukungan dan dorongan daripada penilaian atau kritik.
Singkatnya, bagian dari 2 Korintus 12:9 mengajarkan kita untuk percaya kepada Tuhan dan kasih karunia-Nya, bahkan ketika kita merasa lemah atau tidak mampu. Dengan mengenali kelemahan kita dan memercayai Tuhan untuk membantu kita, kita dapat tumbuh dan menjadi lebih kuat, dan kita juga dapat menjadi lebih berbelas kasih dan baik kepada orang lain.
Selanjutnya, bagian ini mengajarkan kita untuk mengubah perspektif kita tentang kelemahan kita. Alih-alih melihatnya sebagai kerugian atau sumber rasa malu, kita bisa melihatnya sebagai kesempatan bagi kuasa Tuhan untuk dimanifestasikan dalam hidup kita.
Ini tidak berarti kita harus mencari atau mengharapkan kelemahan, tetapi kita dapat belajar untuk menerimanya sebagai bagian dari kemanusiaan kita dan mempercayai Tuhan untuk membantu kita mengatasinya. Ketika kita mendekati Tuhan dengan kerendahan hati dan kepercayaan, Dia dapat memberdayakan kita untuk melakukan hal-hal yang tidak pernah kita pikirkan dapat kita lakukan sendiri.
Dengan membaca dan merenungkan bagian Alkitab ini, kita dapat menemukan dorongan dan kekuatan untuk menghadapi tantangan dan kelemahan kita. Kita dapat mengingat bahwa kita tidak sendiri dan bahwa Tuhan selalu bersama kita, menawarkan kepada kita kasih karunia dan kuasa-Nya.
Kemudian, alih-alih merasa malu atau berusaha menyembunyikan kelemahan kita, kita dapat bermegah di dalamnya dan mempercayai Tuhan untuk membantu kita mengatasinya. Dengan demikian, kita dapat mengalami kuasa anugerah Allah yang mengubahkan dalam hidup kita.
Sebagai penutup, 2 Korintus 12:9 mengajarkan kita untuk mempercayai Tuhan dalam segala keadaan, termasuk kelemahan kita. Kita dapat mengingat bahwa kuasa Tuhan menjadi sempurna dalam kelemahan kita dan mempercayai kasih karunia-Nya untuk membantu kita mengatasinya. Semoga kita menemukan kekuatan dan dorongan dalam kebenaran ini dan membiarkan Tuhan bekerja di dalam kita dan melalui kita.
2 Korintus 12:9 Tanya Jawab
Bagaimana saya dapat menerapkan pelajaran ini dalam kehidupan saya sehari-hari?
- Anda bisa mulai dengan mengubah perspektif Anda tentang kelemahan Anda dan meminta Tuhan untuk membantu Anda menghadapinya. Juga, Anda dapat mengingat bahwa Tuhan selalu bersama Anda, menawarkan kasih karunia dan kuasa-Nya.
Bagaimana saya bisa belajar lebih banyak tentang Alkitab?
- Anda bisa mulai dengan membaca Alkitab setiap hari dan mempelajarinya dengan orang lain di komunitas iman Anda. Selain itu, ada banyak sumber daring yang tersedia untuk membantu Anda memperdalam pemahaman Anda tentang Alkitab.
Bagaimana saya bisa berdoa memohon bantuan dalam kelemahan saya?
- Anda bisa mulai dengan meminta Tuhan memberi Anda kekuatan dan hikmat untuk menghadapi kelemahan Anda. Juga, Anda dapat meminta Dia untuk menunjukkan kepada Anda bagaimana menggunakan kelemahan Anda untuk kemuliaan-Nya.
Mengapa penting untuk memercayai Allah dalam kelemahan kita?
- Ketika kita memercayai Tuhan dalam kelemahan kita, kita mengakui ketergantungan kita pada-Nya dan membiarkan Dia bekerja di dalam kita dan melalui kita. Itu membantu kita mengalami kekuatan transformasi dari kasih karunia Allah dalam hidup kita.
Bagaimana saya dapat menemukan dorongan di saat lemah?
- Anda dapat mengingatkan diri sendiri bahwa Tuhan selalu bersama Anda dan bahwa Dia telah berjanji tidak akan pernah meninggalkan atau meninggalkan Anda. Selain itu, Anda dapat mencari dukungan dan dorongan dari orang lain di komunitas iman Anda.
Ayat “Karena itu dengan senang hati saya lebih suka bermegah tentang kelemahan saya, sehingga kuasa Kristus dapat tinggal di dalam saya” adalah pesan pengharapan yang kuat bagi kita semua. Itu mengingatkan kita bahwa sebagai manusia kita semua memiliki kelemahan dan keterbatasan, tetapi Tuhan dapat menguatkan dan memberdayakan kita melalui itu.
Ketika kita mengenali kelemahan kita dan bergantung pada Tuhan untuk membantu kita mengatasinya, kita memberi ruang bagi Dia untuk bekerja dalam hidup kita dengan cara yang penuh kuasa. Alih-alih mencoba menyembunyikan atau menyangkal kelemahan kita, kita dapat menggunakannya sebagai kesempatan untuk bertumbuh dalam iman kita dan lebih mempercayai Tuhan.
Kiranya kita selalu mengingat pesan pengharapan ini dan mempercayai Tuhan dalam segala bidang kehidupan kita, terutama kelemahan-kelemahan kita. Dengan Dia di sisi kita, kita dapat menghadapi tantangan apa pun yang diberikan kehidupan kepada kita dan mengalami sukacita dan kedamaian yang hanya datang dari Dia.